Kholil, Ahmad (2018) Pandangan ulama Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah kota Malang tentang fatwa nikah Misyar Yusuf Qardhawi. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
13210061.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Nikah misyar adalah model pernikahan seorang istri diperkenankan untuk melepaskan hak mendapatkan nafkah dari suami. Pernikahan ini seringkali terjadi ketika seorang perempuan telah melewati batas usia pernikahan dan mapan secara ekonomi sehingga perempuan tersebut tidak lagi membutuhkan nafkah dari suami tetapi hanya memerlukan kebutuhan batiniah dari suami tersebut. Pernikahan ini terjadi juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman ditengah-tengah kondisi masyarakat yang global. Nikah misyar ini masih jarang diperbincangkan oleh ulama Indonesia karena tergolong jenis pernikahan model baru, oleh karenanya penulis tertarik mengkaji pernikahan misyar menurut pandangan ulama Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah kota Malang. Karena ulama-ulama dari dua organisasi inilah yang dijadikan panutan mayoritas umat muslim kota Malang dalam menghadapi permasalahan Agama. Adapun rumusan masalah penelitian ini, antara lain: Bagaimana pandangan ulama NU dan Muhammadiyah kota Malang tentang fatwa nikah Misyar Yusuf Qardhawi? dan Bagaimana perbedaan pandangan tentang fatwa nikah misyar Yusuf Qardhawi antara ulama NU dan Muhammadiyah di kota Malang?.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian empiris atau dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Untuk data yang dikumpulkan berupa data primer, data sekunder, dan data tersier yang dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi yang kemudian data tersebut diedit, klasifikasi, verifikasi, dan analisa.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil analisis pandangan ulama NU dan Muhammadiyah kota Malang tentang fatwa nikah misyar Yusuf Qardhawi yakni sebagai berikut, pertama, ulama NU dan Muhammadiyah kota Malang berpendapat bahwa nikah misyar boleh dilakukan selagi syarat dan rukunnya terpenuhi. Kedua, ulama NU dan Muhammadiyah kota Malang berpendapat bahwa maqashidun nikah didalam nikah misyar dapat tercapai akan tetapi tidak bisa maksimal karena suami hanya mempunyai kewajiban menafkahi isteri secara batin saja. ketiga, ulama NU dan Muhammadiyah kota Malang berpendapat bahwa, dalam praktek nikah misyar hak dan kewajiban suami isteri hanya sedikit yang dapat terpenuhi. Ulama NU dalam hal berpendapat merujuk pada kitab klasik ulama empat madzhab khusunya lebih condong pada madzhab Syafi’i. Sedangkan ulama Muhammadiyah merujuk langsung pada al-Qur;an dan as-Sunnah, serta ada tambahan pendapat dari salah satu madzhab empat, namun dipilih yang kuat dan tidak bertentangan dengan dua rujukan utama.
ENGLISH:
misyar marriageis a model of marriage a wife allowed to waive the right to make a living from her husband. Marriage is often the case when a woman has passed the age limit marriage and financially secure so that women no longer need husbands provide but simply requires the inner needs of the husband. This marriage took place is also influenced by the times in the midst of the global community conditions. Misyar marriage is still rarely discussed by scholars of Indonesia as it pertained kind of marriage a new model, therefore the authors interested in reviewing the misyar marriage in the view of scholars of Nahdlatul Ulama (NU) and Muhammadiyah Malang. Because scholars from the two organizations is used as a role model Malang majority Muslims in the face of religious issues. The formulation of research problems, such as: How do the views of scholars NU and Muhammadiyah Malang on Yusuf Qaradawi fatwa Misyar marriage? andHow different views of Yusuf Qaradawi fatwa misyar marriage between scholars of NU and Muhammadiyah in Malang ?.
This research included in this type of empirical research or by using qualitative descriptive approach. For data collected in the form of primary data, secondary data, and the data tertiary done with interviews and documentation then the data is edited, classification, verification, and analysis.
From these results it can be concluded that the results of the analysis of the views of scholars NU and Muhammadiyah Malang on misyar marriage Yusuf Qaradawi fatwa which is as follows, first, scholars NU and Muhammadiyah Malang found misyar marriage may be performed while the terms and the pillars are met. Secondly, scholars of NU and Muhammadiyah Malang found misyar marriage in the marriage goal can be achieved but not maximized because the husband has an obligation to provide for his wife only by mind alone. Third, scholars NU and Muhammadiyah Malang found, in practice misyar marriage conjugal rights and obligations that can be met only slightly. NU clerics in the opinion refers to the classics scholars favors four schools especially in the Shafi'i madhhab.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Mahmudi, Zaenul | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Ulama NU dan Muhammadiyah; Nikah misyar; Ulama NU and Muhammadiyah; Misyar marriage | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | M. Nawa Syarif Fajar Sakti | ||||||
Date Deposited: | 09 May 2019 15:12 | ||||||
Last Modified: | 09 May 2019 15:12 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/14006 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |