Permadi, Kanya Preyas (2016) Analisis komparatif struktur permodalan, pertumbuhan aset dan Market Share pada Bank Umum Syariah atas kebijakan Spin Off. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
15540062.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Preview |
Abstract
مستخلص البحث
وجود القانون رقم 21 لسنة 2008 عن المصرفية الشريعة التى أدت إلى السياسة ، أحدها هي مطالبة وحدات الأعمال الشرعية بالابتعاد عن والديها وتصبح المصرفية الشريعة العامة خلال 15 سنوات من سن القانون. وفقا لرئيس السابق لرابطة البنك الاسلامي الاندونيسي (Asbisindo) ، أحمد رضوان أمين ، يبدو أن السياسة بحيث كثير من إدارة البنوك الشرعية الجديدة التي تواجه صعوبة في تطويرها بعد الاﻧﺗﮭﺎءية. حتى الآن قالت بيانات سلطة الخدمات المالية أنها هناك 21 UUS لم تقم فصلاعن الشركة الأم ، بينما بقي الوقت المتبقي لوحدة الأعمال الشرعية 5 سنوات فقط حتى 2023 المستقبل. قبل بدء عملية العرضية، تحتاج وحدة الأعمال الشرعية إلى الاهتمام بالعوامل المحركة الرئيسية للشركة ، فهي رأس المال والأصول ، و الغرض من تلك الاﻧﺗﮭﺎءية ، أي زيادة الحصة السوقية للمصارف الإسلامية. وبالتالي ،المتغيرات في هذا البحث هي هيكل رأس المال (X1) ونمو الأصول (X2) وحصة السوقية (X3)
استخدمت اﻟﻌﯾﻧﺔ الﻣﺻرﻓﯾﺔ الﺷرﯾﻌﺔ المدرجة ﻓﻲ ﺑﻧك إﻧدوﻧﯾﺳﯾﺎ واﻟﺗﻲ ﺗﺟري ﻋﻣﻟﯾﺔ الاﻧﺗﮭﺎءية النزﯾﮭﺔ ، وھﻲ BNI الشريعة و BJB الشريعة ﺧﻼل اﻟﻔﺗرة 2005 - 2015. الطريقة التحليلية هي اختبار الفرق 2 العينات المقترنة واختبار ويلكوكسون باستخدام برنامج SPSS لإصدار 21.00.
دلت نتائج اختبار التحليل القائم على هيكل رأس المال الذي قد قيس باستخدام CAR أن عدم وجود الفروق الإحصائية قبل وبعد الاﻧﺗﮭﺎءية. دلت مقارنة بين نمو الأصول قبل وبعد الاﻧﺗﮭﺎءية أن عدم وجود الفروق الإحصائية. دلت الحصة السوقية إلى وجود فرق كبير قبل وبعد الاﻧﺗﮭﺎءية.
ABSTRACT
The presence of Law Number 21 of 2006 concering Sharia Banking which gave rise to a policy, one of which was to require Sharia Business Units to break away from their parent (main) company and become Sharia Commercial Banks within 15 years of the law enactment. According to the former chairman of the All-Indonesian Syariah Bank Association (Asbisindo), Achmad Riawan Amin, the policy is seemed to be forced so that there are many new sharia bank management that have difficulty in developing it after spin-off. Financial services authority data stated that until now there are 21 UUS that have not made a separation from the parent, while the remaining time held by the Sharia Business Unit is only 5 years left until 2023 later. Before conducting a spin off, the Sharia Business Unit needs to pay attention to the main driving factors of the company, namely capital and assets, as well as the purpose of spin off itself, namely increasing the market share of Islamic banks. So the variables are capital structure (X1), asset growth (X2) and market share (X3).
The sampel used a sharia bank registered at Bank Indonesia which conducted a pure spin off process, namely BNI Syariah and BJB Syariah during the period of 2005-2015. The analytical method used the Difference Test of 2 Paired Samples and the Wilcoxon Test used the SPSS program of 21.00 versions.
The results of the analysis test based on the capital structure measured by using CAR showed there was no significant difference before and after spin off. The comparison of asset growth showed there was no significant difference before and after the spin off. Market share showed there was no significant difference before and after spin off.
ABSTRAK
Hadirnya Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang memunculkan kebijakan salah satunya yaitu mewajibkan Unit Usaha Syariah melepaskan diri dari induknya dan menjadi Bank Umum Syariah dalam jangka waktu 15 tahun sejak berlakunya Undang-undang tersebut. Menurut mantan ketua umum Asosiasi Bank Syariah Seluruh Indonesia (Asbisindo), Achmad Riawan Amin, kebijakan tersebut seolah terkesan dipaksakan sehingga terjadi banyak manajemen bank syariah baru yang sulit mengembangkan diri setelah spin off. Data OJK menyebutkan hingga saat ini masih terdapat 21 UUS yang belum melakukan pemisahan dari induk, sedangkan sisa waktu yang dimiliki oleh Unit Usaha Syariah hanya tersisa 5 tahun lagi hingga 2023 nanti. Sebelum melakukan spin off, Unit Usaha Syariah perlu memperhatikan faktor utama penggerak perusahaan yakni modal dan aset, serta tujuan dari spin off itu sendiri yakni peningkatan market share bank syariah. Sehingga variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur permodalan (X1), pertumbuhan aset (X2) dan market share (X3).
Sampel yang digunakan adalah BUS yang terdaftar di Bank Indonesia yang melakukan proses pemisahan (spin off) dari UUS, yaitu BNI Syariah dan BJB Syariah selama periode 2005-2015. Metode analisis yang digunakan adalah Uji Beda 2 Sampel Berpasangan dan Uji Wilcoxon menggunakan program SPSS versi 21.00.
Hasil uji analisis berdasarkan struktur permodalan yang diukur menggunakan CAR menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah spin off. Perbandingan pertumbuhan aset sebelum dan setelah spin off menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan. Market share menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah spin off.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Aisyah, Esy Nur | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | هيكل رأس المال; نمو الأصول; الحصة السوقية; الاﻧﺗﮭﺎءية; المصرفية الإسلامية; Capital Stucture; Asset Growth; Market Share; Spin Off; Islamic Banking; Struktur Permodalan; Pertumbuhan Aset; Market Share; Spin Off; Perbankan Syariah | ||||||
Departement: | Fakultas Ekonomi > Jurusan Perbankan Syariah | ||||||
Depositing User: | Mohammad Syahriel Ar | ||||||
Date Deposited: | 26 Apr 2019 15:35 | ||||||
Last Modified: | 26 Apr 2019 15:35 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/13957 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |