Kurniansyah, Ahmad Agung (2019) Istri sebagai pencari nafkah utama perspektif Urf dan Akulturasi budaya Redfield: Studi kasus di RW Sani Sari, Dusun Mundukkunci, Desa Tegalinggah, Kabupaten Singaraja, Provinsi Bali. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
16781010.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) | Preview |
Abstract
ABSTRACT
The wife as the main breadwinneris a common phenomenon of Bali island people. This phenomenon generally occurs in Sudra-caste Hindus people. Most people in the village of Tegalinggah are Sudra-caste. The coming of Islam in Tegalinggah Village, Mundukkunci, RW Sani Sari began with the arrival of Muslim Bugis who migrated and stayed in Bali. In their daily lives the Bugispeople were guided by Islamic teachings. Because there is direct contact between Islamic culture and local culture through trade transaction, marriage and others, so there is acculturation between the two cultures. This phenomenon causes the wife run asmain breadwinnerin Muslim couples.
This research aims to discover the background of the coming up the wife as the main breadwinnerin Mundukkunci, RW Sani Sari, Singaraja Bali also to find out the wife's status as the main breadwinnerin the perspective of cultural acculturation by Redfield.
This is the field research in form of case studies. The data used are primary data which researchers obtained from interviews and documentation, then the data were analyzed using Redfield cultural acculturation theory, to check the validity of the data the researcher used the data triangulation method.
The results showed that: 1. there were three factors that became the background of the emergence of the phenomenon of the wife as the main breadwinnerin RW Sani Sari, Mundukkunci Village, Singaraja Regency, and Bali Province. first, the factor of the husband's inability to meet family needs. Second, because of the lack of husband's income in fulfilling household needs. Third, because of tradition factors. 2. In terms of the Urf, the phenomenon of the wife as the main breadwinner is divided in two. First, Urf Shohih. Second,Urf Fasid. There are three forms of cultural acculturation in this research. First: origination, origination can be seen in inheritance rights obtained by Hindu women when they converted to Islam as an implication of the collective rights between husband and wife. Second, syncretism can be seen from the collaboration and shared responsibility between husband and wife to fulfill family needs. Third, rejection in this case occurs when wife as the main breadwinner being replaced with wife as a husband's assistant or collaborative working with her husbandin fulfilling household needs.
ABSTRAK
Istri sebagai pencari nafkah utama merupakan fenomena yang biasa terjadi di pulau Bali. umumnya fenomena tersebut terjadi pada pasangan suami istri yang beragama Hindu yang berkasta Sudra. Mayoritas masyarakat Desa Tegalinggah berkasta Sudra. Masuknya agama Islam di RW Sani Sari, Dusun Mundukkunci, Desa Tegalinggah berawal dari datangnya suku Bugis Muslim yang merantau dan menetap di Bali. dalam kesehariannya suku Bugis menjalani kehidupan dengan berpedoman ajaran Islam. Karena adanya kontak langsung antara budaya Islam dengan budaya lokal maka terjadilah akulturasi budaya sehingga fenomena istri sebagai pencari nafkah utama juga terjadi pada pasangan suami istri yang beragama Islam.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang munculnya fenomena istri sebagai pencari nafkah utama, juga untuk mengetahui bagaimana fenomena istri sebagai pencari nafkah utama jika ditinjau dengan teori urf dan akulturasi budaya Redfield.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Pengumpulan data diperoleh dari wawancara dan dokumentasi pada pasangan suami istri yang istrinya sebagai pencari nafkah utama, data tersebut dianalisis dengan teori urf dan akulturasi budaya Redfield,Pengecekan keabsahan data dilakukan menggunakan metode trianggulasi data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1. Ada tiga faktor yang menjadi latar belakang munculnya fenomena istri sebagai pencari nafkah utama, diantaranya: Pertama,.faktor ketidakmampuan suami dalam mencari nafkah. Kedua, karena kurangnya penghasilan suami. Ketiga,faktor adat. 2. Dilihat dari segi urf fenomena istri sebagai pencari nafkah utama dibagi dua,. Pertama,. urf shohih. Kedua,. urf fasid. Bentuk akulturasi budaya pada penelitian ini ada tiga. Pertama : orijinasi, orijinasi dapat dilihat pada hak waris yang diperoleh wanita Hindu ketika masuk agama Islam sebagai implikasi dari hak bersama suami istri. Kedua, sinkretisme dapat dilihat dari adanya kerjasama dan tanggung jawab bersama antara suami istri untuk memenuhi kebutuhan keluarga Ketiga, penolakan dalam hal ini terjadi pada istilah istri sebagai pencari nafkah utama diganti menjadi istri sebagai pembantu suami dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga atau istri bekerja sama dengan suami dalam untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Item Type: | Thesis (Masters) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Mufidah, Mufidah and Toriquddin, Moh | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | Wife; Main Breadwinner; Cultural Acculturation; Istri; Pencari Nafkah Utama; Urf; Akulturasi Budaya Redfield | |||||||||
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister al-Ahwal al-Syakhshiyyah | |||||||||
Depositing User: | Mohammad Syahriel Ar | |||||||||
Date Deposited: | 26 Mar 2019 15:41 | |||||||||
Last Modified: | 05 May 2023 14:29 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/13509 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |