Harfi, Ni’mah Fikriyah (2018) Urgensi Nikah Endogami di Kalangan Pesantren Perspektif Pengasuh Pondok Pesantren di Malang Raya. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
14210012.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK
Pernikahan adalah bagian dari sunnah para Nabi dan Rasul. Sunnah yang menghendaki dua orang yang berbeda latar belakang dan pemikiran untuk bersatu dalam rumah tangga. Guna menunaikan sunnah Nabi ini, beberapa pondok pesantren dewasa ini, memiliki tradisi yang unik, yaitu pernikahan endogami atau pernikahan kekerabatan. Salah satu alasannya adalah agar pondok pesantren memiliki keturunan yang paham agama dan mampu menjadi penerus pondok pesantren.
Fokus penelitian ini adalah pada pernikahan endogami yang diterapkan di pesantren di Malang Raya. Setidaknya ada dua rumusan masalah yang penulis cantumkan. Pertama, bagaimana fenomena pernikahan endogami di pondok pesantren di Malang Raya, dan yang kedua, bagaimana pandangan pengasuh tentang pernikahan endogami di pondok pesantren di Malang Raya. Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penulis menjadikan data wawancara sebagai data primer, sedangkan data sekunder berasal dari buku-buku, jurnal dan penelitian terdahulu yang berkaitan. Metode mengolah data dengan tahapan editing, klasifikasi data, verifikasi, analisis data, dan kemudian kesimpulan.
Kesimpulan yang penulis dapatkan setelah melalui proses meneliti yaitu, pertama, pernikahan kekerabatan di pesantren sangat banyak bisa mencapai 80% dalam satu pondok. Di antara yang memengaruhi kelestarian nikah kekerabatan ini ialah kesukuan, yakni suku Madura. Nikah kekerabatan ini diawali perjodohan yang hanya dikomunikasikan antar orang tua, kemudian di lanjutkan akad jika dirasa waktunya sudah tepat. Sejauh ini, pelaksanaan akad hingga resepsi sesuai dengan tuntunan syari’at. Kedua, nikah kekerabatan ini orientasi tujuannya agar pondok pesantren memiliki keturunan yang mampu melanjutkan memimpin pondok pesantren. Adapun mengenai risiko kesehatan, mereka menyatakan tidak terlalu peduli dengan penelitian medis, namun hanya percaya dan pasrah pada ketentuan Allah SWT. sedangkan risiko kedua dari segi konflik, responden terbilang sangat kompak dalam mengatasi masalah rumah tangga. Mayoritas responden menyatakan setuju untuk melanjutkan tradisi menikah endogami ini.
ABSTRACT
Marriage is part of the ways of the messenger. The tradition to unite in households two different persons background and thought. To give way of it, some islamic boarding school today, having unique tradition, the marriage endogamy or marriage kinship. One of the reason is that islamic boarding school having descent who understands religion and capable of being successor islamic boarding school.
The focus of this study is on a marriage endogamy applied in islamic boarding school in Malang Raya. There are at least two formulation of a problem. First, how the phenomenon of marriage endogamy in islamic boarding school in Malang Raya, and the second, how about a marriage endogamy in view of the civil in islamic boarding school in Malang Raya. The methode that was used to this research is the methode qualitative descriptive. Writer made data interview as primary data, while secondary data derived from books, journals and related research that have done before. A methode of process the data with stage editing, data classifications, verification, data analysis, and then the conclusion.
The conclusion that writer get after through the process. First, marriage kinship in islamic boarding school very much to reach 80% each boarding school. Among the influence sustainability kinship marriage is tribe, namely madurese. This marriage kinship begins with a match only communicated between parents, and then continue with akad when the time is right. So far, the akad till reception in accordance syariah. Second, the orientation of this marriage kinship it aims to islamic boarding school having descent can continue lead islamic boarding school. About the health risk, they said not to concerned with medical research, but only trust and accept the god decree. While the second risk in terms of conflict, respondents quite so compact in dealing household problems. The majority of respondents said they agreed to continue this marriage endogamy tradition.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Hamidah, Tutik | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Nikah; Endogami; Pengasuh; Pesantren; Marriage; Endogamy; The Civil; Islamic Boarding School | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Mely Santoso | ||||||
Date Deposited: | 12 Feb 2019 10:19 | ||||||
Last Modified: | 12 Feb 2019 10:19 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/13039 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |