Fahmi, Ahmad (2018) Pandangan majelis ulama indonesia dan aktivis gender Kota Malang terhadap hak cuti wanita yang ditinggal mati suami dalam undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang etenagakerjaan. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
14210090.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK
Hak cuti merupakan hak yang diperoleh pekerja untuk beristirahat dari pekerjaannya sehingga terbebas dari tuntutan pekerjaan dalam waktu tertentu. Hak cuti bagi wanita yang ditinggal mati suami penting untuk menunjukkan rasa belasungkawa atas kematian suami. Hak cuti ini memberikan kesempatan bagi wanita muslimah untuk menjalani tuntutan dari agamanya yaitu iddah (masa tunggu) dan ihdad (masa berkabung). Negara juga mempunyai Undang-Undang yang mengatur hak cuti termuat dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Ada perbedaan ketentuan dalam agama dan undang-undang mengenai masa berkabung sehingga menimbulkan persoalan untuk dianalisis.
Fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan : 1) pandangan Majelis Ulama Indonesia kota Malang tentang hak cuti wanita yang ditinggal mati suami dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan, 2) Pandangan aktivis gender kota Malang tentang hak cuti wanita yang ditinggal mati suami dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan, 3) menganalisis persamaan dan perbedaan pandangan Majelis Ulama Indonesia kota Malang dan aktivis gender kota Malang tentang hak cuti wanita yang ditinggal mati suami dalam undang-undang ketenagakerjaan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian empiris dengan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Penelitian ini dilakukan di kota Malang. Dalam mengumpulkan data dilakukan wawancara kepada sejumlah informan yang sudah ditentukan. Pengelolahan data dilakukan dengan cara pengeditan, pengklasifikasian, pembuktian, kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan.
Hasil penelitian yang diperoleh dari pandangan Majelis Ulama Indonesia dan aktivis gender kota Malang memberi kesimpulan bahwa : 1) Majelis Ulama Indonesia kota Malang berpandangan bahwa Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan masih belum bisa mewakili ketentuan iddah dan ihdad dalam agama, 2) Aktivis gender kota Malang berpandangan hak cuti selama 2 hari yang diberikan Undang-Undang Ketenagakerjaan masih belum cukup bagi wanita berkabung, 3) Persamaannya adalah hak cuti 2 hari masih belum cukup bagi wanita yang berkabung. Adapun perbedaannya adalah Majelis Ulama Indonesia kota Malang mengapresiasi Undang-Undang Ketenagakerjaan karena memberi waktu berduka sedangkan sebagian aktivis gender menganggap Undang-Undang ini belum memihak kepada pekerja wanita.
ABSTRACT
The leave right is the right of the worker to rest from his job so free from the demands of work within a specified time. The leave right for women because the husband died, it is important to show condolences for the death of the husband. This leave right give a chance for Muslim women to live the demands of her religion that is iddah (waiting period) and ihdad (mourning period). The State has Law which regulates the leave rights entitled in Law Number 13 Year 2003 on Employment. There are different provisions in religion and laws about the period of mourning that causes problems to be analyzed.
The focus of this research is to describe : 1) the views of the Indonesian Council of Ulama in Malang City on women’s leave right because the husband died in the law on employment, 2) the views of gender activists in Malang City on women’s leave right because the husband died in the law on employment, 3) analyze the similarities and differences the views of the Indonesian Council of Ulama and gender activists of Malang City on women's leave rights because the husband died in the law on employment.
This research uses the type of empirical research with qualitative approach that produces descriptive data. This research was conducted in Malang city. Data collection was obtained by interviews to a number of informants who have been determined. Data management is done by editing, classifying, verifying, then analyzed to get conclusion.
The results of the research of the views of the Indonesian Council of Ulama and gender activists of Malang City concluded that: 1) the Indonesian Council of Ulama Malang city argued that the Law Number 13 Year 2003 on Employment still can not represent the provisions of iddah and ihdad in religion, 2) Gender activists of Malang city, argued the leave right 2 days given the law on Employment still not enough for women to mourn, 3) the similarities is a 2 days leave right still not enough for a mourning woman. the difference is the Indonesian Council of Ulama Malang city appreciate the law on employment for giving time to mourn while some gender activists assume this law has not been impartial to women workers.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Sudirman, Sudirman | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Hak cuti; Leave rights; Iddah; Ihdad | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Ainun Rosyidah | ||||||
Date Deposited: | 12 Feb 2019 09:46 | ||||||
Last Modified: | 12 Feb 2019 09:46 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/12920 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |