Husen, Mohamad Nur (2018) Kafā’ah dalam prespektif Sunni dan Syī’ah: Studi Perbandingan Kitab Fiqh al-Sunnah Karya Sayyid Sābiq dengan Wasāil al-Syī’ah Karya Syaikh Muhammad bin Hasan al-Ḥur al-‘Amili dengan Metode Istidlāl. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
14781016.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) |
Abstract
مستخلص البحث
كفاءة أن يقال في جميع كتب الفقه والحديث أن هناك فصلاً فرعياً منفصلاً عن دراسة كفاءة الذي يبحث في المجال الديني والاجتماعي. المناظرات والاختلافات لم تجد عن معنى الكفاءة الحقيقة في فقهاء والمحدثين. واختلاف بين المذاهب هو دراسة علمية سيبين حقيقة الذي طريقة الكتابة وطريقة الاستدلال لنيل حكم شرعي بدليل القرأن و الحديث الشريف. مذهب أهل السنة و الشيعة هما أصليّ مذهب مقارنة.
أهل السنة و الجماعة هو الذي اسم يعرف بإتباع حكم من القرأن الكريم، وقول وفعل وتقدير النبي محمد صلعم وإجماع. والشيعة هي مذهب سميت نفسها باسم الإمامية و مصادر الحكم لخصوص أهل البيت النبي وسيدنا علي و الامام المعصوم. هذه الدراسة تهدف إلى التعبير عن معاني الكفاءة بمقارنة كتابين هما الفقه السنة مع وسائل الشيعة ،بطريق تحليل معنى و الحجة وطريقة الاستدلال. هذا الكتابة نوع من البحث الذي دراسة بمقاربة اصول الفقه و المقارنة.
والنتيجة البحث في هذه الدراسة الأول، معنى الكفاءة الحقيقة هو كل نفس العالم والتقوى الى الله كفء إلى أي شخص. هذا المعنى لا ينال نكاحا بسبب النسب أو العمل أو أشياء أخر. ثانياً، حجة الكفاءة في الفقه السنة هي القرأن والحديث والإجماع، والتي فيها أيضاً رأيٌ سيد سابق في الفصل دراسته، والحجة الكفاءة في كتاب وسائل الشيعة هي مجرد مقارنة بين الحديث التي توجد في كتوب اﻷربعة وليس هناك رأيٌ من الشيخ محمد في تحت الدراسة الفصل. ثالثًا، طريقة إستدلال من قبل سيد سابق هي طريقة قياس بمراقبة تفسير الإجمالي، وطريقة إستدلال من قبل الشيخ محمد هي طريقة العقل بمراقبة السُنة.
ABSTRACT
Kafā’ah in every literature of Fiqh or Hadits always includes some sub-chapters, showing an independence study that elaborates with religion and social. a controversy of kafā’ah, until now, is still on going between fuqohā’and muhadditsīn. Moreover, there are no sure description for the meaning of kafā’ah. A contradiction between madzhab showed the way how to essentially define about the meaning with some literary method and Istidlāl from each other with a direct approach of al-Qur’an and hadits.
Sunni and Syiah, both of them have a different thought of religion. Sunni proclaimed that its way followed the path of our prophet Muhammad, by the name “ahlussunnah wal jamā’ah” with following to ‘akidah fromal-Qur’an, Hadits and Ijmā’ Salafush Shālih. While Syi’ah proclaimed his name by “Imamiyah” that has a thought of rule by following the path of our prophet and his family only. Practically, Syi’ah followed hadits that came directly only from our prophet or by impeccable person (ma’sum).
This study aims to appropriately find a meaning of kafā’ah by comparing two sources literature (Kitab); fiqh Sunnahand wāsail al-syī’ah while analyzing their contents and find a new opinion or point of view by using istidlāl method. This study is one of Normatif or library research with ushūl al-fiqh and comparison approach. Meanwhile, Istidlāl is the method used in this study.
The results of this study are as the following; first, the meaning of kafā’a his the measurement of taqwa and knowledge of each person to Allah SWT. This means that sekufu is not related into family (nasab), work, etc. second., the sources of meaning of kafā’ah in Fiqh Sunnah wasfrom Al-Qur’an, Hadits and Ijmā’, included Sayyid Sabiq’s opinion while Wasāil al-Syīah (Syi’ah literature) used some comparison between hadits on Kutūb al-Arba’ahwithout Syaikh Muhammad opinions at all in the subject. Third, Sayyid Sabiq used an Istidlāl in his literature with Qiyas Jalī method by using tafsir ijmāli approach while Syaikh Muhammad used an Istidlāl in his literature with logic (akal) only by using sunnah approach.
ABSTRAK
Kafā’ah dalam setiap kitab fikih maupun hadist dapat dikatakan bahwa terdapat sub bab pembahasan tersendiri mengenai kajian kafā’ah yang menunjukkan bahwa pembahasan kafā’ah merupakan unsur penting dalam ranah agama maupun sosial. Perdebatan serta perbedaan mengenai makna kafā’ah sesungguhnya dalam kalangan fuqohā’ maupun muhadditsīn masih belum menemukan titik temu yang sebenarnya. Kontradiksi antar mazhab merupakan sebuah kajian Ilmiah yang menunjukkan esensi sesungguhnya yang mana di dalamnya terdapat karakteristik sebuah mazhab dengan diikutsertakannya metode penulisan serta metode Istidlāl masing-masing guna untuk merumuskan suatu hukum yang digali secara langsung melalui al-Qur’an maupun hadis.
Sunni dan Syiah merupakan dua mazhab yang beraliran berbeda, sunni menamai dengan sebutan ahlussunnah wal jamā’ah yang senantiasa dalam prakteknya mengikuti sunnah Nabi yang mengambil sumber akidah dari al-Qur’an, Hadis serta Ijmā’ Salafush Shālih. Syi’ah merupakan mazhab yang menamai dirinya dengan sebutan Imamiyah yang mempunyai konsep perbuatan hukum yang hanya disandarkan kepada keluarga Nabi dan Sayyidina Ali. Dalam prakteknya, syi’ah hanya menerapkan hadis-hadis yang di dapatkanya secara langsung dari Rasulullah SAW maupun dari Imam yang menurut mereka Imam yang ma’ṣūm (terjaga).
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan makna kafā’ah secara hakiki dengan membandingkan dua kitab yakni fiqh sunnah dan wāsail al-syī’ah dengan menganalisis dali-dalil serta merumuskan metode istidlāl yang digunakan kedua mazhab dalam menghasilkan formulasi hukum. Penelitian ini merupakan jenis penelitian normatif atau biasa dikatakan dengan istilah libreary research dengan pendekatan ushūl al-fiqh dan perbandingan. Adapun metode yang digunakan dalam kajian pustaka ini ialah metode Istidlāl.
Hasil penelitian dalam kajian ini ialah pertama, makna kafā’ah secara hakiki ialah ukuran keilmuan dan takwa kepada Allah SWT. Hal ini mengeyampingkan makna bahwa sekufu dalam arti karena sebab nasab, pekerjaan maupun hal lainnya. Kedua, dalil kafā’ah dalam Fiqh Sunnah ialah al-Qur’an, Hadis dan Ijmā’, di dalamnya pula terdapat pendapat Sayyid Sabiq mengenai bab yang dikaji, sedangkan dalil kafā’ah pada kitab Wasāil al-Syīah yang digunakan hanya merupakan komparasi hadis yang terdapat pada Kutūb al-Arba’ah, serta tidak ada pendapat Syaikh Muhammad dalam bab yang dikaji. Ketiga, metode Istidlāl yang digunakan oleh Sayyid Sabiq dalam bab kafā’ah ini ialah metode Qiyas Jalī dengan menggunakan pendekatan tafsir ijmāli, sedangkan metode Istidlāl yang digunakan oleh Syaikh Muhammad ialah metode akal dengan menggunakan pendekatan sunnah.
Item Type: | Thesis (Masters) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Suwandi, Suwandi and Arfan, Abbas | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | كفاءة; سنة والشيعة; طريقة استدلال; kafā’ah; sunni dan syi’ah; method Istidlāl; kafā’ah; sunni dan syi’ah; metode Istidlāl | |||||||||
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister al-Ahwal al-Syakhshiyyah | |||||||||
Depositing User: | Mohammad Syahriel Ar | |||||||||
Date Deposited: | 15 May 2018 14:41 | |||||||||
Last Modified: | 15 May 2018 14:41 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/11318 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |