Mahmudah, Mahmudah (2013) Pengaruh jumlah inokulum dan lama fermentasi oleh Bacillus mycoides terhadap kadar serat kasar dan protein kasar onggok. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Introduction)
09620071 Pendahuluan.pdf Download (414kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: Indonesia)
09620071 Indonesia.pdf Download (86kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: English)
09620071 Inggris.pdf Download (91kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: Arabic)
09620071 Arab.pdf Download (145kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 1)
09620071 Bab 1.pdf Download (343kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 2)
09620071 Bab 2.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 3)
09620071 Bab 3.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 4)
09620071 Bab 4.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 5)
09620071 Bab 5.pdf Download (228kB) | Preview |
|
|
Text (References)
09620071 Daftar Pustaka.pdf Download (992kB) | Preview |
|
|
Text (Appendices)
09620071 Lampiran.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Onggok merupakan limbah pengolahan singkong menjadi tepung tapioka. Kandungan pati pada onggok yang masih sangat tinggi sehingga berpotensi sebagai campuran bahan pakan ternak salah satunya yaitu unggas. Namun hal ini terkendala dengan tingginya kadar serat kasar dan rendahnya kadar protein kasar mengingat unggas adalah hewan monogastrik yang tidak bisa mensekresi enzim selulase. Bacillus mycoides telah diketahui sebelumnya dapat menghasilkan enzim selulase dengan indeks aktivitas selulase 1,25. Fermentasi dilakukan untuk menurunkan kadar serat kasar dan meningkatkan protein kasar. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi terbaik antara jumlah inokulum dan lama fermentasi dalam menurunkan serat kasar dan menaikkan protein kasar sehingga dapat meningkatkan kualitas nutrisi pada onggok.
Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor perlakuan dan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah jumlah inokulum yang terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu 1%,3% dan 5%. Faktor kedua adalah lama fermentasi yang terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu 2 hari, 5 hari dan 8 hari. Teknik analisa data menggunakan Anava Two Way dan uji lanjut DMRT 5%.
Berdasarkan hasil analisa sidik ragam, data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (P<0,05) pada perlakuan penambahan variasi jumlah inokulum, lama fermentasi dan interaksi keduanya. Uji lanjut DMRT menunjukkan bahwa interaksi terbaik adalah variasi perlakuan jumlah inokulum 5% dengan lama fermentasi 8 hari yang mampu menurunkan kadar serat kasar onggok dari 10,24% menjadi 5,52% dan meningkatkan kadar protein kasar dari 1,10% menjadi 9,01%.
ENGLISH:
Onggok is a waste of processing cassava into flour tapioca. Starch content in cassava is still very high, potentially as a mixture of animal feed ingredients one of which is poultry. But it is constrained by the high crude fiber content and low levels of crude protein was given poultry monogastric animals that could not secrete the enzyme cellulase. Bacillus mycoides was previously known to produce cellulase enzymes with cellulase activity index of 1.25. Fermentation is done to decrease levels of crude fiber and increase crude protein. The purpose of this study was to determine the best interaction between the amount of inoculum and the fermentation time in lower crude fiber and crude protein increase so as to improve the nutritional quality of Tapioca by-product (Onggok).
Research design used a completely randomized design with two treatment factors and 3 replications. The first factor is the amount of inoculum that consisted of 3 treatment levels are 1%, 3% and 5%. The second factor is the length of fermentation which consists of three levels, namely treatment 2 days, 5 days and 8 days. The data analysis using Two Way ANOVA and DMRT test further 5%.
Based on the analysis of variance, the data show that there are significant differences (P <0.05) in the treatment of variations in the amount of inoculum addition, fermentation time and their interaction. Further testing showed that the interaction DMRT best treatment is a variation of the amount of inoculum 5% to 8 days fermentation time can lower crude fiber content of Tapioca by-product (Onggok).10.24% to 5.52% and increased crude protein content from 1.10% to 9.01 %.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Keywords: | Jumlah Inokulum; Lama Fermentasi; Bacillus Mycoides; Serat Kasar; Protein Kasar; Onggok; Number of Inoculum; Long of Fermentation; Bacillus Mycoides; Crude Fiber; Crude Protein; Tapioca by-Product |
Subjects: | 06 BIOLOGICAL SCIENCES > 0601 Biochemistry and Cell Biology > 060101 Analytical Biochemistry |
Departement: | Fakultas Sains dan Teknologi > Jurusan Biologi |
Depositing User: | Indar Erdiana |
Date Deposited: | 28 Jul 2015 09:26 |
Last Modified: | 28 Jul 2015 09:26 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/559 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |