Praktik jual-beli tanah dengan sistem "Taon" di Desa Kedungbetik, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang: perspektif Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

INDONESIA:

Pada dasarnya manusia memerlukan bantuan orang lain agar kebutuhannya dapat terpenuhi. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yaitu dengan melakukan jual-beli. Jual-beli merupakan kegiatan menukarkan barang dengan barang atau barang dengan uang, dengan jalan melepaskan hak milik dari satu pihak kepada pihak lainnya atas kerelaan kedua belah pihak. Kemudian dalam jual-beli harus memperhatikan syarat-syarat serta rukun-rukunya. Pada praktiknya peneliti menemukan kegiatan jual-beli tanah dengan sistem "Taon". Jual-beli tersebut dilakukan oleh masyarakat Desa kedungbetik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang. Kegiatan jual-beli tanah yang terjadi pada masyarakat Desa Kedungbetik yaitu seseorang menjual tanah kepada orang lain dengan batas waktu tertentu tanpa disertai perpindahan hak milik atas tanah dari penjual kepada pembeli.

Dari permasalahan tersebut penulis ingin mengetahui bagaimana praktik jual-beli tanah dengan sistem "Taon" yang terjadi di Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang dan bagaimana tinjauan KHES (Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah) terhadap pelaksanaan jual-beli tanah dengan sistem "Taon" tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian terdapat lima tahapan dalam menganalisis data, diantaranya Editing, Classifying, Verifying, Analyzing, dan Concluding.

Adapun hasil penelitian ini yaitu ketika akad jual-beli berlangsung dihadiri pihak penjual dan pihak pembeli, kemudian dalam melakukan perjanjian atau kesepakatan hanya dilakukan dengan lisan dan hanya sebagian yang meminta bantuan perangkat desa setempat sebagai saksi atas pelaksanaan jual-beli tanah tersebut. Jual-beli tanah dengan sistem "taon" dilakukan minimal dua tahun, namun pada praktiknya pembeli harus menunggu selama satu tahun, tanah yang telah dibeli baru bisa dimanfaatkan setelah masa tunggu satu tahun. Kemudian dalam jual-beli tersebut hak milik atas tanah tidak dapat berpindah dari penjual kepada pembeli. Ditinjau dari segi perpindahan hak milik atas tanah, kegiatan jual-beli tersebut bertentangan dengan pasal 91 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, karena tidak terdapat unsur perpindahan hak milik dari penjual kepada pembeli. Maka jual-beli tanah yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kedungbetik batal karena bertentangan dengan ketentuan-ketentuan jual-beli yang termuat dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

ENGLISH:

Basically people need the others to fulfill their need. One way to fulfill the needs of human life is sale and purchase. Sale and purchase is an activity of exchange of goods with goods or goods with money, by way of release of property from one party to the other party over the willingness of both parties. Later in the sale and purchase must noticed the terms and get on “rukun”. In practice, researchers find the sale and purchase of land activity using the "Taon" system. Sale and purchase is done by the villagers of kedungbetik, the Kesamben District, Jombang that that someone sells the land to another person with a certain time limit without an accompanying displacement of land titles from the seller to the buyer.

From these problems, the writer wants to find out how the sale and purchase of land practice using the "Taon" system that occurred in Kedungbetik village, the Kesamben District, Jombang and how to review KHES (Compilation of Sharia Economic Law) on the implementation of the Sale and purchase of land using "Taon" system. This research is an empirical study using a qualitative approach. Data collection techniques in this study are the observation, interviews, and documentation. Then there are five phases in analyzing the data: Editing, Classifying, Verifying, Analyzing, and Concluding.

The results of this research that when the contract of sale takes place attended by the seller and the buyer , then the conduct agreements only done with oral and partly just asking the help of the local villagers as witnesses to the execution of the sale and purchase of the land. Sale and purchase of land using the system "taon" at least every two years, but in practice, the buyer must wait for one year, which was purchased new land could be used after a waiting period of one year. Later in the sale of rights to land can not be moved from the seller to the buyer. In terms of transfer of property rights to land, sale and purchase activities were contrary to Compilation of Islamic Economics Law article 91, because there are no elements to transfer ownership from the seller to the buyer. Then the sale and purchase of land by Kedungbetik communities void as contrary to the provisions of sale contained in the Compilation of Islamic Economic Law.