A critical discourse analysis on Phrasal and Sentential Structures in Julia Eileen Gillard’s Political Speeches

ABSTRACT

Critical Discourse Analysis (CDA) has become a very influential academic research activity across subjects in social, political, educational, and linguistic sciences. It scrutinizes the power relations, ideological manipulations, and hegemony used among the people manifested in texts. They, therefore, use strategies to influence other people in order their goals can be realized. It is very interesting to investigate and analyze the ways. This thesis is an attempt to explain the research problems of how Julia Gillard, as the prime minister of Australia, uses the discursive strategies of phrasal and sentential structures in the political speeches. The researcher decides to select two her speeches which mainly elaborate about problems in Afghanistan: Prime Minister Address to troops Tarin Kot, Afghanistan and Prime Minister Australia will not abandon Afghanistan Speech to the House of Representatives Canberra.

To answer the problems, the researcher adopts van Dijk's CDA framework about discourse structures as macro structure, super structure, and micro structure. The researcher, then, focuses on Micro structure especially on phrasal and sentential structures. Methodologically, the researcher employs descriptive qualitative study as his research design. The data are collected by skimming and intensive reading to find out the aspects of discourse.

The findings reveal that Julia Gillard uses Micro structural level strategies on phrasal and sentential structures of discourse to enhance the cohesion and coherence of her political speeches. In phrasal structure, she often uses noun phrase combined with articles, possessive pronouns, and adjectives. She, furthermore, frequently stimulates her audiences to think of certain time through temporal sentences. In the strategies of phrasal structures, it consists of noun phrase, adjective phrase, and verb phrase, meanwhile in the strategies of sentential structures; she chooses temporal sentence, passive voice, rhetorical question, and repetition.

The researcher suggests the next researchers to study more deeply and more focus, especially to the discourse markers, rhetorical questions, passive voice, and repetition because these findings of sentential structure have more significant contribution and influence to the whole discourse and also the object of research can be analyzed from media such as newspaper, important documents, polices of government and others.

ABSTRAK

Analisis Wacana Kritis (CDA) telah menjadi aktivitas penelitian yang sangat berpengaruh di seluruh mata pelajaran akademis dalam ilmu sosial, politik, pendidikan, dan linguistik. Kajian ini mendalami hubungan kekuasaan, manipulasi ideologi, dan hegemoni yang digunakan antara orang-orang di dalam teks-teks. Oleh karena itu, mereka menggunakan strategi untuk mempengaruhi orang lain agar tujuan mereka dapat diwujudkan. Hal ini sangat menarik untuk menyelidiki dan menganalisis cara tersebut. Tesis ini merupakan upaya untuk menjelaskan masalah penelitian tentang bagaimana Julia Gillard, sebagai perdana menteri Australia, menggunakan strategi diskursif struktur phrasal dan sentensial dalam pidato-pidato politik. Peneliti memutuskan untuk memilih dua pidato- pidatonya yang terutama rumit tentang masalah di Afghanistan: Prime Minister Address to troops Tarin Kot, Afghanistan and Prime Minister Australia will not abandon Afghanistan Speech to the House of Representatives Canberra.

Untuk menjawab permasalahan, peneliti mengadopsi kerangka teori CDA van Dijk tentang struktur wacana sebagai struktur makro, struktur super, dan struktur mikro. Peneliti, kemudian, berfokus pada struktur mikro terutama pada struktur phrasal dan sentensial. Secara metodologis, peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif sebagai desain penelitian. Data yang dikumpulkan dengan skimming dan membaca intensif untuk mengetahui aspek wacana.

Temuan menunjukkan bahwa Julia Gillard menggunakan strategi mikro tingkat struktural pada struktur phrasal dan sentensial wacana untuk meningkatkan kohesi dan koherensi pidato politiknya. Dalam struktur phrasal, ia sering menggunakan frase nomina dikombinasikan dengan artikel, kata ganti posesif, dan kata sifat. Dia, lebih jauh lagi, sering merangsang pendengar untuk berpikir waktu tertentu melalui kalimat temporal. Dalam strategi struktur phrasal, itu terdiri dari frase nomina, frase kata sifat, dan frase verba, sedangkan dalam strategi struktur sentensial; ia memilih kalimat duniawi, suara pasif, pertanyaan retoris, dan pengulangan.

Peneliti menyarankan para peneliti berikutnya untuk mempelajari lebih dalam dan lebih fokus, terutama untuk penanda wacana, pertanyaan retoris, suara pasif, dan pengulangan karena temuan struktur sentensial memiliki kontribusi yang lebih signifikan dan pengaruh ke seluruh wacana dan juga objek penelitian dapat dianalisis dari media seperti surat kabar, dokumen penting, kebijakan pemerintah dan lain-lain.