Strategi pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam meningkatkan mutu pendidikan kelas akselerasi pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Malang

ABSTRAK

Adanya otonomi pendidikan merupakan salah satu bentuk dari bagian pelaksanaan otonomi daerah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, untuk itu diperlukan suatu wadah yang dapat mengakomodasikan pandangan, aspirasi dan menggali potensi masyarakat untuk menjamin terciptanya demokratisasi, transparasi, dan akuntabilitas pendidikan.

Penelitian ini berfokus pada: (1) Pengembangan kurikulum dalam meningkatkan mutu pendidikan kelas akselerasi pada rintisan sekolah bertaraf internasional SMP Negeri 1 Malang (2) Strategi pengembangan kurikulum pendidikan agama islam dalam meningkatkan mutu pendidikan kelas akselerasi (3) Faktor pengembangan kurikulum pendidikan agama islam dalam meningkatkan mutu pendidikan kelas akselerasi pada rintisan sekolah bertaraf internasional SMP Negeri 1 Malang. Sedangkan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang: 1) pengembangan kurikulum pendidikan agama islam dalam meningkatkan mutu pendidikan kelas akselerai pada sekolah bertaraf internasional SMP Negeri 1 Malang, 2) strategi pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam dalam meningkatkan mutu pendidikan kelas akselerasi pada RSBI SMP Negeri 1 Malang, 3) faktor Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam dalam meningkatkan mutu pendidikan kelas akselerasi pada RSBI SMP Negeri 1 Malang.

Metode penelitian ini menggunakan penelitian kulitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menganalisis data, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan data-data yang ada untuk menggambarkan realitas sesuai dengan fenomena yang sebenarnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan menggunakan kurikulum KTSP, begitu juga kurikulum dalam kelas akselerasi Karena tidak ada kurikulum yang dikeluarkan secara khusus oleh diknas, akan tetapi pengalokasian waktunya yang berbeda, kelas akselerasi waktunya lebih singkat dan guru harus bisa untuk menggunakan waktu yang sebaik-baiknya. Mutu pendidikan di SMP Negeri 1 Malang ini cukup baik, karena secara umum dilihat dari mutu masukan, mutu proses dan mutu lulusan yang unggul. Sekolah ini menjadi sekolah yang bertaraf internasional (SBI) karena sudah memenuhi beberapa kriteria , yaitu sudah mencapai nilai 400 dan sudah memenuhi 8 standar nasional yaitu standar isi, lulusan, proses, pembiayaan dan penilaian, pengelolaan, tenaga kependidikan, pengelolaan dan sarana dan prasarana. Adapun factor pendukung adalah adanya dukungan dari masyarakat dan peserta didik yang menjadi calon akselerasi dan pihak orang tua. Sedangkan faktor penghambatnya adalah siswa maupun guru kurang mampu menggunakan bahasa inggris, faktor persaingan antara siswa dengan siswa lainnya dalam hal prestasi maupun individu, dan adanya facebook yang bisa mengganggu proses belajar. Jadi untuk meningkatkan mutu pendidikan hendaknya antara pihak sekolah dan masyarakat harus saling bekerja sama dan mempunyai komitmen demi terwujudnya pendidikan yang bermutu.

ABSTRACT

Educational autonomy is one form of the implementation of regional autonomy in order to improve the quality of education, for it needed a container that can accommodate the views, aspirations and explore the potential of society to ensure the creation of democratization, transparency, and accountability in education.

This study focuses on: (1) Development of curriculum in improving the quality of education in the pilot accelerated class international school SMP Negeri 1 Malang (2) curriculum development strategy of Islamic religious education in improving educational quality grade acceleration (3) Factors Islamic religious education curriculum development in improve the quality of education in the pilot accelerated class international school SMP Negeri 1 Malang. The aim of this research is to obtain in-depth description of: 1) the development of Islamic religious education curriculum in improving the quality of classroom education acceleration at international school SMP Negeri 1 Malang, 2) curriculum development strategy of Islamic religious education in improving the quality of education in accelerated classes RSBI SMP Negeri 1 Malang, 3) factors of Islamic religious education curriculum development in improving the Quality of education in the accelerated classes RSBI SMP Negeri 1 Malang.

This research method using descriptive research citizens and governments. Technique of data collecting is done through observation, interviews, and documentation. To analyze the data, the authors used a qualitative descriptive analysis technique, which describes the data available to describe the reality in accordance with the actual phenomenon.

The results of this study indicate that the educational curriculum using SBC curriculum, the curriculum in the classroom as well as acceleration Because there is no special curriculum issued by diknas, but allocating a different time, a shorter time accelerated classes and teachers must be able to use the best time good. Quality education in SMP Negeri 1 Malang is quite good, because it is generally viewed from the quality of inputs, quality processes and a superior quality of graduates. This school is a school with international standards (SBI) because it meets several criteria, which have reached a value of 400 and already meets the national standard of eight content standards, graduates, processes, financing and valuation, management, staff, management and infrastructure. The motivating factors is the support from the community and learners who become candidates for acceleration and the parents. While the inhibiting factor is the students and teachers are less able to use English, the factor of competition among students with other students in terms of achievement as well as individuals, and the facebook that could disrupt the learning process. So to improve the quality of education should be between the school and the community must work together and have commitments for the creation of quality education.