Ghozali, Imam (2014) Pandangan tokoh masyarakat terhadap tradisi sebambangan dalam perkawinan adat Lampung: Studi di Desa Terbanggi Marga Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur. Undergraduate thesis, Universitas Islan Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Introduction)
09210009 Pendahuluan.pdf Download (539kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: Indonesia)
09210009 Indonesia.pdf Download (152kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: English)
09210009 English.pdf Download (86kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: Arabic)
09210009 Arab.pdf Download (196kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 1)
09210009 Bab 1.pdf Download (473kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 2)
09210009 Bab 2.pdf Download (794kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 3)
09210009 Bab 3.pdf Download (270kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 4)
09210009 Bab 4.pdf Download (675kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 5)
09210009 Bab 5.pdf Download (244kB) | Preview |
|
|
Text (References)
09210009 Daftar Pustaka.pdf Download (138kB) | Preview |
|
Other (Appendices)
09210009 Lampiran.rar Download (3MB) |
Abstract
INDONESIA:
Berbicara mengenai kehidupan berkeluarga, Islam telah banyak mengajarkan pada diri setiap manusia untuk membina rumah tangga atas dasar saling ridho dan musyawarah. Apabila ada yang berniat menikah, pertama melalui fase yang disebut dengan istilah pinangan.
Perkawinan adat lampung Umumnya bentuk perkawinan jujur, dengan ditandai adanya pemberian uang kepada pihak mempelai perempuan istilah adat lampung adalah sesan. Dengan besarnya permintaan uang jujur oleh mempelai mempelai perempuan maka terjadinya salah satu cara perkawinan sebambangan. Oleh karena bagaimana prosesi sebambangan dan bagaimana pandangan tokoh adat sebagai tokoh masyarakat.
Berpijak pada permasalahan diatas, maka peneliti ingin mengetahui mengenai bagaimana proses tradisi sebambangan dan pandangan tokoh adat sebagai orang yang mengetahui tentang hukum adat Studi di Desa terbanggi marga Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research). Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif.dengan tehnik pengumpulan data, peneliti mengunakan wawancara.kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan mengunakan metode analisis diskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab yang melatarbelakangi salah saatunya tanpa ada restu dari wali/orang tua, dan tercatat ada empat penyebab. Diantaranya ialah Karena masalah ekanomi, Karena sudah dijodohkan dengan pilihan orang tuanya, Karena status sosial tidak sederajat. Dalam pandangan adat sebambangan merupakan melanggar adat dan bukanlah hukum adat, apabila ada yang melakukan adat sebambangan pihak laki-laki dikenakan denda. dalam proses sebambangan peneliti menunjukkan tidak terdapat dalam ajaran islam. Dengan demikian prosesi sebambangan tidak dibenarkan dalam ajaran islam.
ENGLISH:
Talking about family life, Islam has been widely taught in every human being to build the household on the basis of mutual blessing and deliberations. If there is intent to marry must be through the first phase which are known as the proposal.
Lampung customary in generally is shaped honest marriage, with characterized existence of the provision of money to the bride of the Lampung indigenous term is Sergeant. With the huge demand by the bride's honest money one way then the marriage sebambangan.
Based on the above problems, the researchers wanted to know about how the process of sebambangan tradition and the customary leaders views as people who know about customary law.
This research uses field research. The approach used in this research is descriptive qualitative approach. The Data collection technique in this research is interviews. Then the data were analyzed using qualitative descriptive analysis method.
The results of this study showed that one of the underlying drivers without any consent from the guardian/parent, and there were four causes. Among them are due to economic problems, having been arranged marriage with a selection of his parents, because social status is not equal. In custom views, sebambangan is violated and are not indigenous customary law, if there are parties who do custom sebambangan men fined. In the sebambangan process researchers point is not in the Islamic thought. Thus sebambangan procession not justified in Islamic thought
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Keywords: | Menikah; Tradisi dan Sebambangan; Marriage; Tradition and Sebambangan |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012829 Islamic Family Issues & Local Tradition |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Chusnul Faida Ulfa |
Date Deposited: | 14 Jul 2015 11:16 |
Last Modified: | 14 Jul 2015 11:16 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/386 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |