Madji, Nur (2013) Batasan melihat calon istri saat khithbah: Studi terhadap kaum santri dan non santri di Desa Bululawang Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Introduction)
09210018-Pendahuluan.pdf Download (999kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract Indonesian)
09210018 Indonesia.pdf Download (260kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract English)
09210018 Inggris.pdf Download (258kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract Arabic)
09210018 Arab.pdf Download (410kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 1)
09210018 Bab 1.pdf Download (883kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 2)
09210018 Bab 2.pdf Download (993kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 3)
09210018 Bab 3.pdf Download (692kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 4)
09210018 Bab 4.pdf Download (869kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 5)
09210018 Bab 5.pdf Download (661kB) | Preview |
|
|
Text (References)
09210018 Daftar Pustaka.pdf Download (384kB) | Preview |
|
Other (Appendices)
09210018 Lampiran.rar Download (341kB) |
Abstract
INDONESIA:
Dalam menjalani suatu pernikahan, terdapat sebuah proses yang harus dilalui oleh calon mempelai pria, yakni khithbah atau dalam istilah Bahasa Indonesia ialah peminangan. Khithbah (peminangan) adalah permintaan seorang laki-laki untuk menikahi seorang wanita tertentu dari keluarganya dan bekerja sama dalam urusan kebersamaan hidup. Dalam proses peminangan tersebut, calon mempelai laki-laki dibolehkan untuk melihat calon mempelai wanita yang sedang dipinang. Hal ini diperintahkan oleh Rasulullah saw supaya kedua belah pihak saling mengenal agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari. Dalam proses melihat inilah timbul pertanyaan, bagian tubuh apa sajakah yang boleh untuk dilihat.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dan mengetahui lebih lanjut tentang batasan melihat calon istri saat peminangan, akan tetapi penulis lebih memfokuskan pada pendapat dan praktek kaum santri dan non santri di Desa Bululawang Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian empiris atau lapangan (field research), dan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun sifatnya ialah penelitian deskriptif, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan cara wawancara. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan mengolah data-data dari hasil penelitian yang dilakukan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari para santri dan non santri yang diwawancarai, mereka semua setuju dengan praktek nadhor saat khithbah. Selain itu, mereka juga menjelaskan bahwa dalam melaksanakan praktek nadhor, haruslah didasari dengan pemikiran yang matang, dan memiliki niat yang kuat untuk menikah, sehingga tidak banyak menimbulkan permasalahan dalam kehidupan berkeluarga.
Setelah data yang diperoleh dianalisis, dapat ditemukan perbedaan pendapat dan praktek melihat calon istri yang dilakukan antara santri dan non santri. Setelah pendapat dan praktek keduanya dikomparasikan, dapat dipahami bahwa pendapat dan praktek yang sesuai dengan perintah Agama Islam adalah pendapat dan praktek yang dilaksanakan oleh kaum santri.
ENGLISH:
Inside marriage, there is a process that must be undertaken by a male bride, namely khithbah. Khithbah is a request from a man to marry a woman of his family and cooperate in matters of life together. In the proposal process, the male bride is allowed to see the female bride. It was commanded by the Prophet, in order both sides know each other and to avoid regrets in the future. In the process of seeing of the fiancee question arises, which part of the body may be seen.
Based on these description, the author is interested in researching and find out more about the limitations of seeing a fiancee on proposal, but the author is more focused on the opinion and practice of santri in boarding and non santri at Villages Bululawang District Bululawang District of Malang.
This type of research is empirical research or field research, and using a qualitative approach. As the character of research is descriptive research, while the data collection techniques using interview method. Then the data which have been obtained were analyzed by processing data from the results of research that conducted.
Based on data which obtained from the students who were interviewed, they all agree with the practice of the seeing (nadhor). Furthermore, they also explained that in implementing of the practice of nadhor shall be based on the mature thinking, and have a strong intention to get married, so it will not cause a lot of problems that could ruin the household life.
After the data obtained were analyzed, can be found a difference of opinion and practice between santri and non santri. After both opinion and practice compared, can be understood that the opinions and practices which accordance with Islamic religious commands are opinions and practices implemented by santri.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Keywords: | Batasan Melihat Calon Istri; Khithbah; Seeing Limitation Of Fiancee; Khithbah |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012802 Khitbah & Kafaah |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Imam Rohmanu |
Date Deposited: | 04 Jul 2015 11:13 |
Last Modified: | 06 Jul 2015 08:46 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/137 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |