Wijayanti, Ranny (2017) Kawin hamil dalam Al-Qur’an perspektif Mufassir Indonesia: Kajian surah An-Nur ayat 3. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
13210139.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Kawin hamil atau menikahi wanita hamil sebab zina ini telah diatur dalam KHI Pasal 53. Surah An-Nur ayat 3 yang menjadi dasar kawin hamil ini memberikan beberapa arti dari kalangan ulama madzhab, KHI, dan mufassir. KHI dapat dimengerti pentingnya status hukum keluarga, sedangkan dari segi fiqih berbicara mengenai kemashlahatan status anak yang dikandung. Dan tafsir berbicara mengenai kandungan hukum dalam suatu ayat tersebut. Artinya surah An-Nur ayat 3 ini menjadi fokus penelitian mufassir Indonesia untuk memberikan tajdid yakni usaha untuk menyesuaikan ajaran agama dengan kehidupan kontemporer dengan jalan mentakwilkan atau menafsirkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta kondisi sosial. Hadirnya mufassir Indonesia dijadikan sebagai kaca mata untuk melihat surah An-Nur ayat 3.
Rumusan masalah adalah bagaimana Penafsiran Surah An-Nur Ayat 3 Terkait Kawin Hamil Perspektif Mufassir Indonesia.
Penelitian ini bersifat normatif dengan menggunakan metode kualitatif bersifat konseptual untuk mengetahui argumentasi penafsiran mufassir Indonesia mengenai surah An-Nur ayat 3. Buku merupakan data primer dari penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat disimpulkan bahwa, menurut Buya Hamka, Dalam jahatnya (perempuan lacur) ada baiknya yaitu niat memperbaiki hidup mereka. Tetapi ada yang lebih dalam dari itu, yaitu nilai kejiwaan. Masyarakat Islam bukanlah bergantung kepada laba-rugi kebendaan, tetapi laba-rugi kejiwaan, oleh sebab itu dilarang. Menurut M. Quraish Shihab, bahwasannya berdasarkan kebiasaan seorang wanita pezina menikah dengan laki-laki yang berzina begitu sebaliknya. Sedangkan menurut Hasbi Ash-Shiddieqy, ayat ini diturunkan untuk mencegah terjadinya orang-orang Islam yang jiwanya lemah, hatinya mudah tertarik menikahi perempuan-perempuan jalang dengan mengharapkan harta kesenangan hidup. Mufassir Indonesia lebih cenderung membolehkan menikahi pezina yang telah bertaubat.
ENGLISH:
Pregnant marriage or a pregnancy due to adultery has been arranged in KHI (Kompilasi Hukum Islam/ The Compilation of Islamic Law) Article 53. Surah An-Nur verse 3, which becomes the basis of pregnant marriage, gives several interpretations to scholars of madhhab, KHI, and mufassir. KHI emphasizes the importance of family law status, while fiqh concerns about the benefit of the child status. On the other hand, tafsir (the interpretation of the Quran) speaks of the legal content of a verse. This means that the verse 3 of Surah An-Nur becomes the focus of Indonesian mufassir's study to give tajdid (the effort to adjust the teachings of religion with contemporary life) by doing ta’wil or interpretation in accordance with the development of science and social conditions. The presence of Indonesian mufassir was used as a glimpse to see surah An-Nur verse 3.
The focus of the study is how the interpretation of Surah An-Nur Verse 3 related to pregnant marriage in the perspective of Indonesian mufassir.
This research is categorized as normative research using conceptual qualitative method to know the argument of interpretation of Indonesian mufassir about surah An-Nur verse 3. Primary data were obtained from book.
The research showed that, according to Buya Hamka, in doing the evil (immoral women) it is better that their intention is to improve their lives. However, there is something deeper than that, that is the psychological value. The Islamic society is not dependent on the profit-making of material, but psycho-profit, and therefore pregnant marriage is prohibited. Quraish Shihab argued that based on the custom a female adulterer is married to male adulterer and vice versa. Furthermore, Hasbi Ash-Shiddieqy said this verse is revealed to prevent the occurrence of Muslims whose soul is weak, whose heart is easily attracted to marry adulterers expecting the treasure of life's joy. Indonesian mufassir tens to allow marrying a repent adulterer.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Anam, Khoirul | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Penafsiran; Kawin Hami; KHI; Mufassir Indonesia; Interpretation; Pregnant Marriage; KHI; Indonesian Mufassir | ||||||
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Afib Rif'an Nashruddin | ||||||
Date Deposited: | 15 Mar 2018 11:11 | ||||||
Last Modified: | 15 Mar 2018 11:11 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/9781 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |