Perancangan pusat rehabilitasi penyandang HIV/AIDS di Surabaya dengan pendekatan healing architecture

INDONESIA:

Surabaya adalah kota dengan angka HIV/AIDS tertinggi di Jawa Timur, karena di kota tersebut terdapat bekas salah satu lokalisasi terbesar di Asia Tenggara yang menyebabkan wanita tunan susilanya yang sangat berpotensi terkena HIV/AIDS tersebar ke seluruh penjuru Surabaya dan sekitarnya. Hal itu menjadikan penyebaran HIV/AIDS semakin hari justru semakin meningkat signifikan. Healing Architecture sebagai bentuk pendekatan rehabilitasi HIV/AIDS ini menjadikan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) terpenuhi kebutuhan psikisnya. Karena Penanganan HIV/AIDS tidak cukup hanya menggunakan perawatan medis saja. Nilai nilai islam baik bersumber dari Al-Quran maupun Hadist juga diterapkan dalam konsep konsep rancangan agar para ODHA dapat menerima dengan lapang dada apa yang dideritanya dan mau menjadi manusia yang bertaubat dan bermanfaat baik bagi sesama, lingkungan, maupun agamanya.

Perancangan pusat rehabilitasi HIV/AIDS terletak pada daerah bulak, tepatnya pada jl. Memet Sastrowiryo, Surabaya, Jawa Timur. Tapak tersebut merupakan area yang cukup strategis untuk keberlangsungan pemulihan ODHA. Strategis karena tapak tergolong daerah yang penduduknya tidak terlalu padat, namun juga tidak terlalu sedikit. Sehingga para ODHA tidak merasa minder ketika menjalani perawatan di dalamnya. Dengan menggunakan tema healing architecture, lahirlah sebuah desain yang juga berfungsi sebagai sarana pemulihan baik fisik maupun psikis yang diharapkan agar ODHA terlepas dari rasa stres dan depresinya sehingga dapat menjalani kehidupan seperti manusia normal lainnya, walaupun harus ditemani dengan obat penunjang yang wajib dikonsumsi seumur hidupnya.

ENGLISH:

Surabaya is a city with high HIV / AIDS in East Java, because in the city there is the one of the largest ex-prostitution in Southeast Asia which causes slut that is potentially affected by HIV / AIDS is spread to all corners of Surabaya. It makes the spread of HIV / AIDS is getting day actually increased significantly. Healing Architecture as a form of rehabilitation approach to HIV / AIDS makes PLWHA (people living with HIV / AIDS) unmet psychological needs. Because handling HIV / AIDS is not enough just to use medical care only. Good value Islamic values derived from the Quran and the Hadist is also applied in the concept design concept that HIV positive people can accept gracefully the harm they suffered and would be a useful man who repent and good for others, the environment, and its religion.

The design of the rehabilitation center of HIV / AIDS in the region bulak, precisely on st. Memet Sastrowiryo, Surabaya, East Java. The site is a strategic area for the sustainability of the recovery PLWHA. Strategic because the tread area where the population classified as not too crowded, but also not too little. So that people living with HIV do not feel shy when undergoing treatment in it. Using the theme of healing architecture, was born a design that also serves as a means of recovery both physically and psychologically to be expected that people living with HIV in spite of the sense of stress and depression so that they can live as normal human beings, although it must be accompanied with a drug investigation that must be taken for life.