Perancangan rumah sakit khusus THT di Kab. Sidoarjo dengan pendekatan arsitektur sensori

INDONESIA:

Dewasa ini, banyak macam-macam penyakit THT yang sering muncul seperti sinusitis, faringitis, contact ulter dan masih banyak penyakit lainnya yang berhubungan dengan organ yang penting ini. Indonesia termasuk peringkat ke-4 dunia paling banyak memiliki penderita pendengaran dan gangguan pendengaran tercatat 2,6 persen pada penduduk ≥5 tahun dengan antar provinsi dari yang terendah di DKI Jakarta (1,6%) dan tertinggi di Nusa Tenggara Timur (3,7%), Provinsi jawa timur merupakan urutan ke-4 dalam Prevalensi gangguan pendengaran penduduk umur ≥5 tahun sesuai tes konversasi menurut provinsi, Indonesia 2013, maka dari itu untuk mencegah dan mengobati penyakit itu secara intensif diperlukan wadah yang sesuai dengan kebutuhan penyakit yaitu Rumah Sakit Khusus THT di Kabupaten Sidoarjo dengan Pendekatan Arsitektur Sensori. Rumah Sakit Khusus THT ini diharapkan mampu mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan meningkatkan pelayanan kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan pada masyarakat.

Konsep yang diterapkan pada rancangan adalah Responsive towards Stimulation atau respon terhadap rangsangan, dimana unsur-unsur sensori yang lebih difungsikan pada proses penyembuhan dan perawatan yang secara langsung dikaitkan dengan sensori dan kajian keislaman. Konsep Responsive towards Stimulation diaplikasikan pada tapak berupa pemanfaatkan alam sebagai stimulant positif bagi indera; ruang terbuka pada tengah-tengah bangunan, pemanfaatkan stimulus warna untuk memberikan kesan dan makna yang berbeda; warna biru pada ruangan rawat inap agar mengurangi rasa stress, serta pemanfaatan alam lainnya yang mampu merangsang sensori pasien THT.

ENGLISH:

Nowadays, there are many kind of disease of ear, nose and throat such as, sinusitis, pharyngitis, contact ulter and many more disease that are related to these vital organs. Indonesia is ranked the 4th most widely world has people with hearing issue and hearing loss. It was recorded 2.6 percent of the population who aged above 5 years with the population of the lowest among provinces is Jakarta (1.6%) and highest is East Nusa Tenggara (3.7 %). East Java province is ranked 4th in the prevalence of hearing loss population of aged above 5 years old based on conversations tests by province, Indonesia in 2013. Therefore to prevent and cure those disease intensively, treatment facility that suit the disease such as Otorhinolaryngology Hospital in Sidoarjo District with Sensory Architecture approach is crucial. This otorhinolaryngology hospital hopefully could optimalize the health status and improve the services and treatments of otorhinolaryngology among people.

The concept applied on the design is ‘Responsive towards stimulation’, where the sensory elements are functionalized in the healing process and the treatments are assosiated directly with sensory and islamic study. The ‘Responsive towards stimulation” concept is applied on site with exploiting the nature as a positive stimulant towards senses, open space in the middle of the building, utilization of colour stimulus to give different impressions and meanings; Blue on inpatients room to relieve stress and many other nature utilization that can stimulate patient’s senses.