Mustofa, Zainul (2017) Persepsi masyarakat terhadap tradisi larangan menikah di bulan Shafar: Studi di desa Gedangan Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
13210068.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Di kalangan masyarakat desa Gedangan masih terdapat suatu pandangan yang mengatakan bahwa pernikahan yang dilakukan pada bulan shafar dapat menimbulkan kemadharatan bagi yang melaksanakan pernikahan dan keluarganya Di daerah tersebut pernah ada yang melanggar larangan itu, memaksakan menikah di bulan shafar. Setelah berselang beberapa bulan dari pernikahannya, kedua pasangan tersebut orangtuanya meninggal dunia dalam jangka waktu yang berdekatan.Masyarakat sekitar kemudian menganggap bahwa itu adalah salah satu dampak dari pelaksanaan menikah di bulan shafar.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang berupa penelitian empiris. Maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan ushul fiqh. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati dengan lebih mengutamakan penggunaan wawancara, sehingga dari hasil data deskriptif tersebut dapat ditinjau dari pendekatan ushul fiqh dalam kajian ‘urf untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi larangan menikah di bulan shafar muncul karena mengikuti adat istiadat leluhur sejak zaman dahulu yang telah turun-temurun dari nenek moyang mereka sampai saat ini. Sedangkan persepsi masyarakat mengenai tradisi larangan menikah di bulan shafar menjelaskan bahwa larangan menikah di bulan shafar merupakan ajaran kejawen. Sebagian ada yang berpendapat melaksanakan tradisi tersebut niat berbakti dan hormat kepada orang tua. Dalam tinjauan ‘urf tradisi peneliti larangan menikah pada bulan shafar tergolong ‘urf shahih. Hal tersebut disebabkan masyarakat desa Gedangan tidak mengimani larangan tersebut. Masyarakatnya berkeyakinan bahwa yang mendatangkan musibah, celaka adalah semata-mata hanya dari Allah SWT. Bukan dari bulan shafarnya. Bulan shafar hanya sebagai perantara saja dan tetap menganggap bulan shafar termasuk bulan yang baik juga. Sehingga tidak menimbulkan syirik serta tidak bertentangan dengan syari’at Islam.
ENGLISH:
In Gedangan village community, there is still an opinion about marriage done in the month of shafar can cause harm to those who carry out marriage and family. In the area ever there is a violation of the ban, forced to marry on the shafar month. After a few months of their marriage, the two couples whose parents died within the immediate term. The community then considers that it is one of the effects of marriage execution in the month of shafar.
In this study the writer uses the types of research in the form of empirical research. So the approach used in this study, is using qualitative approach and ushul fiqh approach. Qualitative approach is an approach that produces data descriptive in the form of written or oral words from people who observed with more prior use of interviews, so that the results of the data descriptive can be reviewed from ushul fiqh approach in the study 'urf to answer the problems in this study.
From the results of this study indicate that the tradition of marriage ban in the month of shafar emerged because following the ancestral customs since ancient times that have been passed down from their fore father until now. While the public perception of the tradition of marriage ban in shafar month explained that the marriage ban in shafar month is kejawen teaching. Some have argued that carrying out the tradition of filial intentions and respect for parents. In the review of 'urf tradition of marriage bans in shafar categorized as' urf saheeh'. This is because the people of Gedangan village do not believe in the ban. Society believes that who bring disaster, unlucky is solely only from Allah SWT. Not from the month of his prayer. Shafar month only as an intermediary only and still regard the month of shafar including a good month too. So as not to cause shirk and not against the Islamic Shari'ah.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Wahidi, Ahmad | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Tradisi; Larangan; Perkawinan; Tradition; Prohibition; Marriage;'urf | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Nandika Bintan Elhamah | ||||||
Date Deposited: | 09 Apr 2018 10:32 | ||||||
Last Modified: | 09 Apr 2018 10:32 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/9457 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |