Muis, Musrizal (2017) Pandangan santri tentang kewenangan Kyai dalam menentukan jodoh: Studi di Pondok Pesantren Kota Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
13210031.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (4MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Pada era globalisasi, fenomena yang menarik yang masih ditemui berupa penjodohan santri dilingkungan pesantren. Santri yang kental dengan pengamalan ajaran agama masih tetap mempercayakan kepada Kyai dalam menentukan Jodohnya. Tentu ada pertimbangan dari santri yang mendasari dari perilaku tersebut. Karena perkembangan pergaulan laki-laki perempuan pada era teknologi ini, lebih cenderung mencari jodoh sendiri. Sehingga dianggap perlu untuk menggali informasi lebih lanjut melalui penelitian yang diangkat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan motivasi santri mempercayakan kepada Kiai dalam menentukan jodoh dan mendeskripsikan motivasi Kiai ikut berperan dalam menjodohkan santri
Pada penelitian ini, menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif yang menggunakan ilmu fiqih dan ilmu sosiologis-antropologi sebagai pisau analisis.Adapun sumber data yang digunakan yakni data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari wawancara dan dokumensi. Sedangkan metode pengolahan data peneliti menggunakan tahapan editing, classifying, verifying, analyzing dan concluding.
Dari hasil penelitian, disimpulkan Pertama, bahwa motivasi santri mempercayakan kepada Kiai atas dasar kedekatan hubungan soisal serta derajat Kiai sebagai orang yang soleh, sehingga dipercaya pilihan Kiai telah melewati pertimbangan yang matang dan melalui istikharah. Kedekatan hubungan sosial antara santri dan Kiai, meyakinkan santri pada pilihan jodoh yang ditentukan oleh Kiai. Sehingga pilihan jodoh Kiai diterima dan diikuti oleh santri. Namun, dari sebagian kecil santri, memposisikan Kiai hanya sebagai pihak yang diminta pertimbangan dan keridhoan atas pilihan jodoh sendiri. Kedua, Kiai ikut berperan aktif dalam menjodohkan santri dikarenakan bentuk kepedulian dan panggilan jiwa untuk membantu mewujudkan keluarga santri yang sesuai dengan syara.. Penjodohan oleh Kiai terbatas bagi santri yang telah menyelesaikan Diniyah serta serta telah mencapai kematangan jiwa, materi dan kecocokan karakter dari segi kafaah. Penjodohan oleh Kiai adakalanya murni atas inisiatif kiai, namun pada umumnya diminta oleh santri ataupun jamaah untuk dicarikan jodoh. Selain itu adalanya Kiai hanya sebagai tokoh yang diminta istikharah dan ridhonya atas pilihan santri sendiri.Penjodohan dilakukan dengan tahapan mempertanyakan persetujuan santri, mencocokan karakter santri, istikharah, dan melimpahkan persetujuan kepada orangtua atau wali santri.
ENGLISH:
In the globalization era, an interesting phenomenon that is still found is Santri matrimony in the domain of Islamic-Boarding School. Santri that obeys the religious rule still entrusts his/her matrimony to his/her Kiai and this decision is considered from his/her mind well. In this technology era, a male and female incline to find his/her mate by him/herself, so it is considered that it is important to find more information by making a research to discuss it.
The purpose of this study is to describe the motivation of santri to entrust to Kiai in determining the mate and describe the motivation of Kiai in playing a role in Santri matrimony.
This research used field research with a qualitative approach that used fiqih and sociological -anthropology science as a tool of analysis and the source of data came from primer and seconder data. The methods of collecting data in this research were giving an interview and making a documentation, while to analyze the data, the researcher used editing, classifying, verifying, analyzing,and concluding.
From the result of this research, it can be concluded that firstly, the motivation of santri to entrust to Kiai is on the basis of the closeness of the soisal relationship and the degree of Kiai as the good person, so it is believed that Kiai's choice has passed through careful consideration and Salat al-Istikharah (a prayer recited by Muslims when in need of guidance on an issue in their life). The closeness of the social relationship between santri and Kiai convinces santri on the choice of soul mate that is decided by Kiai, so the soul mate decided by Kiai will be accepted and received by santri. However, some of santri position Kiai only as a requested consideration and willing on the choice of soul mate by him/herself. Secondly, Kiai plays an active role in matrimony of santri because of the call for the soul to help santri to create the family in accordance with the Islam law. The matrimony that is done by Kiai is limited to santri’s who have completed Diniyah as well and have reached maturity of soul, material and character match in terms of kafaah. The matrimony that is done by Kiai is purely on the initiative of kiai, but it is generally requested by santri or congregation to look for a mate. In addition, Kiai is only as a figure who is asked to salat istikharah and willing on the choice of students themselves. The matrimony is done with stages of questioning santri for his/her consent, matching santri characters, istikharah, and asking approval to parent or guardian of santri.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Isroqunnajah, Isroqunnajah | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Santri; Kiai; Jodoh; Santri (student at traditional Muslim school); Kiai (religious leader or teacher); Mate | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Ismail Alim Prayogi | ||||||
Date Deposited: | 13 Mar 2018 17:02 | ||||||
Last Modified: | 13 Mar 2018 17:02 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/9385 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |