Maknun, Lukluil (2017) Fatwa MUI no.9A tahun 2008 dan PERMENKES No.6 tahun 2014 tentang khitan bagi perempuan dalam perspektif maqashid al-syari’ah. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
13210011.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Khitan atau sering disebut dengan sunat, merupakan bagian dari ajaran Islam yang bertujuan untuk menjaga kesucian dan kesehatan. Khitan terutama bagi perempuan merupakan salah satu persoalan yang masih di perselisihkan oleh ulama, baik pada zaman dahulu maupun pada zaman sekarang. Di Indonesia juga terdapat perbedaan dalam hal menghukumi khitan perempuan pada Fatwa MUI dan PERMENKES. Dengan alasan ini maka disusunlah sebuah karya ilmiah yang membahas tentang khitan perempuan dalam fatwa MUI No. 9A tahun 2008 dan PERMENKES No. 6 tahun 2014 ditinjau dengan menggunakan maqashid al-syari’ah dengan tujuan untuk mengetahui landasan-landasan yang mempengaruhi terbitnya fatwa MUI dan PERMENKES, serta untuk menjelaskan khitan perempuan dalam fatwa MUI dan PERMENKES dengan menggunakan tinjauan maqashid al-syari’ah.
Jenis penelitian ini berupa literature research. Kemudian pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan komparatif dengan tujuan untuk memperoleh persamaan dan perbedaan tentang khitan perempuan dalam Fatwa MUI No.9A Tahun 2008 dan PERMENKES No.6 Tahun 2014.
Dalam penelitian ini diperoleh dua hasil penelitian. Pertama, landasan terbitnya Fatwa MUI No.9A Tahun 2008 ialah untuk menghidupkan sunnah adanya khitan pada perempuan sebagai tanda pemuliaan bagi para perempuan. Sedangkan landasan terbitnya PERMENKES ialah disebabkan oleh adanya fenomena praktek khitan perempuan yang tidak higienis yang cenderung menghilangkan libido perempuan. Kedua, jika ditinjau menggunakan maqashid al-syari’ah, khitan perempuan dalam fatwa MUI menekankan pada syiar Islam yaitu hifdz al-diin (menjaga agama) dan hifdz al-nafs (menjaga jiwa). Sedangkan khitan perempuan dalam PERMENKES lebih menekankan pada hifdz al-nafs (menjaga jiwa), karena jika pelaksanaan khitan tersebut dengan menghilangkan secara total atau sebagian dari organ kelamin wanita, maka itu akan berdampak buruk pada fisik dan juga psikis seorang perempuan.
ENGLISH:
Khitan or often called by circumcision, is part of teachings in Islam which aims to maintain the purity and health. Khitan especially for women is one of the issues that still cannot agree on by scholars, both in ancient times and today. Indonesia has difference in terms of female circumcision on instruction by MUI and PERMENKES. For this reason, then the researcher make a scientific papers that discuss women's circumcision in instruction of MUI No. 9A of 2008 and PERMENKES No. 6 of 2014 which reviewed by using maqashid al-syari’ah with means to know bases which affecting the publication of MUI instruction and PERMENKES, along with to explain the circumcision of women in the MUI and PERMENKES by using the review of maqashid al-syari’ah.
The type of this research is literature research. Then the approach used in this study is comparative approach which meant to obtain the similarities and differences about female circumcision in MUI instruction No. 9A of 2008 and PERMENKES No. 6 of 2014.
This research obtained two results. First, the base of the publication MUI instruction No. 9A of 2008 is to revive the existence of sunnah in female circumcision as a sign of breeding for the women. While the base of the publication PERMENKES is caused by the phenomenon of female circumcision practices unhygienic that tends to eliminate the female libido. Second, if using the review of maqashid al-syari’ah, khitan women in MUI emphasized the spreading of Islam which named by hifdz al-diin (keep the religion) and hifdz al-nafs (keeping the spirit). While the khitan women in PERMENKES more emphasis on hifdz al-nafs (keep the spirit), because if the implementation of khitan by eliminating the part or total of the genital organs female, it will impact badly on woman physical and psychic.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Rahmawati, Erik Sabti | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Khitan; Fatwa MUI; Circumcision; Instruction of MUI; PERMENKES; Maqashid Al-Syari’ah | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Afib Rif'an Nashruddin | ||||||
Date Deposited: | 13 Mar 2018 16:29 | ||||||
Last Modified: | 13 Mar 2018 16:29 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/9334 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |