Falahuddin, M. Shodri (2017) Kedudukan rukyat dalam penentuan awal bulan Islam selain ramadhan, syawal dan dzulhijjah dalam perspektif PWNU Jawa Timur. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
13210009.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Penentuan awal bulan Islam sangat penting dilakukan karena berkaitan dengan pelaksanaan ibadah wajib maupun sunnah umat Islam. Salah satu metode yang digunakan adalah menggunakan metode rukyat. Di Indonesia ormas Islam yang menggunakan metode rukyat dalam penentuan Awal Bulan Islam adalah Nahdlatul Ulama. Berdasarkan dalil qurr’an maupun hadits, penerapan rukyat hanya dilakukan terkait penentuan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, namun tidak terdapat dalil qur’an maupun hadits lain yang menjelaskan mengenai anjuran menggunakan rukyat dalam penentuan awal bulan Islam selain ramadhan, syawal dan dzhulhijjah. Sedangkan dalam bulan-bulan Islam selain ramadhan, syawal dan dzhulhijjah juga mengandung unsur ibadah meskipun itu ibadah sunnah.
Penelitian ini berfokus pada kedudukan rukyat dalam penentuan Awal Bulan Islam selain Ramadhan, Syawal dan Dzhulhijjah perspektif PWNU Jawa Timur. Maka dengan hal tersebut dapat diketahui kedudukan rukyat dalam penentuan Awal Bulan Islam selain bulan ramadhan, syawal dan dzhulhijjah menurut pandangan PWNU Jawa Timur. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian empiris dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Sedangkan data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder yang dilakukan dengan teknik wawancara, dan dokumentasi yang kemudian data tersebut diedit, diperiksa, dan disusun secara cermat serta diatur sedemikian rupa yang kemudian dianalisis.
Hasil penelitian ini, pertama Nahdlatul Ulama dalam penentuan Awal Bulan Islam, menjadikan rukyat sebagai sabab hukum untuk mengaplikasikan perintah syariat terkait puasa dan berbuka. Kategori sabab disini merupakan “sabab syar’i” atau sabab hukum normatif yang mutlak. Nahdlatul Ulama tidak menjadikan hisab sebagai dasar untuk penentuan awal bulan, karena dalam perspektif Nahdlatul Ulama hisab sebagai ilmu pendukung metode rukyat, oleh karena itu rukyatlah yang dijadikan dasar dalam penetapan awal bulan. Nahdlatul Ulama menggunakan mathla’ fi wilayat al hukm/ wilayatul hukmi. Sehingga apabila salah satu tempat di Indonesia dapat menyaksikan hilal maka ulil amri dapat menentukan awal bulan berdasarkan rukyat yang berlaku untuk seluruh Indonesia. Yang kedua, Nahdlatul Ulama juga menerapkan rukyat dalam penentuan awal bulan islam selain bulan Ramadhan, Syawal dan Dzhuijjah dengan didasarkan pada qiyas. Penentuan awal bulan Islam selain Ramadhan dan Syawal menurut PWNU Jawa Timur ini tergolong Qiyas Adna. Dikarenakan bahwa íllat nya adalah ibadah. Meskipun dalam bulan-bulan selain ramadhan dan syawal tersebut mengandung ibadah-ibadah yang bersifat sunnah. Dalam hal ini ‘illat yang terdapat pada bulan ramadhan dan syawal lebih kuat yaitu terkait dengan ibadah yang sifatnya wajib seperti puasa. Dalam hal rukyat ini tetap saja rukyat berperan sama halnya dalam menentukan awal-awal bulan pada tahun hijriyah. Dikarenakan bahwasanya di bulan-bulan pada tahun hijriyah mempunyai nilai ibadah, meskipun itu sifatnya wajib maupun sunnah.
ENGLISH:
The start of Islamic months are very important because it relates to the implementation of mandatory or sunnah of worship of Muslims. One method used is the method rukyat. Islamic organizations in Indonesia using the method in the determination Start Month rukyat Islam is the Nahdlatul Ulama. Based on the arguments of qurr'an or hadith,rukyat related application determination is only done Ramadan, Shawwal and Dhu al-Hijjah, but there is no argument of the Quran and other hadiths that explain the use rukyat advice in determining the early days of Islam in addition to Ramadan, Shawwal and dzhulhijjah. While in the months to Islam other than Ramadan, Shawwal and dzhulhijjah also contains elements of worship despite the Sunnah worship. This study focuses on determining the position rukyat in Islam apart Start Month of Ramadan, Shawwal and Dzhulhijjah perspective PWNU East Java. So with these things can be known position determination Month Start rukyat in Islam other than the month of Ramadan, Shawwal and dzhulhijjah the view PWNU East Java.
This study belongs to the kind of empirical research with qualitative descriptive approach. While the data collected in the form of primary data and secondary data conducted by interviewing, and documentation then the data is edited, checked, and drafted carefully and arranged in a way which is then analyzed.
The results of this study, the first, Nahdlatul Ulama in determining the Month Early Islam, making rukyat as sabab law to apply the Shari'a commands related to fasting and iftar. Sabab category here is "sabab shar'ī" or sabab absolute normative law. Nadhlatul Ulama did not make the reckoning as the basis for determining the beginning of the month, because of the Nahdlatul Ulama perspective reckoning as supporting science rukyat method, therefore rukyatlah used as the basis in determining the beginning of the month. Nahdlatul Ulama use mathla 'fi wilayat al hukm / wilayatul hukmi. So that if one of the places in Indonesia can watch the moon then ulil with authority to determine the beginning of the month by rukyat that applies across Indonesia.Second, NU also apply in determining the beginning of the month rukyat Islam other than Ramadan, Shawwal and Dzhuijjah to be based on qiyas. The start of the Islamic month of Ramadan and Syawal apart by PWNU East Java is quite Qiyas Adna. Due to that his illat is worship. Although in the months other than Ramadan and Shawwal contains worship services that are sunnah. In this case the 'illat contained in the month of Ramadan and Shawwal stronger which is associated with the worship obligatory fasting. In the case of this rukyat nonetheless similarly rukyat role in determining the early months of the year hijrah. Due to that in the months in the year hijriyah has a value of worship, even though it is mandatory or sunnah
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Wahidi, Ahmad | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Kedudukan; Penentuan Awal Bulan Islam; Position; Preliminary Determination in Islam; Rukyat; PWNU | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Afib Rif'an Nashruddin | ||||||
Date Deposited: | 13 Mar 2018 16:24 | ||||||
Last Modified: | 13 Mar 2018 16:24 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/9332 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |