Fitriani, Diny Maris (2017) Pandangan tokoh agama terhadap makna tahapan mencari mantu dalam tradisi pernikahan Bekasri di Lamongan: Studi kasus di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
13210014.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Di Indonesia terdapat bermacam-macam adat dalam upacara pernikahan. Berisi tata cara dan tahapan yang harus dilalui oleh pasangan pengantin dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Salah satu upacara pernikahan yang menarik adalah pernikahan bekasri. Daerah Lamongan memiliki tradisi sendiri dalam melaksanakan upacara pernikahan. Pernikahan di Lamongan ini disebut pengantin Bekasri. Berasal dari kata ‘bek’ yang berarti penuh dan ‘asri’ berarti indah. Jadi bekasri berarti penuh dengan keindahan yag menarik hati. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tahapan mencari mantu dalam tradisi pernikahan bekasri di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dan bagaimana makna tahapan mencari mantu dalam tradisi pernikahan bekasri di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan menurut pandangan tokoh agama dan urf.
Jenis penelitian yang berupa penelitian empiris. Maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan ushul fiqh. Dapat ditinjau dari pendekatan ushul fiqh dalam kajian ‘urf untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
Diperoleh dua temuan setelah dilakukan penelitian, diolah dan dianalisis yaitu Pertama, tahap mencari mantu dalam pernikahan bekasri terdiri dari beberapa kegiatan yaitu, mandik/golek lancu, nyontok/ganjur, nothog dinten/negesi, lamaran, mbales lamaran, ambyuk/mboyongi, ngethek dino. Tahapan mencari mantu dalam tradisi pernikahan bekasri memiliki tata cara yang khas, tradisi tersebut dilakukan secara turun temurun karena adanya pengaruh budaya dari luar mengakibatkan pergeseran kebudayaan sehingga nilai-nilai adat hilang. Kedua, dalam setiap tahapan terdapat makna yang terkadung didalamnya, tahapan mencari mantu dalam tradisi pernikahan bekasri telah dikenal secara baik dalam masyarakat dan kebiasaan itu tidak bertentangan atau sejalan dengan nilai-nilai yang terdapat dalam ajaran Islam. Penelitian ini dapat dikatagorikan pada ‘urf shohih, yang mana tahapan mencari mantu dalam tradisi pernikahan bekasri di Kelurahan Blimbing ini dapat diterima oleh masyarakat dan mengandung kemaslahatan.
ENGLISH:
In Indonesia there are an assortment of custom in the wedding ceremony. Contains the procedures and stages that must be traversed by the couple and the parties involved. One of the attractive wedding ceremony is the wedding bekasri. The area has its own tradition of Lamongan in performing wedding ceremonies. Wedding in Lamongan is called the bride of Bekasri. Derived from the word ' Defender ' which means ' beautiful ' full and means beautiful. So bekasri means full of beauty that attracts the hearts. Formulation of the problem in this research is how stages are looking for law in the tradition of wedding bekasri at the village and subdistrict Blimbing Paciran Lamongan and how meaning stages looking for law in the tradition of wedding bekasri at the village and subdistrict Blimbing Paciran Lamongan according to the views of religious figures and urf.
This type of research in the form of empirical research. Then the approach used in this study the author using qualitative approach and approach Usul fiqh. Can be reviewed from the approach of Usul fiqh in studies of ' urf to address problems in this research.
Obtained two findings, after research, processed and analyzed in the first stage, i.e. looking for law in marriage bekasri consists of several activities i.e., mandik/golek lancu, nyontok/ganjur, nothog dinten/negesi, lamaran, mbales lamaran, ambyuk/mboyongi, ngethek dino. The stages are looking for law in the tradition of wedding bekasri has a typical Ordinances, the tradition of hereditary due to cultural influences from outside lead to the cultural shift so that indigenous values lost. Second, in each stage there are meanings contained therein, the stages are looking for law in the tradition of wedding bekasri has been well known in the community and that habit does not contradict or are inconsistent with the values contained in Islamic teachings. This research can be found on the ' urf shohih, which stages looking for law in the tradition of wedding bekasri in Kelurahan Blimbing is acceptable to society and contain the benefit.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Anam, Khoirul | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Tahapan Mencari Mantu; Tradisi; Pernikahan Bekasri; Stages of Looking for Mantu; Tradition; Bekasri Marriage | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Nandika Bintan Elhamah | ||||||
Date Deposited: | 08 Mar 2018 17:43 | ||||||
Last Modified: | 08 Mar 2018 17:43 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/9302 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |