Upaya pelestarian perkawinan melalui kepenasihatan keluarga: Studi komparatif antara BP4 Kemenag Kab.Blitar dan Jais Malaysia

INDONESIA:

Perkawinan yang telah menjadi suatu hal yang sakral di seluruh penjuru bumi ini dengan tujuan untuk kelangsungan hidup generasi penerus sejak zaman awal manusia ada sampai sekarang di era modern ini. Aturan-aturan perkawinan pun juga mengalami banyak perubahan sejalan dengan perkembangan zaman tersebut. Begitu pula dengan praktek perkawinan yang ada di Indonesia yang dalam aturannya harus dicatatkan. Berawal dari tingginya angka perceraian yang menjadi permasalahan utama di kementerian agama diseluruh Indonesia. Melihat permasalahan tersebut, sebenarnya apakah perkawinan itu hanya digunakan sebagai alat untuk melegalkan hubungan badan saja tanpa melihat dampak yang ditimbulkan kedepanya. Semakin bertambahnya angka perceraian setiap tahunya menunjukkan bahwa kegagalan kepenasihatan keluarga dalam rangka memberikan pendampingan untuk mewujudkan keluarga sakinah mawadah warohmah. Berangkat dari persoalan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana upaya pelestarian lembaga kepenasihatan keluarga dalam hal ini adalah Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Kementerian Agama Kabupaten Blitar dan Jabatan Agama Islam Malaysia dalam perkawinan di daerahnya masing-masing.

Persoalan diatas peneliti masukkan dalam jenis penelitian Field research. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif analitif komparatif. Untuk memperoleh data, maka peneliti menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan teknik Editing, Classifying, Verifying, Analysing, dan Conclucing.

Dari data yang terkumpul, maka bisa disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan dari dua lembaga tersebut ada yang sudah maksimal juga ada yang belum maksimal, hal itu dikarenakan memang perbedaan dari segi finansial, sumber daya manusia dan dukungan dari pemerintah setempat.

ENGLISH:

Marriage has become a sacred thing in all corners of the earth for the purpose of the survival of the next generation since the earliest times of human existed until now in this modern era. The rules of marriage were also experienced many changes in line with the development of the era. Similarly, the practice of marriage in Indonesia that the rules should be listed. Starting from the high divorce rate that is the main problem in the ministry of religion throughout Indonesia. Seeing this problem, the truth is that marriage is only used as a tool to legalize sexual intercourse without seeing the impact in future. The increasing rate of divorces every year shows that the failure of the family in order to provide advisory assistance to realize the harmonious family sakinah mawadah warohmah. Departing from the above issues, this study aims to determine the extent of the effort to preserve the family advisory body in this case is an Advisory Board of Development and Preservation of Marriage (BP4) Ministry of Religious Affairs Blitar and Islamic Religious Department Malaysia in marriage in their respective regions.

The challenges are researchers enter into this type of research Field research. The approach used is descriptive comparative analitif. To obtain the data, the researchers used interview and documentation. The data obtained were then processed using editing techniques, Classifying, Verifying, Analysing and Conclucing.

From the data collected, it can be concluded that the efforts of the two agencies there is already up there also are not maximized, it is because it is the difference in terms of finance, human resources and support from the local government.