Fikriyah, Iffatul (2017) Resiliensi pada lansia laki-laki yang ditinggal mati pasangan hhidupnya. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
13410187.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Kehilangan orang yang dicintai adalah sebuah peristiwa yang akan menimbulkan respon berduka, apalagi jika terjadi pada lansia dengan berbagai penurunan fungsi tubuh, memori dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses resiliensi lansia laki-laki yang ditinggal mati pasangan hidupnya beserta faktor pendukung dan penghambat proses tersebut. Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bertahan dan bangkit dari keadaan atau permasalahan hidup yang membuat tidak nyaman, sehingga mampu menjalani hidup dengan baik kembali. Lansia adalah masa perkembangan manusia yang dimulai dari usia 60 tahun ke atas hingga meninggal dunia.
Lewat paradigma kualitatif dengan pendekatan studi kasus, penelitian ini mengambil 2 orang subjek lansia laki-laki dengan umur minimal 60 tahun, ditinggal mati pasangan hidup minimal 1 tahun dan tidak menikah lagi. Data diperoleh dengan metode wawancara, observasi, dikuatkan dengan triangulasi data dan rekaman suara untuk merekam hasil wawancara. Data dianalisis menggunakan model interaktif yang diajukan oleh Huberman dan Miles.
Hasil analisis data penelitian menunjukkan kedua subjek dalam penelitian ini memiliki respon yang sama, yaitu respon emosi sedih; respon perilaku dengan adanya perubahan pada aktivitas, semangat kerja, dan pergi ke makam istri; respon sikap, berusaha ikhlas dan menenangkan diri; dan respon kognitif yang ditunjukkan dengan kebingungan melanjutkan hidup tanpa pasangan. Perbedaan respon ada pada respon verbal yang diungkapkan oleh subjek 2 berupa ucapan lafadz “Allah”. Masing-masing subjek memiliki strategi koping yang baik berupa koping yang berlandaskan religiusitas dengan Problem Focused Coping (PFC). Terjadi proses percaya penuh kepada Allah, ikhlas, pasrah, dan peningkatan aspek religiusitas diri. Ada perbedaan faktor yang menghambat proses resiliensi pada masing-masing subjek, subjek 1, kurang adanya komunikasi yang baik dengan anak, dukungan keluarga yang tidak penuh, rendahnya tingkat pendidikan, kondisi kesehatan menurun, ekonomi keluarga kurang stabil, dan kurangnya penerimaan diri di masa-masa awal meninggalnya istri. Pada subjek 2 hanya faktor rendahnya pendidikan yang dirasa mengancam. Namun, secara keseluruhan kedua subjek mampu mengatasinya dengan faktor protektif internal berupa tingkat religiusitas yang baik, kebersyukukan, dan adanya faktor protektif eksternal berupa kepedulian dari salah satu anggota keluarga.
ENGLISH:
Losing someone loved is an event that will cause a grieving response, especially if it occurs in the elderly men with the decreases of body function, memory and health. This research aims at determining the process of resilience of elderly men who is died by the spouses and the supporting and inhibiting factors. Resilience is the ability of a person to survive and rise from the circumstances or problems that make life uncomfortable. Elderly is a period of human development that starts from the age of 60 years and over to death.
Through qualitative paradigm with case study approach, this research took 2 subjects of men elderly with minimum age of 60 years, at least 1 year old dead and not married. Data were obtained by interview method, observation, it was amplified by triangulation, data and voice recording was to record interview results. Data were analyzed using an interactive model that was proposed by Huberman and Miles.
The results of data analysis showed that both subjects in this research had the same response, namely the sad emotional response; Behavioral response with changes in activity, moral, and going to the wife's grave; Response attitude, trying to be sincere; And the cognitive response was shown by the confusion of continuing life without a partner. The response difference was in the verbal response that was expressed by subject 2 in the form of a word "Allah". Each subject has a good coping strategy in the form of coping based on religiosity with Problem Focused Coping (PFC). There was a process of full trust in God, sincerity, surrender, and increased aspects of religiosity. There were differences in factors that impede resilience on each subject, subject 1, lack of good communication with children, incomplete family support, low levels of education, declining health conditions, poor family economy, less acceptable in the beginning of the death of the wife. In subject 2 was only low educational factor. However, overall of the two subjects were able to cope with internal protective factors in the form of a good level of religiosity, gratitude, and the external protective factor concerned from one of family member.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Sholichatun, Yulia | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Resiliensi; Lansia; Resilience; Elderly | ||||||
Departement: | Fakultas Psikologi > Jurusan Psikologi | ||||||
Depositing User: | Dian Anesti | ||||||
Date Deposited: | 11 Feb 2018 22:47 | ||||||
Last Modified: | 06 Apr 2023 09:12 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/9078 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |