Hartini, Lilik (2014) Karakterisasi karbon aktif teraktivasi NaCl dari ampas tahu. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
10630041.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Ampas tahu merupakan residu hasil penyaringan susu kedelai pada proses pembuatan tahu. Ampas tahu yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu cukup melimpah. Melimpahnya ampas tahu akan menyebabkan pencemaran lingkungan apabila tidak dimanfaatkan secara maksimal karena kandungan bahan-bahan organik yang terdapat dalam ampas tahu akan terdegradasi setelah 12 jam pada saat dihasilkan dari pembuatan tahu. Salah satu upaya untuk memanfaatkan ampas tahu adalah dengan menjadikannya sebagai bahan dasar dalam pembuatan karbon aktif karena kandungan serat ampas tahu berkisar 50%. Proses pembuatan karbon aktif dalam penelitian ini melalui 4 tahapan yaitu proses pengeringan ampas tahu selama 7 hari dibawah matahari, proses aktivasi kimia menggunakan aktivator larutan NaCl dengan variasi konsentrasi 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%, proses karbonisasi ampas tahu teraktivasi NaCl pada suhu 500 ℃ dan pencucian karbon aktif dari ampas tahu dengan menggunakan HCl 1 M. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi aktivator terhadap luas permukaan karbon aktif dari ampas tahu menggunakan metode adsorpsi methylene blue dan dilanjutkan uji ANOVA one way dan uji LSD dengan taraf uji 1 %. Hasil karbon aktif yang mempunyai luas permukaan terbaik pada adsorpsi methylene blue dan berbeda nyata dari hasil uji LSD (Least Significance Different) dilakukan analisis morfologi dan analisis komposisi unsur- unsur yang terkandung dalamnya dengan menggunakan SEM-EDX (Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray). Hasil penelitian menunjukkan variasi konsentrasi NaCl sebagai aktivator berpengaruh terhadap luas permukaan karbon aktif. Luas permukaan terbaik dihasilkan saat diaktivasi dengan aktivator larutan NaCl 10 % adalah 18,9357m2⁄g. Analisis SEM menunjukkan bahwa karbon aktif teraktivasi NaCl 10 % pori-pori yang terbentuk lebih banyak dan membentuk rongga-rongga pori-pori dengan kedalaman yang lebih besar bila dibandingkan dengan karbon aktif teraktivasi NaCl 0 %. Hasil analisis EDX menunjukkan bahwa komposisi unsur yang terdapat pada permukaan karbon aktif teraktivasi NaCl 10 % meliputi unsur C 88,90 %, unsur O 10,08 %, unsur Al 0,36 %, unsur Mg 0,16 % dan unsur Ca 0,50 % sedangkan komposisi karbon aktif teraktivasi NaCl 0 % meliputi unsur C 87,38 %, unsur O 10,31 %, unsur Mg 0,77 % dan unsur Ca 1,54 %.
ENGLISH:
Soybean curd residue is soy milk residue screening results in the process of making out. Soybean curd residue are generated in the manufacturing process quite abundant. The soybean curd residue will cause environmental pollution if not fully utilized. Because of this case, it contents of organic materials contained in the tahu will be degraded after 12 hours at the time resulting from the making of tahu. One of the attempts to utilize soybean curd residue is to make it as a base material in the manufacture of activated carbon for fiber content ranges from 50 % soybean curd residue. The process of manufacture of activated carbon in this study through the 4 stages: drying process of the dreg out for 7 days under the sun, chemical activation process using a solution of NaCl with various activator concentrations of 0 %, 5%, 10 %, 15 %, 20 %, and 25 %, carbonization process of tahu with NaCl activated at a temperature of 500 ℃ and activated carbon leaching from dreg of tahu by using HCl 1 M. To know the effect of activator concentration on the surface area of the activated carbon adsorption using methylene blue method and proceed one-way ANOVA and LSD test with a test level of 1 %. The results of activated carbon has the best surface area on the adsorption of methylene blue and significantly different from the results of LSD test performed morphological analysis and composition analysis of the elements contained therein by using SEM-EDX. The results showed variation in the concentration of NaCl as an activator effect on the surface area of activated carbon. The best surface area produced when activated by the activator solution of 10 % NaCl is 18.9358 m2/g. SEM analysis showed that activated carbon activated NaCl 10 % pores formed more and cavities forming pores with greater depth when compared with activated carbon activated NaCl 0 %. The results of EDX analysis showed that the composition elements of the surface activated carbon activated NaCl 10 % includes elements C 88.90 %, 10.08 % O elements, the elements Al 0.36 %, 0.16% of the elements Mg and Ca element composition of 0.50 % while the composition elements of the surface activated carbon activated NaCl 0% elements include C 87.38 %, 10.31 % O elements, the elements Mg 0.77 % and 1.54 % Ca elements.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Yulianti, Eny and Abidin, Munirul | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | Ampas tahu; karakterisasi; karbon aktif; NaCl; Soybean curd residue; characterization; activated carbon; NaCl | |||||||||
Departement: | Fakultas Sains dan Teknologi > Jurusan Kimia | |||||||||
Depositing User: | Heni Kurnia Ningsih | |||||||||
Date Deposited: | 12 Jan 2018 14:50 | |||||||||
Last Modified: | 12 Jan 2018 14:50 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/8439 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |