Aisyah, Siti (2014) Perancangan pusat pembinaan dan pemberdayaan wanita di Kota Malang: Tema paradox architecture. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
11660035.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (45MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Wanita memiliki peranan penting dalam berbagai aspek, mulai dari sosial, budaya, agama, hingga kehidupan berbangsa. Wanita adalah madrasah pertama bagi generasi penerus. Dibalik peranan penting seorang wanita terdapat sebuah paradoks yang sangat bertentangan. Wanita berada dalam berbagai masalah sayang cukup kompleks. Keterpurukan wanita terjadi dalam segala bidang, bahkan budaya patriarki telah memarjinalkan kaum wanita. Pendidikan yang rendah, keterpurukan ekonomi, hingga kekerasan.
Perancangan pusat pembinaan dan pemberdayaan ini memberikan solusi untuk permasalah wanita atau Women’s Crisis. Dalam lingkup pembinaan objek ini memberikan wadah untuk fungsi pembinaan psikologis, kesehatan, pendidikan, dan spiritual. Pembinaan di bidang pendidikan sendiri terdiri dari fasilitas pelatihan dalam bentuk kelas maupun workshop. Workshop terdiri dari kerajinan tangan, menjahit, membatik, memasak, dan budidaya tanaman hias. Dalam lingkup pemberdayaan terdapat pemberdayaan di bidang ekonomi, hukum dan HAM. Pemberdayaan ekonomi berupa penyediaan fasilitas UKM yaitu industri pastry serta pemasarannya. Sedangkan bidang hukum dan HAM menyediakan fasilitas konsultasi advokasi dan penelitian isu gender terkait masalah hukum dan undang-undang.
Perancangan pusat pembinaan dan pemberdayaan menggunakan tema arsitektur paradoks dengan konsep terbuka dan tertutup. Konsep ini membuat bangunan tampak tertutup dari luar namun terbuka di dalam. Ini dapat menjaga privasi dan aurat wanita sebagai pengguna dan menjamin keamanan korban women’s crisis. Ide bentuk berasal dari piramid yang mengalami pencuilan di bagian tengahnya. Bidang miring pada sisi luar bangunan yang menutupi dari bawah ke atas dan luar ke dalam membuat bangunan lebih tertutup. Sedangkan penculian dibagian tengah yang membentuk plaza membuat bagian dalam bangunan lebih terbuka. Plaza bagian tengah digunakan untuk interaksi antar pengguna sehingga dapat mendukung pemulihan percaya diri korban women’s crisis.
Konsep terbuka dan tertutup juga diaplikasikan pada enterance bangunan yang tidak menghadap pada enterance kawasan. Pengguna hanya akan melihat enterance kawasan yang kemudian diarahkan menuju enterance bangunan. Droping area terdapat di dalam bangunan sehingga terlihat tertutup dari luar. Bangunan ini hanya menggunakan satu enterance sehingga meminimalkan akses masyarakat umum atau selain pengguna.
ENGLISH:
Women have an important role in various aspects, ranging from social, cultural, religious, to the life of the nation. Women are the first madrasah for the next generation. Behind the important role a woman there is a paradox that is very contradictory. Women are in a fairly complex issues dear. Deterioration of women occurs in all areas, even a patriarchal culture has been marginalized women. Low education, economic downturn, to violence.
The design of this empowerment coaching centers and provide solutions for the problems of women or Women's Crisis. Within the scope of this object coaching provides a container for the function of psychological development, health, education, and spiritual. Guidance in the field of education itself consists of a training facility in the form of classes and workshops. The workshop consists of crafts, sewing, batik, cooking, and the cultivation of ornamental plants. Within the scope of empowerment there is empowerment in economics, law and human rights. Economic empowerment, namely the provision of facilities such as pastry and marketing industry. While the field of law and human rights advocacy and consulting facilities study gender issues related to legal issues and legislation.
Design of guidance and empowerment center using architectural themes paradox with the concept of open and closed. This concept makes the building looks closed from the outside but open on the inside. It can maintain the privacy and genitalia of women as users and ensure the safety of victims of women's crisis. The idea came from a pyramid shape experiencing substraction in the middle. The incline on the outside of the building is covered from bottom to top and out into making the building more closed. While substraction the middle which forms part of the building plaza made more open. Plaza parts being used for user interaction in order to support the recovery of confidence of victims women's crisis.
The concept of open and closed is also applied to the building enterance enterance which is not facing the region. Users will only see the area enterance enterance which is then directed towards the building. Droping area contained within the building so it looks closed from the outside. This building uses only one enterance so as to minimize public access or other than the user.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Rahmah, Sukmayati and Setiono, Arief Rakhman | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | Paradox Architecture; Perancangan Pusat Pembinaan Dan Pemberdayaan Wanita; Konsep Terbuka Dan Tertutup; aradox Architecture; The Design of Women’s Guidance dan Empowerment Center in Malang; Open and Close Concept | |||||||||
Departement: | Fakultas Sains dan Teknologi > Jurusan Teknik Arsitektur | |||||||||
Depositing User: | Imam Rohmanu | |||||||||
Date Deposited: | 13 Oct 2017 14:34 | |||||||||
Last Modified: | 13 Oct 2017 14:34 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/8215 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |