Thoifah, I’anatut (2013) Model Pesantren Rakyat Al-Amin di Sumberpucung Kabupaten Malang. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
11770034.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) |
Abstract
INDONESIA:
Sistem merupakan suatu keseluruhan dari unsur-unsur pendidikan yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain serta saling mempengaruhi dalam mencapai suatu tujuan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pegembangan sistem pendidikan pesantren yang ada, sedangkan model merupakan hasil dari pengembangan sistem. Fokus penelitian ini adalah bagaimana model Pesantren Rakyat Al-Amin di Sumberpucung Kabupaten Malang yang meliputi beberapa komponen pesantren yaitu: pondok, masjid, pengajaran kitab-kitab Islam klasik, santri dan kiai.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus di Pesantren Rakyat Sumberpucung Kabupaten Malang. Bahan deskripsi didapatkan melalui Observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah kiai Pesantren Rakyat, lurah, ustadz, dan santri Pesantren Rakyat. Sampel penelitian yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik yang digunakan untuk memperoleh kredibilitas data adalah triangulasi. Data yang diperoleh dari informan dan subyek yang diteliti disaring dan diklasifikasikan menurut pola, tema dan topik pembahasan. Analisis data dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap bersamaan dengan proses pengumpulan data di lapangan dan tahap sesudah pengumpulan data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komponen pesantren pada umumnya dengan komponen yang ada di Pesantren Rakyat terdapat sebuah perbedaan. Secara nyata Pesantren Rakyat hanya memiliki 3 komponen pesantren yaitu pengajaran kitab Islam klasik, santri dan kiai, namun bukan berarti menganggap sebagian komponen yang tidak ada itu tidak penting, hanya saja beberapa komponen yang ada memiliki fungsi yang berbeda, jika pada penelitian Dhofier disebutkan bahwa komponen pesantren yang pertama “pondok” mempunyai fungsi sebagai tempat tinggal santri dari jauh, maka di Pesantren Rakyat ini cukup menggunakan rumah rakyat sebagai tempat tinggal santri, dengan tujuan agar santri mampu membaur dengan rakyat. Kedua Masjid, masjid merupakan komponen yang sangat penting bagi pesantren. Namun, Pesantren Rakyat lebih menekankan pada pemanfaatan masjid/mushola di sekitar pesantren, tanpa harus mempunyai bangunan masjid sendiri di dalam pesantren, layaknya pesantren pada umumnya. Ketiga Pengajaran kitab Islam klasik, Pesantren Rakyat tetap mengajarkan kitab-kitab Islam klasik namun bukan menjadi sentral pelajaran untuk santri, santri di sini lebih dibebaskan dalam pembelajarannya yakni sesuai bakat, minat dan kemampuan yang mereka miliki, serta belajar dan pembelajrannya tidak terpaku di Pesantren Rakyat saja, namun mampu memanfaatkan rakyat yang mempunyai kemampuan di bidang yang santri butuhkan. Keempat santri, santri Pesantren Rakyat terbagi menjadi 3 yaitu santri inti, santri kalong dan santri pendukung. Makna santri “kami yang belajar, kami yang mengajar dan kami yang memberi gelar”. Kelima kiai, kiai Pesantren Rakyat selain sebagai pendiri dan sosok sentral juga bisa menjadi seorang sahabat, teman dan figur inspiratif untuk santrinya. Dari sini bisa terlihat bahwa Pesantren Rakyat merupakan pesantrennya rakyat, kehidupan ala rakyat, kurikulum ala rakyat, dan pembelajarannya ala rakyat yang ditumpangi dengan nilai-nilai keIslaman serta keindonesiaan agar generasi penerus bangsa mampu merakyat bukan mencekik rakyat serta mampu menjadikan bangsa Indonesia menjadi baldatun thoyyibatun warobbun ghofur.
ENGLISH:
System is a set of elements of education which are related and connected each other and give influence each other to achieve a certain goal. One of attempt that can be done is through developing system of Islamic Education there, while the model is a product of developing system. Focus of this research is how the model of “Rakyat Al Amin” Islamic boarding school in SumberpucungKab. Malang including some components of Islamic boarding school itself: boarding, mosque, Islamic classic books, students and kiyai.
This research used study case approach in “Rakyat” Islamic boarding school in SumberpucungKab. Malang. The description matter is got by observation, interview, and documentation. The subject of research is Kyai of “Rakyat” Islamic boarding school, headman, teacher and students or Rakyat Islamic boarding school. The sample of research that used is purposive sampling. Technique that used to get credibility of data is triangulation. Data is got from informan and the subject who is researched, filtered and classified according to the pattern, theme and topic of discussion. Analyzing data done through two steps, the first step is step with the process of collecting data in the field and step after collecting data.
The result of this research shows the difference of the components of Islamic boarding school commonly and the components of Rakyat Islamic boarding school. In the reality Rakyat Islamic boarding school only has 3 components such as teaching Islamic classic book, students and kyai, but it doesn’t mean that the other components of Islamic boarding school are not important, the other components just have different function, if in the Dhofier research mentioned that components of Islamic boarding school, the first is boarding which has function as place for students to stay in, so that this Rakyat Islamic boarding school only uses villager’s house as a place, it aims in order to make students are closer with society. The second is mosque, mosque is an important place in Islamic boarding school. But, in Rakyat Islamic boarding school is more emphasize in utilizing mosque around Islamic boarding school, without build mosque like Islamic boarding school commonly which has their own mosque. The third is teaching Islamic classic book, Rakyat Islamic boarding school still teach Islamic classic book but not as central lesson for students, students in over there are freedom in learning that is based on their talent, willing and their own ability, and the learning is not stagnant in Rakyat Islamic, but it can utilize society who has ability in the field needed by students. The forth is students, students of Rakyat Islamic boarding school are divided into three: main students, kalong students and supporter students. The meaning of students is “we are learning, we are teaching and we are giving degree. The fifth is kyai, kyai of Rakyat Islamic boarding school except as the founder and central figure also can be friend and inspiring figure for his students. From here it can be seen that Rakyat Islamic boarding school is boarding for its society, society life style, society’s curriculum and society’s learning which is contained Islamic values and getting Indonesian so that the next generation is able to socialize and not killing Indonesian people and also can make the nation become baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur.
Item Type: | Thesis (Masters) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Abidin, Munirul and Mubarok, Zulfi | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | Model Pesantren; Model of Islamic Boarding School | |||||||||
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi magister Pendidikan Agama Islam | |||||||||
Depositing User: | Zulaikha Zulaikha | |||||||||
Date Deposited: | 01 Sep 2017 18:56 | |||||||||
Last Modified: | 01 Sep 2017 18:56 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/7919 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |