Uji aktivitas antibiofilm dekok lengkuas (Alpinia galanga) terhadap Pseudomonas aeruginosa secara in vitro

INDONESIA:

Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri patogen oportunistik penyebab infeksi nosokomial. Penyakit ini sering kali sulit ditangani akibat resisten antibiotik dan kemampuan dalam membentuk biofilm, yang membuatnya kebal terhadap berbagai pengobatan. Salah satu alternatif pengobatan yang potensial adalah pemanfaatan bahan
alam, seperti lengkuas (Alpinia galanga). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antibiofilm dekok A. galanga terhadap P. aeruginosa secara in vitro. Penelitian ini menggunakan metode true experimental design dengan tujuh kelompok perlakuan yang
terdiri dari kontrol positif, kontrol negatif, kontrol media, dan dekok A. galanga dalam berbagai kosentrasi (50%, 25%, 12,5%, dan 6,25%). Data dikumpulkan melalui uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dengan metode mikrodilusi pada microplate V- Bottom 96 Well dan uji antibiofilm yang terdiri dari tiga mekanisme, yaitu pencegahan
perlekatan, penghambatan pertumbuhan, dan penghancuran biofilm menggunakan metode microplate biofilm assay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dekok A. galanga pada konsentrasi 50% secara siginfikan efektif menghambat pertumbuhan P. aeruginosa, mampu mencegah perlekatan, menghambat pertumbuhan dan menghancurkan biofilm yang sudah terbentuk. Efek ini dikaitkan dengan kandungan metabolit sekunder dalam A. galanga, seperti flavonoid, triterpenoid, dan saponin yang mampu mengganggu
mekanisme quorum sensing. Dengan demikian, dekok A. galanga memiliki potensi sebagai agen antibiofilm alami terhadap Pseudomonas aeruginosa dan dapat dikembangkan sebagai alternatif terapi infeksi bakteri resisten.

ENGLISH:

Pseudomonas aeruginosa is an opportunistic pathogen that causes nosocomial infections. This disease is often difficult to treat due to antibiotic resistance and the ability to form biofilms, which make it resistant to treatment. One potential alternative treatment is the use
of natural ingredients, such as galangal (Alpinia galanga). This study aims to evaluate the antibiofilm activity of A. galanga decoction against P. aeruginosa in vitro. The study employed a true experimental design with seven treatment groups, including positive control, negative control, media control, and A. galanga decoction at various
concentrations (50%, 25%, 12.5%, and 6.25%). Data were collected through the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) test using the microdilution method on a V-Bottom 96-Well microplate and an antibiofilm test consisting of three mechanisms: prevention of
adhesion, inhibition of growth, and destruction of biofilm using the microplate biofilm assay method. The results showed that A. galanga decoction at a concentration of 50% was significantly effective in inhibiting the growth of P. aeruginosa, preventing adhesion, inhibiting growth, and destroying existing biofilms. This effect is associated with the secondary metabolites in A. galanga, such as flavonoids, triterpenoids, and saponins, which can disrupt the quorum sensing mechanism. Therefore, A. galanga decoction has potential as a natural antibiofilm agent against Pseudomonas aeruginosa and can be developed as an alternative therapy for resistant bacterial infections.