Fathony, Alvan (2014) Perilaku poligami Kiai Masyurat: Studi model mu’asyarah poligami Kiai Masyurat dalam membina keluarga sakinah. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
12780013.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) |
Abstract
INDONESIA:
Poligami merupakan salah satu persoalan dalam perkawinan yang paling banyak disoroti oleh kalangan masyarakat Indonesia sekaligus dianggap kontroversial, terutama fenomena poligami Kiai Masyurat yang menikahi wanita sampai 10 wanita dan dari perkawinannya tersebut beliau dikaruniai 30 orang anak, yang mana mereka hidup dalam satu atap yang sama dan hidup dengan rukun. Untuk mendudukkan fenomena poligami Kiai Masyurat ini di Indonesia telah diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan, seperti Undang- undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 tentang Aturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Dari persoalan di atas, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana pandangan keluarga inti tentang model mu’asyarah poligami Kiai Masyurat dan bagaimana pandangan keluarga inti mengenai relevansinya terhadap pembentukan keluarga sakinah.
Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan ini peneliti akan menggambarkan beberapa data yang diperoleh dari hasil wawancara maupun dokumentasi. Kemudian dilanjutkan pada proses pengolahan data dengan cara direduksi, diklasifikasikan, kemudian ditarik kesimpulan. Selain itu, proses analisa tersebut juga didukung dengan kajian pustaka sebagai reverensi untuk memperkuat data yang diperoleh dari lapangan. Sehingga dengan proses semacam itu dapat diperoleh kesimpulan sebagai jawaban atas dua pertanyaan di atas.
Hasil penelitian ini adalah (1) Dimana pendapat keluarga inti mengenai model mu’asyarah poligami Kiai Masyurat ditemukan tiga model mu’asyarah poligami yaitu, keterbukaan, kebersamaan dan saling menghargai. (2) dengan adanya model mu’asyarah yang terealisasi dalam keluarga Kiai Masyurat tersebut maka menjadikan keluarga tersebut harmonis dan tidak terjadi banyak konflik dalam bangunan rumah tangga meskipun dengan banyak aggota keluarga dalam satu atap, sehingga menjadikan keluarga Kiai Masyurat tetap utuh sampai sekarang. Dalam hal keterbukaan, kebersaan dan saling menghargai yang menjadi simbol dalam keluarga Kiai masyurat secara tidak langsung telah menjalankan fungsi keluarga antara lain, fungsi repreduksi, sosialisasi/edukasi, penugasan peran sosial, dukungan ekonomi, dan dukungan emosi/pemeliharaan. Fungsi keluarga yang dapat terimplementasikan dengan baik, maka anak dapat berkembang secara fisik, emosi, spiritual dan sosial yang baik pula. Hal ini bisa dijadikan cermin bagaimana keluarga khususnya putra dan putri Kiai Masyurat dalam berinteraksi setiap harinya.
ENGLISH:
The Polygamy is one of the problems in the marriage that was mostly highlighted by Indonesian society once considered controversial, especially the phenomenon of polygamy Kiai Masyurat who married a woman till 10 women and of the marriage he was blessed with 30 children, where they live in the same roof and live in harmony. To put this phenomenon of polygamy in Indonesia Masyurat Kiai has been set in some legislation, such as Law No. 1 of 1974 on Marriage, the Indonesian Government Regulation No. 9 of 1975 on the Rules of Implementation of Law No. 1 of 1974 on Marriage.
The researchers wanted from the above issues, to know how to view the model of the nuclear family of Kiai Masyurat polygamy mu'asyarah and how the view of the nuclear family of their relevance to the formation of harmonious family.
Researchers using qualitative descriptive study with researchers will describe some of the data obtained from interviews and documentation. Then proceed to the processing of data by means of reduced, classified, and then be deduced. In addition, the analysis process is also supported by the literature review as reference to strengthen the data obtained from the field. So with such a process can be concluded as the answers to the two questions above.
The results of this study were (1) Where the opinion of the nuclear family model of Kyai Masyurat mu'asyarah polygamy found polygamy mu'asyarah three models namely, openness, solidarity and mutual respect. (2) the presence of mu'asyarah models are realized in the Masyurat Kiai family then made the family harmony and avoid a lot of conflict in the home building though with many families under one roof, making Kiai Masyurat family remained intact until now. In terms of openness, and mutual respect friendly which became a symbol of the family Kiai masyurat indirectly run the family among other functions, functions reproductions, socialization / education, assignment of social roles, economic support, and emotional support / maintenance. The function family can be properly implemented, then the child can develop the physical, emotional, spiritual and social well too. This could be a mirror of how families, especially sons and daughters in Kyai Masyurat interact every day.
Item Type: | Thesis (Masters) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Roibin, Roibin and Badruddin, Badruddin | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | Poligami; Kiai Masyurat; Mu’asyarah; Polygamy | |||||||||
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister al-Ahwal al-Syakhshiyyah | |||||||||
Depositing User: | Desi Latifah Hamzah | |||||||||
Date Deposited: | 14 Aug 2017 15:44 | |||||||||
Last Modified: | 14 Aug 2017 15:44 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/7828 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |