Siri, Ahmad (2011) حق الولى المجبر وابنته البكر في اختبار الزوج: دراسة نقدية وإنشائية على المجتمع بالنجائن بمحافظة باميكاسن. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
07210068.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) |
Abstract
INDONESIA:
Perkawinan merupakan salah satu ikatan lahir dan bathin, antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah penuh kasih dan sayang, dan terciptanya kehidupan rumah tangga yang selalu berada dalam ketenangan, ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan. Hal tersebut akan tercapai bila pernikahannya didasarkan pada kerelaan pihak-pihak yang bersangkutan dan rasa cinta dari kedua belah pihak serta berdasarkan kemauan sendiri tampa adanya paksaan dari pihak lain.
Namun demikian, masih banyak hal tersebut dilakukan atas dasar kemauan pihak lain, yaitu kemauan orang tua, orang tualah yang menentukan pasangan untuk anaknya, dan bahkan dipaksa untuk menikah dengan orang yang telah di pilih dan ditentukan olehnya karena orang tua beranggapan bahwa anak perempuan merupakan hak dan tanggungjawab orang tua selama anak masih belum menikah.
Atas dasar itulah peneliti mencoba untuk meneliti bagaimana sesungguhnya hak orang tua dan hak anak perempuan dalam memilih atau menentukan pasangan hidupnya sendiri, dengan menggunakan pendekatan dan metode-metode dalam penelitian.
Adapun pendekatan yang digunakan dalam hal ini adalah fenomenologi yang merupakan pemahaman terhadap sebuah kejadian dan fakta riil yang ada di masyarakat. Sedang metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif diskriptif. Sumber data penelitian ini ada dua yaitu sumber data primer, yang mencakup para pihak yang bersangkutan, orang tua, anak perempuan, dan tokoh masyarakat melalui wawancara, dan sumber data sekunder, yang mencakup buku-buku fiqih, UU tentang perkawinan dan lain sebagainya.
Hasil penelitian di Palengaan yang merupakan kecamatan yang terdapat di kabupaten Pamekasan, hingga kini penduduknya masih belum memberi ruang dan kebebasan yang besar pada anak perempuannya untuk memilih atau menentukan pasangan hidupnya sendiri. Perjodohan menjadi hal yang lumrah dan biasa dilakukan oleh masyarakat Palengaan, walaupun dengan cara memaksa sang anak perempuan bila ia menolak dijodohkan. Hal ini diakui oleh tokoh masyarakat setempat, bahwa orang tua yang menentukan pasangan untuk anak perempuannya.
Parahnya lagi, orang tua tidak memberi tau padanya akan perjodohan itu. Perempuan tidak mempunyai hak untuk menetukan pasangan hidup dengan sendirinya, karena hal itu dianggap main-main dan tidak serius, sehingga orang tualah yang berhak akan hal itu. Namun demikian, perlahan dan pasti, sebagian masyarakat mulai menyadari dan mulai meninggalkan hal tersebut.
ENGLISH:
Marriage is one ofexternal and internal string, between a husband and wife to make a sakinah and mawaddah warahmah family, a very happy and peaceful houselife. That’s going to be achieved if the wedding is upon the willingness of the two families and based on their love without force from others. Moreover, there are still many persons doing that on the other person’s wish such parent.
It’s their parent that determine their son/daughter’s pair (jodoh). Even they force him/her to marry with someone choosen and determined by them, because parent assum that that their daughter is their responsibility as long as she didn’t have married.
From that background researchers try to analyze how the right of parent and daughter is in choosing or determining her couple by using phenomenological and research method. Phenomenology used in this term is analysis to the event and reality happening in the society.
Methode practiced in this research is descriptive and qualitative research. There two sources in this research namely primer, including family, parent, daughter, leader through interview and secondary source like fiqih book, UU about wedding and so on.
The research risult in Palengaan, a subdistrict in Pamekasan, the in habitant in this subdistrict didn’t give right and freedom to their daughter to choose or to determine her couple. Pairing become a very usual event done by the society of Palengaan although the daughter dislike it. It’s realized by the leader in it that commonly parent couple their daughter. Even the parent don’t inform her about the marriage.
A daughter doesn’t have right to choose her self couple, because they assum that it’s not serious, so that it become parent’s deed. But, slowly but sure, one of society begin to realize and leave it.
Item Type: | Thesis (Masters) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Hamidah, Tutik and Izzuddin, Ahmad | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | حق; الولى المجبر; ابنته البكر; اختبار الزوج; Haqq al-Wali al-Mujbir; Ibnati al-Bikr; Ikhtiyari al-Zauji; Haqq; Wali al-Mujbir; Ibnat al-Bikr; Ikhtiyar al-Zauj. | |||||||||
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister al-Ahwal al-Syakhshiyyah | |||||||||
Depositing User: | Mohammad Syahriel Ar | |||||||||
Date Deposited: | 11 Aug 2017 16:44 | |||||||||
Last Modified: | 11 Aug 2017 16:44 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/7811 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |