Shaleh, Mahrus (2011) Pemenuhan hak-hak anak di lingkungan keluarga kiai pesantren: Studi di lingkungan keluarga kiai pesantren Kabupaten Pamekasan Madura. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
09780008.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Kebiasan yang sudah terbangun sejak dulu bahwa orangtua selalu membedakan hak antara anak laki-laki dan perempuan akhir-akhir ini telah terdapat perberbedaan dibandingkan dengan masa-masa yang lalu, yang menganggap perempuan hanya beban sehingga haknya dibedakan dengan anak laki-laki di keluarganya. Namun, persepsi yang terbangun bahwa perempuan hanya pantas di bagian domestik masih tetap tertata rapi di otak orang-orang Madura, terutama di kalangan masyarakat pedesaan di kabupaten Pamekasan, sehingga jarang sekali perempuan menjadi wanita karir atau bahkan di sekolahkan sampai ke perguruan tinggi, meskipun ada sangat sedikit kuantitasnya.
Untuk memfokuskan kajian, penelitian yang dipilih adalah kiai di lingkungan pesantren Kabupaten Pamekasan Madura, dengan pertimbangan bahwa kebiasaan orang Madura pada umumnya dan orang Pamekasan khususnya, membedakan hak antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga. Pada masa sekarang ini dalam perspektif masyarakat pada umumnya telah mengalami pergeseran budaya dan adat kebiasaan, sehingga tidak sedikit peran perempuan dalam berbagai instansi, terutama perannya sebagai pendidik meskipun kuantitasnya tidak banyak.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Penelitian ini menghasilkan temuan : 1. Pemenuhan hak anak oleh kiai di lingkungan keluarga pesantren Pamekasan terdapat: a). Hak pengasuhan anak dipenuhi secara baik, namun dapat dibedakan: pertama, pola asuh demokratis, kedua, pola asuh otoriter, dan ketiga gabungan dari keduanya. b). Hak bersosial terdapat beberapa pola penerapan, Pertama, memberikan kebebasan secara terarah kepada anak-anaknya tanpa ada batasan umur. Kedua, memberikan kebebasan secara terarah kepada anak- anaknya setelah dianggap dewasa. dan Ketiga, tidak memberikan kebebasan kepada anak-anaknya tanpa batasan umur. c). Ada tiga kategori pemenuhan hak berpendidikan. Pertama, Pemenuhan secara menyeluruh otoritas memilih ada pada anak. Kedua, Pemenuhan secara kondisional, pada fase awal otoritas terdapat pada orangtua, fase kedua otoritas ada pada anak. Ketiga, Hak pendidikan otoritas pada orangtua. 2. Pembedaan pemenuhan hak anak oleh para kiai pesantren di Pamekasan, ada tiga poin. a). Pemenuhan hak pengasuhan hampir semua kiai tidak membeda-bedakan jenis kelamin anak-anaknya. Hanya kiai tersebut rata-rata lebih intens dalam mengawasi anak perempuannya dibandingkan anak laki-lakinya. b). Pembedaan hak bersosial digolongkan menjadi dua. Pertama ada perbedaan pemenuhan setelah baligh atau dewasa. Dan kedua, tidak ada pembedaan. c). Pemenuhan hak berpendidikan dibagi dua kategori, Pertama, tidak ada perbedaan dan kedua, ada perbedaan setelah dianggap mencapai usia dewasa. 3. Terdapatnya perbedaan pemenuhan terutama dalam hak pendidikan sedikitnya berimplikasi terhadap relasi antara orangtua dan anak, sehingga orangtua lebih dekat dengan anak laki-lakinya dibandingkan anak perempuannya.
ENGLISH:
Habits have been established long ago that parents always distinguish between the rights of boys and girls in recent years there has been compared with earlier periods, which considers only the load so that the rights of women are distinguished by the boys in the family. However, the perception is awakened that women are only fit in the domestic still neatly packed in the brain Madurese, especially among rural communities in the district Pamekasan, so that women rarely become career women or even get to college, although there very small quantity.
To focus the study, the study selected kiai in Islamic Boarding House in Pamekasan Madura, with the consideration that the habit of Madurese in general and Pamekasan people in particular, to distinguish between the rights of men and women in the family. At the present time in the perspective of society in general has experienced a shift in culture and customs, so that not a few women's role in various institutions, particularly its role as an educator even though the quantity is not much.
This study is a qualitative with study using phenomenological approach. Data collection techniques in this study were interviews, observation and documentation. While the analytical method used is descriptive qualitative.
The study produced findings: 1. The fulfillment of child rights by kiai in family environment of Islamic boarding house Pamekasan there are: a). Child custody are well filled, but can be distinguished: first, democratic parenting, second, authoritarian parenting, and the third a combination of both. b). Social rights there are several patterns of the application, the First, gave directionally freedom to their children without any age restrictions. Second, geve directionally freedom to their children once they are deemed mature. and Third, do not give freedom to their children without age restrictions. c). There are three categories of rights fulfillment educated. First, choose Fulfillment overall authority in a child. Second, Fulfillment conditionally, in the early phase of the authority contained in the parent, the second phase of authority exists in children. Third, the education authority on parental rights. 2. Differentiation fulfillment of children's rights by kiai of Islamic boarding house in Pamekasan, there are three points. a). Fulfillment custody almost all kiai not discriminate the sex of their children. Kiai is only an average of more intense in overseeing his daughter than her son. b). Differentiation social rights classified into two categories. First there is a fulfillment difference after baligh or adult. And second, there is no distinction. c). Fulfillment of education rights is divided into two categories: First, there is no difference, and second, there is a difference once considered to reach adulthood. 3. There are differences especially in the fulfillment of at least the education rights has implications for relations between parents and children, so parents are closer to sons than daughters.
Item Type: | Thesis (Masters) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Saiban, Kasuwi and Sumbulah, Umi | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | Hak-hak Anak; Kiai; Pesantren; Rights of the Child; Kiai; Islamic Boarding House | |||||||||
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister al-Ahwal al-Syakhshiyyah | |||||||||
Depositing User: | Desi Latifah Hamzah | |||||||||
Date Deposited: | 11 Aug 2017 14:43 | |||||||||
Last Modified: | 11 Aug 2017 14:43 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/7761 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |