Responsive Banner

Kedudukan anak dalam Amalgamasi antara Etnis Minangkabau dan Etnis Jawa dalam pandangan pemangku adat: Studi Etnografi di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang

Muda, Hilman Alfarizi Dransis (2025) Kedudukan anak dalam Amalgamasi antara Etnis Minangkabau dan Etnis Jawa dalam pandangan pemangku adat: Studi Etnografi di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

[img] Text (Fulltext)
210201110058.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK

Penelitian ini membahas posisi anak dalam konteks percampuran etnis Minangkabau dan Jawa di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, dengan sudut pandang pemangku adat. Latar belakang kajian ini menyoroti dinamika sosial-budaya yang timbul akibat perbedaan sistem kekerabatan Minangkabau yang matrilineal dan Jawa yang bilateral, yang turut memengaruhi identitas, hak waris, serta keterlibatan anak dalam tatanan adat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kedudukan anak hasil perkawinan antar-etnis dalam aspek hukum adat, sosial, dan budaya, serta menelaah peran pemangku adat dalam menentukan hak dan status anak tersebut. Metodologi yang diterapkan berupa etnografi kualitatif dengan teknik pengumpulan data seperti observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan para pemangku adat, serta telaah dokumen. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada tingginya angka perkawinan lintas etnis dan keragaman adaptasi budaya yang kompleks di wilayah tersebut.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa posisi anak ditetapkan secara eksklusif melalui garis keturunan ibu. Anak yang lahir dari ibu berdarah Minangkabau diakui sepenuhnya sebagai anggota suku ibunya, memperoleh hak atas pusako tinggi (harta warisan adat), dan turut serta dalam berbagai upacara adat. Sebaliknya, anak yang ibunya berasal dari etnis Jawa, meskipun ayahnya orang Minang, dianggap tidak memiliki suku (nan indak basuku) dan memiliki keterbatasan dalam mengakses hak waris adat. Legitimasi status anak ditentukan sepenuhnya oleh pemangku adat melalui proses musyawarah adat, meskipun terdapat kelonggaran dalam pembagian harta hasil usaha berdasarkan asas keadilan menurut Islam. Hasil ini memperlihatkan adanya ketegangan antara prinsip inklusif dalam hukum nasional dan aturan adat yang bersifat kaku, serta menunjukkan berbagai strategi yang diterapkan keluarga untuk menyiasati bentuk-bentuk pengecualian struktural. Penelitian ini merekomendasikan perlunya penyelarasan kebijakan administrasi kependudukan, penguatan komunikasi lintas budaya, serta peninjauan ulang fungsi pemangku adat guna menjamin pemenuhan hak anak dalam masyarakat yang beragam secara budaya.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Supervisor: Arifah, Risma Nur
Keywords: Amalgamasi, Matrilineal, Pemangku Adat, Identitas Budaya
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012829 Islamic Family Issues & Local Tradition
Departement: Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah
Depositing User: Hilman Alfarizi Dransis Muda
Date Deposited: 26 Jun 2025 21:07
Last Modified: 26 Jun 2025 21:07
URI: http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/77542

Downloads

Downloads per month over past year

Actions (login required)

View Item View Item