Efektivitas hukum pengawasan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang terhadap Phishing perspektif Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Maqashid Syari'ah

Abstrak

Kejahatan digital phishing merujuk kepada aktivitas penipuan online dengan mengelabuhi korban untuk memberikan data pribadinya, yang menyebabkan berbagai resiko seperti penyalahgunaan akun perbankan, akun e-mail, dan sosial media. penelitian ini didasarkan pada meningkatnya kasus phishing di kalangan masyarakat, termasuk mahasiswa, yang mengakibatkan kerugian finansial dan kebocoran data pribadi yang melanggar UU Nomor 1 Tahun 2024 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Maka, diperlukan pengawasan dari Pemerintah daerah terhadap phishing yang terjadi Di Kota Malang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pengawasan dan hambatan yang dilakukan oleh Dinas Komunkasi dan Informatika Kota Malang terhadap kejahatan digital phishing perspektif Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan Maqashid Syariah. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis empiris dengan pendekatan yuridis sosiologis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pengawasan yang dilakukan oleh Diskominfo Kota Malang terhadap kejahatan digital phishing dengan memberikan edukasi mengenai bahaya dan cara menghindari, meyediakan kanal pelaporan “Malangkota-CSRIT” dan berkoordinasi dengan pihak terkait Berdasarkan Maqashid Syari’ah Diskominfo Kota Malang mewujudkan kemaslahatan bagi masyarakat dengan menjaga harta dan menjaga jiwa. Efektivitas dalam pengawasan ini masih kurang efektif, karena terdapat keterbatasan wewenang yang terdapat dalam UU ITE dan dalam praktiknya, terdapat beberapa hambatan, seperti sosialisasi yang dilakukan tidak merata, kurangnya sumber daya manusia dan anggaran serta insfratruktur kurang memadai sehingga menghambat proses pengawasan dan penanganan yang berlangsung.

Abstract

Digital phishing crimes refer to online fraud activities that deceive victims into providing personal data, resulting in various risks such as misuse of banking accounts, email, and social media. This study is motivated by the increasing number of phishing cases, particularly among students, which cause financial losses and data breaches that violate Law Number 1 of 2024 concerning Electronic Information and Transactions (ITE). Thus, local government supervision is necessary to address phishing crimes in Malang City.
The purpose of this study is to examine the effectiveness and obstacles in the supervision carried out by the Department of Communication and Informatics (Diskominfo) of Malang City on phishing crimes from the perspectives of the ITE Law and Maqashid Sharia. The research method used is empirical juridical with a sociological juridical approach.
The results indicate that Diskominfo supervises phishing crimes by providing public education, offering a reporting platform called "Malangkota-CSIRT", and coordinating with related agencies. From the Maqashid Sharia perspective, these efforts aim to preserve wealth (ḥifẓ al-māl) and life (ḥifẓ al-nafs). However, the effectiveness of this supervision is still limited due to restrictions in the ITE Law, uneven public outreach, insufficient human resources and budget, as well as inadequate infrastructure, all of which hinder the ongoing supervision and response efforts.

مستخلص البحث

تشير جرائم التصيد الاحتيالي الرقمي إلى أنشطة احتيال عبر الإنترنت تهدف إلى خداع الضحايا للحصول على بياناتهم الشخصية، مما يؤدي إلى مخاطر متعددة كإساءة استخدام الحسابات المصرفية والبريد الإلكتروني ووسائل التواصل الاجتماعي. وقد دُفع هذا البحث بزيادة حالات التصيد، خصوصًا بين الطلاب، والتي تؤدي إلى خسائر مالية وتسريبات للبيانات، مما يعد خرقًا لقانون رقم 1 لسنة 2024 بشأن المعلومات والمعاملات الإلكترونية.
يهدف هذا البحث إلى دراسة فعالية الرقابة والعقبات التي تواجهها دائرة الاتصالات والمعلومات في مدينة مالانج من منظور قانون ITE ومقاصد الشريعة. وقد استخدم المنهج التجريبي القانوني بمقاربة سوسيولوجية قانونية.
تشير النتائج إلى أن الرقابة تشمل التوعية العامة، وتوفير منصة بلاغات تُدعى "Malangkota-CSIRT"، والتنسيق مع الجهات ذات الصلة. ووفقًا لمقاصد الشريعة، فإن هذه الجهود تهدف إلى حفظ المال (ḥifẓ al-māl) والنفس (ḥifẓ al-nafs). ومع ذلك، فإن فعالية الرقابة لا تزال محدودة بسبب القيود القانونية، وضعف التوعية، ونقص الموارد البشرية والميزانية، وكذلك ضعف البنية التحتية، مما يعيق تنفيذ الرقابة والاستجابة بشكل فعّال.