Integrasi Kereta Rel Listrik (KRL) Stasiun Lumpang Parayasa

ABSTRAK:

Indonesia sedang mengembangkan infrastruktur untuk memajukan negara, termasuk sektor transportasi dan permukiman. Dalam dekade terakhir, pembangunan transportasi seperti terminal, bandara, pelabuhan, dan sistem transportasi massal (bus listrik, MRT, LRT, Kereta Api Cepat) telah meningkat. Hal ini bertujuan untuk menekan biaya logistik yang masih tinggi dan meningkatkan efisiensi ekonomi. Di sektor permukiman, pemerintah berupaya mengatasi backlog kepemilikan rumah yang mencapai 12,75 juta dengan berbagai program insentif dan dukungan untuk pelaku usaha property.
Pembangunan di kedua sektor ini saling terkaitan, yaitu kebutuhan mobilitas yang tinggi dan efisien, akhirnya PT. KAI dan PERUMNAS memilih untuk bekerjasama untuk membangun permukiman dan juga dengan memfasilitasinya dengan stasiun kereta api KRL dengan rute Rangkasbitung yang diberi nama “Integrasi Kereta Rel Listrik (KRL) Stasiun Lumpang Parayasa”. Pembangunan juga dilatarbelakangi adanya faktor waktu tempuh stasiun terdekat yang terlalu jauh sekitar 24 menit perjalanan.

Selain itu pembangunan ini juga ingin mengevaluasi stasiun KRL yang ada yaitu dari segi pelayanan, fasilitas, dan Informasi agar pengguna lebih nyaman dan penggunaan transportasi ini dapat berkelanjutan, maka dari itu stasiun yang akan dibangun akan mengambil pendekatan Human-Centered Design yang memiliki konsep memusatkan manusia dalam perencanaan sebuah desain. Konsep yang sedang diangkat juga untuk transportasi umum saat ini adalah TOD (transportation Oriented Development) yang focus kepada integrasi antara transum agar pengguna dapat beralih ke satu transum ke transum lainnya dengan mudah. Semoga karya ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi kontribusi dalam pengembangan ilmu arsitektur, khususnya dalam Konsep Human-Centered Design dan konnsep TOD yang dirancang.

ABSTRACT:

مستخلص البحث: