Tamimi, Tamimi (2013) Perjodohan wali terhadap anak di bawah umur dalam upaya kawin paksa: Studi tingkat perceraian di Desa Gamping Kecamatan Pagak Kabupaten Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islan Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Introduction)
09210058 Pendahulun.pdf Download (530kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract Indonesian)
09210058 Indonesia.pdf Download (84kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract English)
09210058 Inggris.pdf Download (10kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract Arabic)
09210058 Arab.pdf Download (176kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 1)
09210058 Bab 1.pdf Download (696kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 2)
09210058 Bab 2.pdf Download (984kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 3)
09210058 Bab 3.pdf Download (611kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 4)
09210058 Bab 4.pdf Download (801kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 5)
09210058 Bab 5.pdf Download (590kB) | Preview |
|
|
Text (References)
09210058 Daftar Pustaka.pdf Download (16kB) | Preview |
|
Other (Appendix)
09210058 Lampiran.rar Download (405kB) |
Abstract
INDONESIA
Kata Kunci: Kawin Paksa, Perceraian, Wali
Berbicara mengenai kehidupan berkeluarga, Islam telah banyak mengajarkan pada diri setiap manusia untuk membina rumah tangga atas dasar saling ridho dan musyawarah. Agar dalam mengarungi bahtera rumah tangga antar pasangan suami istri senantiasa disertai dengan penuh kasih sayang yang selalu bersemi, baik dikala senang maupun susah, karena pada dasarnya semua manusia menginginkan pernikahan yang abadi. Pada dasarnya, pernikahan bukanlah hanya pertemuan lahir laki-laki dan wanita, akan tetapi dalam pernikahan juga untuk mendapatkan kebahagiaan, ketenangan dan kedamaian jiwa.
Dalam mayarakat Indonesia, khususnya di pelosok pedesaan, perjodohan dan pernikahan pada anak dibawah umur yang dilakukan oleh walinya ternyata masih banyak didapati di jaman modern seperti sekarang ini. Semua itu tidak lepas dari budaya serta tradisi yang berkembang di masyarakat bahwa wanita tidak boleh terlambat untuk menikah. Dengan proses pernikahan yang tidak alami tersebut, tentuya akan banyak di temukan perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangga, dan tidak menuntut kemungkinan sampai akan berakhir dengan perceraian. Salah satu contoh desa yang penduduknya banyak di dapati praktik perjodohan yaitu Desa Gampingan Kecamatan Pagak Kabupaten Malang.
Berpijak pada fakta diatas, maka peneliti ingin mengetahui mengenai faktor-faktor yang mendorong orang tua menjodohkan putrinya, serta tingkat perceraian pada pasangan suami istri yang menikah karena kawin paksa (perjodohan) di bawah umur oleh wali yang terdapat di Desa Gampingan Kecamatan Pagak Kabupaten Malang.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu dengan cara turun langsung ke lapangan dan melakukan pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang melatarbelakangi wali/orang tua melakukan perkawinan paksa (perjodohan) di bawah umur terhadap anaknya yang terdapat di Desa Gampingan Kecamatan Pagak Kabupaten Malang tercatat ada tujuh faktor. Diantaranya ialah Karena masalah ekanomi, Karena nasab, Karena takut salah pergaulan, Karena ta’dzimul ustadz, Karena untuk mempererat tali persaudaraan, Karena takut anaknya menjadi perawan tua dan Karena untuk balas budi. Dan dari 35 orang yang melakukan kawin paksa (perjodohan) tercatat lebih dari 34% dari mereka berakhir dengan Perceraian. Dan 66% pernikahanya masih utuh sampai saat ini.
ENGLISH
Discussing about family life, Islam has taught many things to everyone to build a family based on willingness and deliberation in order to be able to shelter the family hood between husband and wife with love, whether in good or bad time. Every human, basically, wants a lasting marriage. Marriage is not only about the physical mating of man and woman, but also to achieve soul happiness, peace and tranquility.
In Indonesia, especially in remote areas, engagement and marriage of underage children done by their guardians is a common phenomenon in recent modern era. It cannot be separated from the culture and tradition developing in our society that women are not allowed to married late. With that unnatural marriage, we will find many disagreement and quarrel in the family which might lead to divorce. In Indonesia, one village which has many early engagement practice is Gampingan, Pagak Subdistrict, Malang Regency.
Based on the facts, the researcher wants to find out the factors which make
the parents to match their daughters, and the divorce rate on the forced and underage spouses in Gampingan, Pagak Subdistrict, Malang Regency.
This research is a field research. It employs a qualitative approach, by observation, interview, and document analysis.
The result of this research concludes that there are some factors causing the guardians/parents to force the underage marriage toward their children in Gampingan, Pagak Subdistrict, Malang Regency. They are economic problems, family relationship, to prevent them having a wrong friendship, obedience to the teacher, to tighten a relationship, fear their daughters will become spinster, and reciprocal act. From 35 forced marriages, more than 34% end up with divorce and
66% still lasts until today.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Keywords: | kawin Paksa; Perceraian; Wali; Forced Marriage; Divorce; Guardians; |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012801 Pernikahan (Secara Umum) |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Annas Al-haq |
Date Deposited: | 03 Jul 2015 09:08 |
Last Modified: | 06 Jul 2015 17:00 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/76 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |