Pembagian harta warisan 1:1 untuk anak laki-laki dan perempuan perspektif teori hukum progresif satjipto rahardjo: Studi di kelurahan Sisir Kecamatan Batu Kota Batu Provinsi Jawa Timur

INDONESIA:

Pembagian harta waris yang tercatat di dalam fikih klasik adalah 2:1 antara laki-laki dengan perempuan. Akan tetapi di sebagian daerah memiliki cara yang berbeda yaitu dibagi secara adil dengan ketentuan 1:1 seperti pada masyarakat kelurahan Sisir kecamatan Batu kota Batu, pembagian seperti ini sudah dilakukan secara turun temurun, hal ini seakan bertentangan dengan hukum Islam, akan tetapi dengan berlandasan keadilan maka cara pembagian seperti ini masih dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadikan masyarakat kelurahan Sisir kecamatan Batu kota Batu melakukan pembagian 1:1 dan bagaimana pembagian tersebut jika dianalisa menggunakan teori hukum progresif satjipto rahardjo.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, Teknik Pengumpulan data dengan cara wawancara dan dokumentasi, kemudian diolah dengan tahapan Editing, Classifying dan Verifying.

Pembagian kewarisan dalam fikih klasik (2:1 antara laki-laki dengan perempuan) disebut sebagai pembagian yang sudah adil, akan tetapi apabila dilihat dari perubahan dan perkembangan zaman maka hal tersebut bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan situasi. Karena dalam hukum Islam yang berlandaskan keadilan dan menjauhi hal yang sifatnya mudharat, maka pembagian yang berbeda tersebut diperbolehkan. Alasan ini yang menjadi landasan kuat masyarakat kelurahan Sisir kecamatan Batu kota Batu melakukan pembagian harta waris 1:1 antara anak laki- laki dan perempuan.

ENGLISH:

The division of inheritance recorded in the classical fikih should be 2:1 between men and women, however in some areas there is a different way, namely divided fairly, namely 1:1, such as in the community of Sisir sub-district, Batu sub-district, Batu city, this kind of distribution has been done for generations, it seems is contrary to Islamic law, but based on justice, this method of distribution is still carried out.

This research aims to find out what factors make the people of Sisir sub-district, Batu sub-district, Batu city carry out a 1:1 distribution and how this
distribution occurs when analyzed using Satjipto Rahardjo's progressive legal theory.

The methodology used in this research is analytical descriptive, data collection techniques by means of interviews and documentation, then processed through the Editing, Classifying and Verifying stages.

The distribution of inheritance in fikih (2:1 between men and women) is fair, but if we look at changes and developments over time, it is flexible according to conditions and situations. This is a disadvantage, so this is allowed. This is a strong basis for the Sisir sub-district, Batu sub-district, Batu city, to distribute inheritance property 1:1 between boys and girls.

ARABIC:

يجب أن يكون تقسيم الميراث المسجل في الفقه 1:2 بين الرجل والمرأة، و لكن في بعض االمناطق هناك طريقة مختلفة، وهي التقسيم العادل، أي ،1:1 كما هو احلال في مجتمع سيسير، ناحية باتو
مدينة باتو، إن هذا النوع من التوزيع يتم منذ أجيال، وأنه مخالف الشريعة الإسالمية، و لكن على أساس العدالة، لا تزال طريقة التوزيع هذه مستمرة.

يهدف هذا البحث إلى معرفة العوامل التي تجعل سكان منطقة سيسير، منطقة باتو، مدينة
ً باتو ينفذون توزيعا بنسبة 1:1 وكيف يحدث هذا التوزيع عند تحليله باستخدام النظرية عنوانية ساجبتو راهرجو

المنهجية المستخدمة في هذا البحث هي الوصفية التحليلية، وتبنيات مجع البيانات عن طريق المابلات والتوثيق، ثم معاجلتها من خلال مراحل التحرير والتصنيف والتحبيق.

إن توزيع الميراث في الف من الهجرة )1:1 بين الرجل والمرأة) عادل، و لكن إذا نظران إلى التغريات
والتطورات مع مرور الوقت، فهو مرن حسب الظروف والأوضاع. وهذا عيب، فهذا يجوز. هذا هو
أساس قوي لمنطقة سيسير، منطقة باتو، مدينة باتو، لتوزيع ممتلكات الميراث 1:1 بين الأولاد والبنات.