The implementation of acceleration program at Laboratory Primary School State University of Malang

INDONESIA:

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 135 (ayat 2): Program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat berupa: a. program percepatan; dan/atau b. program pengayaan. Program percepatan yang diadakan pemerintah saat ini baru memenuhi sebagian kecil saja dari kebutuhan layanan pendidikan khusus bagi anak berbakat intelektual atau anak berbakat akademis tersebut. Hal ini disebutkan demikian karena masih banyak model layanan khusus diluar akselerasi. Kebijakan penyelenggaraan program akselerasi ini diapresiasi oleh SD Laboratorium Universitas Negeri Malang dengan merancang program akselerasi menjadi program akselerasi alami. Percepatan belajar anak tidak dipaksakan namun secara alamiah yaitu berdasarkan kecepatan belajar pada setiap siswa. Berbeda dengan akselerasi pada umumnya, sekolah ini menerapkan akselerasi berbasis modul. Modul digunakan sebagai instrumen utama dalam menentukan kategori siswa.

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1.) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan program akselerasi alamiah di SD Laboratorium Universitas Negeri Malang. (2.) Untuk mendeskripsikan mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi pada pelaksanaan program akselerasi alamiah di SD Laboratorium Universitas Negeri Malang.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data dalam studi ini adalah dari kata-kata dan tindakan, sumber tulisan dan foto. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian di analisis secara sistematis dengan meninjau semua data yang diperoleh.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1.)Percepatan Program di laborat orium sekolah dasar Universitas Negeri Malang ini berbeda dengan akselerasi secara umum. Percepatan di sekolah ini dilakukan secara alami sesuai dengan kecepatan belajar siswa tanpa dibedakan baik kelas, layanan maupun fasilitasnya. Pembelajaran secara individual berdasarkan sistem modul dengan guru sebagai penasehat dan fasilitator. Akselerasi ini adalah program menyeluruh. Ketika siswa kelas 4 masuk dalam nominasi program. Percepatan siswa adalah anak yang memiliki kecepatan belajar tinggi di semua mata pelajaran dan masuk kualifikasi program akselerasi. Program percepatan memiliki kalender akademik yang berbeda. (2.) Kendala yang terjadi pada pelaksanaan program percepatan di Sekolah Dasar Laboratorium Universitas Negeri Malang adalah sebagai berikut: a) keterlambatan dalam mendistribusikan module.b) modul kurang menarik.c) siswa jenuh.d) guru jenuh.e) perbedaan guru dalam model.pengajaran dan belajar f) pelayanan guru kurang maksimum.g) rata-rata hasil belajar siswa minimum.h) kurangnya kerjasama dari orang tua.

ENGLISH:

Government regulation of Indonesia Republic number 17 of 2010 about Management and Organization of Education Article 135 (verse 2): special educational programs for students who have the potential intelligence and/or special talents can be either: a. acceleration program; and/or b. enrichment program. Acceleration program held by the Government now a day meets a fraction of the needs of special education services for children are intellectually gifted child or esteemed. It is mentioned as such because there are still many special services outside the acceleration model. This policy of implementation acceleration program was appreciated by Laboratory Primary School of State University of Malang by designing the program into natural acceleration model. Acceleration of learning is not imposed but naturally that is based on the speed of learning in every student. In contrast with the acceleration in general, this school implemented the acceleration based on modules which the modules are used as the main instrument in determining categories of students.

This research has several purposes: (1.) To describe the implementation of natural acceleration program at Laboratory Primary School of State University of Malang. (2.) To describe the obstacles that occurred in implementation of natural acceleration program at Laboratory Primary School of State University of Malang.

This study used descriptive qualitative method. The data source in this study is from words and actions, the writing source and photos. Data collection technique was done through observation, interview and documentation then analyzed by systematically reviewing all the data retrieved.

The result of this research shows that (1.) The acceleration Program at Laboratory Primary School State University of Malang is different with acceleration in general because the acceleration in this school is carried out naturally in accordance with the speed of learning students without classes, differentiated services and facilities. The individual learning based on the module system and the teacher as an advisor and facilitator. This acceleration is a entire program because when the students at class 4 was entered in the nomination of program. Acceleration students are students who have a high learning speed on all subjects with a qualified in acceleration’s program.The acceleration program has been different academic calendar. (2.) The obstacles that is occured on the implementation of Acceleration Program at Laboratory Primary School State University of Malang are as follows: a) Delay in distributing the module.b) Less attractive module.c) Students are bored.d) Teachers are bored.e) Differences in the teaching and learning model from the teachers.f) The serving not maximum from the teacher.g) The average result of study is minimum.h) Less cooperation of the parents.