A Mirror of Saudi Social Reform: An anylisis of Haifa al-Mansour’s Film “Wadjda” Tzvetan Todorov’s narrative theory

ABSTRACT

The film Wadjda by Haifaa al-Mansour is a cinematic work that portrays the struggles of a young girl in Saudi Arabia as she navigates rigid social norms. In recent decades, Saudi Arabian society has undergone various social reforms aimed at redefining the role of women, including easing restrictions on education and social participation. This context is significant to analyze, as films often serve as a medium that reflects and critiques ongoing social dynamics. This study aims to explore how the film reflects the ongoing social reforms within Saudi society. Tzvetan Todorov's narrative theory outlines five stages: equilibrium, disruption, recognition, resolution, and new equilibrium. The method used is narrative analysis with a qualitative approach. Data were collected through observation of narrative elements in the film and analyzed based on Todorov's five stages. The analysis process includes identifying the initial equilibrium, the disruption faced by the main character, the recognition of the arising situation, efforts to remedy it, and the achievement of a new equilibrium. The results show that Wadjda begins with an equilibrium, where Wadjda lives a typical everyday life. Disruption occurs when Wadjda expresses a desire to buy a bicycle, which conflicts with gender norms in her society. Recognition of this challenge drives Wadjda to pursue her dream, ultimately leading to a positive shift in societal views on women. Through Todorov's narrative analysis, it becomes evident that the film effectively illustrates how small changes can spark discussions on women's rights and individual freedom within a conservative cultural context. This study contributes to the academic discourse on the intersection between narrative structures and social reform by providing a case study that applies Todorov's theory to Arabic cinema. It also highlights the significance of Wadjda as a cultural artifact that reflects evolving gender norms in Saudi Arabia, thereby enriching the understanding of how media serves as a lens for societal transformation. Despite its insights, this study is limited in scope as it focuses solely on Wadjda without comparative analysis with other films addressing similar themes. Additionally, the study does not consider audience reception, which could provide a deeper understanding of the film's societal impact. Future research could address these gaps by incorporating comparative studies or exploring the film's reception in both local and global contexts.

مستخلص البحث

واجهته الشخصية الرئيسية، والاعتراف ���لوضع الناشئ، والجهود المبذولة لعلاجه، وتحقيق توازن جديد. تُظهر النتائج أن وجدة تبدأ بتوازن أولي، حيث تعيش وجدة حياة يومية نموذجية. يحدث الاضطراب عندما تعبر وجدة عن رغبتها في شراء دراجة، وهو ما يتعارض مع المعايير الجندرية في مجتمعها. يدفع إدراك هذا التحدي وجدة إلى تحقيق حلمها، مما يؤدي في النهاية إلى تحول إيجابي في نظرة ا��تمع إلى المرأة. من خلال تحليل تودوروف السردي، يتضح أن الفيلم يوضح بشكل فعال كيف يمكن للتغييرات الصغيرة أن تثير نقاشات حول حقوق المرأة والحرية

ABSTRAK

Film Wadjda karya Haifaa al-Mansour adalah sebuah karya sinematik yang menggambarkan perjuangan seorang gadis muda di Arab Saudi dalam menghadapi norma-norma sosial yang kaku. Dalam beberapa dekade terakhir, masyarakat Arab Saudi telah mengalami berbagai reformasi sosial yang bertujuan untuk mendefinisikan ulang peran perempuan, termasuk pelonggaran pembatasan dalam pendidikan dan partisipasi sosial. Konteks ini penting untuk dianalisis, karena film sering kali berfungsi sebagai media yang mencerminkan dan mengkritisi dinamika sosial yang sedang berlangsung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana film Wadjda mencerminkan reformasi sosial yang sedang berlangsung dalam masyarakat Arab Saudi. Teori naratif Tzvetan Todorov menguraikan lima tahapan: keseimbangan awal, gangguan, pengenalan (recognition), resolusi, dan keseimbangan baru. Metode yang digunakan adalah analisis naratif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui pengamatan terhadap unsur-unsur naratif dalam film dan dianalisis berdasarkan lima tahapan Todorov. Proses analisis mencakup identifikasi keseimbangan awal, gangguan yang dihadapi oleh tokoh utama, pengenalan terhadap situasi yang muncul, upaya untuk mengatasinya, dan pencapaian keseimbangan baru.

Hasil analisis menunjukkan bahwa Wadjda dimulai dengan keadaan seimbang, di mana Wadjda menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa. Gangguan terjadi ketika Wadjda mengungkapkan keinginannya untuk membeli sepeda, yang bertentangan dengan norma gender dalam masyarakatnya. Pengenalan terhadap tantangan ini mendorong Wadjda untuk mengejar mimpinya, yang pada akhirnya memicu perubahan positif dalam pandangan masyarakat terhadap perempuan.

Melalui analisis naratif Todorov, terlihat bahwa film ini secara efektif menggambarkan bagaimana perubahan kecil dapat memicu diskusi mengenai hak-hak perempuan dan kebebasan individu dalam konteks budaya yang konservatif. Studi ini memberikan kontribusi terhadap wacana akademik mengenai keterkaitan antara struktur naratif dan reformasi sosial dengan menyajikan studi kasus yang menerapkan teori Todorov pada sinema Arab. Film Wadjda juga ditunjukkan sebagai artefak budaya yang mencerminkan perubahan norma gender di Arab Saudi, sehingga memperkaya pemahaman tentang bagaimana media berfungsi sebagai lensa transformasi sosial.

Meskipun memberikan wawasan penting, studi ini memiliki keterbatasan karena hanya berfokus pada film Wadjda tanpa analisis perbandingan dengan film lain yang mengangkat tema serupa. Selain itu, penelitian ini belum mempertimbangkan respons penonton, yang dapat memberikan pemahaman lebih mendalam terhadap dampak sosial film tersebut. Penelitian selanjutnya dapat mengatasi kekurangan ini dengan menggabungkan studi perbandingan atau mengeksplorasi penerimaan film baik di konteks lokal maupun global.