Nazihah, Ikrimah Dewi (2024) Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien lansia dengan infeksi saluran kemih secara kuantitatif di RSUD Bangil Periode 2023. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
![]() |
Text (Fulltext)
210703110100.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 15 January 2027. Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Infeksi saluran kemih (ISK) didefinisikan sebagai infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme dalam urin. Penggunaan antibiotik tinggi dapat menimbulkan efek samping, dan resistensi merupakan salah satu ancaman sehingga perlu ada evaluasi untuk menekan tingkat resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik serta jumlah penggunaan antibiotik berdasarkan metode ATC/DDD dan DU 90% pada pasien lansia yang mengalami ISK di RSUD Bangil tahun 2023. Penelitian ini bersifat observasional deskriptif dengan desain cross sectional yang dilakukan secara retrospektif menggunakan data rekam medis pasien lansia yang terdiagnosis ISK dan menjalani perawatan inap di RSUD Bangil. Dari total populasi, diperoleh 86 rekam medis yang dianalisis secara kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD dan DU 90%. Diketahui hasil dari penelitian ini bahwa terdapat 8 jenis antibiotik yang digunakan dalam pengobatan ISK, yaitu ceftriaxone (42%), cefixime (15%), meropenem (13%), fosfomycin (9%), ciprofloxacin (7%), levofloxacin (5%), moxifloxacin (5%), dan cefotaxim (5%) dengan nilai DDD/100 hari rawat inap sebanyak 76,1 DDD/100 hari rawat inap, dengan ceftriaxone menjadi antibiotik yang paling banyak digunakan, yaitu 35,1 DDD/100 hari rawat inap. Interpretasi nilai DDD/100 diketahui cerftriaxon, cefixime, meropenem, ciprofloxacin, levofloxacin dan moxifloxacin termasuk overdose, cefotaxime termasuk kategori appopriate dan fosfomycin yang termasuk underdose. Antibiotik yang termasuk dalam segmen DU 90% disusun berdasarkan jumlah penggunaan dari yang tertinggi ke terendah yaitu ceftriaxone, cefixime, meropenem, ciprofloxacin, dan cefotaxim. Antibiotik dengan nilai DDD paling tinggi dan antibiotik yang masuk dalam segmen DU 90% perlu penekanan dalam hal evaluasi, pengendalian penggunaan, perencanaan dan regulasi antibiotik, serta perlu adanya kontrol terhadap penggunaan antibiotik tersebut.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Anggraini, Wirda and Atmaja, Ria Ramadhani Dwi |
Keywords: | ISK; antibiotik; ATC/DDD; DU 90% |
Subjects: | 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1115 Pharmacology and Pharmaceutical Sciences > 111502 Clinical Pharmacology and Therapeutics 11 MEDICAL AND HEALTH SCIENCES > 1115 Pharmacology and Pharmaceutical Sciences > 111503 Clinical Pharmacy and Pharmacy Practice |
Departement: | Fakultas Sains dan Teknologi > Jurusan Farmasi |
Depositing User: | Ikrimah Dewi Nazihah |
Date Deposited: | 12 Feb 2025 13:48 |
Last Modified: | 12 Feb 2025 13:48 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/72462 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
![]() |
View Item |