Analisis hubungan polifarmasi dengan potensi interaksi obat-obat pada pasien Geriatri Sindrom Kardiometabolik di Puskesmas

Polifarmasi merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada pasien geriatri, terutama pada pasien yang menderita sindrom kardiometabolik. Polifarmasi berisiko meningkatkan potensi interaksi obat yang merugikan. Interaksi obat menjadi hal yang penting untuk diperhatikan karena secara klinis dapat meningkatkan toksisitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan polifarmasi dengan potensi interaksi obat pada pasien geriatri sindrom kardiometabolik di Puskesmas Kedungkandang Kota Malang dan Puskesmas Bumiaji Kota Batu. Metode yang digunakan yaitu observasional dengan desain pendekatan retrospektif yang menggunakan data rekam medis pasien. Pengambilan sampel dengan non- probability sampling secara purposive sampling. Didapatkan 39 rekam medis yang terdiri dari 189 kunjungan di Puskesmas Kedungkandang dan 23 rekam medis yang terdiri dari 53 kunjungan di Puskesmas Bumiaji. Identifikasi potensi interaksi obat dilakukan dengan drugs interaction checker. Analisis data menggunakan uji rank spearman. Diperoleh terdapat 647 potensi interaksi obat di Puskesmas Kedungkandang dan 165 potensi interaksi obat di Puskesmas Bumiaji. Berdasarkan tingkat keparahan didapatkan 29% interaksi mayor, 68% interaksi moderate dan 3% interaksi minor di Puskesmas Kedungkandang dan sebanyak 25% interaksi mayor, 68% interaksi moderate dan 7% interaksi minor di Puskesmas Bumiaji. Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara polifarmasi dengan potensi interaksi obat di Puskesmas Kedungkandang (P: 0,000, r: 0,333) dan di Puskesmas Bumiaji (P: 0,021, r: 0,280)