Hubungan dukungan sosial dengan resiliensi penderita Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO) pada organisasi pasien Tuberkulosis Resistan Obat di Jawa Timur

INDONESIA:
Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO) merupakan suatu kondisi dimana seseorang pasien TBC telah mengalami resistansi satu atau lebih Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang disesuaikan hasil pemeriksaan laboratorium. Resiliensi atau ketahanan merupakan kemampuan, kapasitas, atau usaha yang dilakukan oleh suatu individu ataupun kelompok yang memungkinkan untuk dapat menanggulangi, meminimalkan, menghadapi, atau menghilangkan efek-efek dari kondisi yang tidak menyenangkan. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi (ketahanan) penderita tuberkulosis resistan obat pada Organisasi Pasien Tuberkulosis Resistan Obat di Jawa Timur. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik melalui pendekatan cross sectional dengan jumlah responden 33 orang. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini untuk mengukur tingat dukungan sosial adalah ISEL-12, sedangkan untuk tingkat resiliensi menggunakan CD-RISC-25. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan jumlah laki-laki lebih tinggi daripada perempuan dengan jumlah 17 pasien (51,5%). Kelompok usia 20-29 tahun menduduki presentase terbanyak, yaitu berjumlah 10 pasien (30,3%). Tingkat dukungan sosial responden didominasi dengan tingkat dukungan sosial baik berjumlah 17 pasien (51,6%). Sedangkan pada tingkat resiliensi responden didominasi tingkat resiliensi baik dengan jumlah 23 responden (69,7%). Dalam hasil uji Spearman menunjukan bahwa tingkat dukungan sosial berhubungan secara signifikan dengan tingkat resiliensi pasien TBC RO dengan nilai signifikansi (p value)=0,030 dan nilai koefisien korelasi (r) memiliki nilai positif sebesar 0,378. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat resiliensi pada pasien TBC RO Jawa Timur. Pada penelitian ini responden paling banyak memiliki dukungan sosial pada kategori “dukungan sosial baik” dan responden paling banyak memiliki tingkat resiliensi pada kategori “tingkat resiliensi baik”.

ENGLISH:
Drug-Resistant Tuberculosis (DR-TB) is a condition where a TB patient has developed resistance to one or more Anti-Tuberculosis Drugs (ATDs) as determined by laboratory test results. Resilience or endurance is the ability, capacity, or effort made by an individual or group that enables them to cope with, minimize, face, or eliminate the effects of unpleasant conditions. Objective: To determine the relationship between social support and resilience of drug-resistant tuberculosis patients in the Drug-Resistant Tuberculosis Patient Organization in East Java. Method: This study uses an observational analytic method through a cross-sectional approach with a total of 33 respondents. The instrument used in this study to measure the level of social support is the ISEL-12, while the level of resilience is measured using the CD-RISC-25. Results: In this study, the number of males was higher than females, with a total of 17 patients (51.5%). The age group of 20-29 years occupies the highest percentage, with a total of 10 patients (30.3%). The level of social support among respondents was dominated by a good level of social support, with 17 patients (51.6%). Meanwhile, at the level of resilience, respondents were predominantly at a good resilience level, with 23 respondents (69.7%). In the results of the Spearman test, it was shown that the level of social support is significantly related to the resilience level of TB RO patients, with a significance value (p value) of 0.030 and a positive correlation coefficient (r) value of 0.378. Conclusion: There is a relationship between social support and resilience levels in TB RO patients in East Java. In this study, most respondents had social support in the "good social support" category and most respondents had resilience in the "good resilience" category.