Responsive Banner

Ketentuan pidana pencurian dalam KUHP ditinjau dari teori hermeneutika double movement Fazlur Rahman

Nasrullah, Nasrullah (2015) Ketentuan pidana pencurian dalam KUHP ditinjau dari teori hermeneutika double movement Fazlur Rahman. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

[img]
Preview
Text (Fulltext)
10210083.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB) | Preview

Abstract

INDONESIA:

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana merupakan hukum pidana warisan negara belanda yang masih digunakan hingga sampai saat ini. Hukum pidana ini merupakan buatan orang-orang orientalis yang isinya sudah disesuaikan dengan lokalitas budaya masyarakat pribumi Indonesia yang mayoritas beragama Islam sehingga dalam perilaku hukum pidana juga tidak bertentangan dengan syariat Islam. Salah satu cara melihat apakah hukum pidana di Indonesia bertentangan dengan subtansi syariah islam. Penelitian ini menggunakan metode penafsiran Fazlur Rahman yaitu teori Hermeneutika Double Movement. Metode penafsiran hukum di dalam al-Qur’an dengan menggunakan metode sosio-historis yang diharapkan nantinya bisa ditemukan idea moral yang terkandung dalam ayat al-Qur’an dengan memperhatikan ratio legis yang menjadi inti dari materi pokok untuk menemukan jawaban di dalam al-Quran.

Dalam penelitian ini, ada dua permasalah yang dikaji, yaitu bagaimana sasnksi dan sistem pemidanaan di Indonesia menurut perspektif teori hermeneutika Fazlur Rahman dan relevansi pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang pencurian dengan penafsiran Fazlur Rahman melalui Hermeneutika Double Movement. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui ketentuan pidana menurut perspektif teori hermeneutika Fazlur Rahman dan untuk mengetahui relevansi pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang pencurian dengan hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka atau literatur. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman yaitu penulis berusaha mencari dan menggali hal substantif yang terkandung dalam ketentuan pidana ditinjau dari teori Fazlur Rahman.

Hasil penelitian ini adalah Sistem pemidanaan di dalam KUHPidana Indonesia menganut 3 sitem pemidaan yaitu falsafah indeterminasi, falsafah determinasi dan falsafah incapacitation. Ketiga falsafah tersebut yang mengarahkan sistem pemidanaan KUHPidana Indonesia hasil warisan bangsa Belanda dalam memberikan punisment kepada pelaku kejahatan. Adapun latar belakang munculnya metode penafsiran Hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman berawal dari kegelisahannya terhadap kondisi mufassirin pada saat ini yang banyak sekali melenceng dari apa yang diharapkan al-Quran. Metode penafsiran Rahman ada dua bentuk yaitu sintesis-logis untuk ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang ketauhidan, sosio-historis untuk ayat yang menjelaskan tentang hukum. Berkaitan dengan pencurian, maka penafsiran ayat tentang mencuri menggunakan metode sosio-historis. Dari idea moral yang diharapkan oleh al-Qur’an tentang pencurian adalah memutus kemampuan untuk melakukan pencurian. Memutus kemampuan untuk mencuri bisa dilakukan dengan hukuman kurungan atau denda sesuai yang telah terdapat dalam KUHPidana Indonesia. Dengan demikian terdapat relevansi antara pidana pencurian dengan teori Hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman.

ENGLISH:

Book of the Criminal Justice Act is a state heritage Dutch criminal law that is still used today. The criminal law is made by people orientalis whose contents have been adapted to the culture of indigenous communities locality Indonesian Muslim majority so that the behavior of the criminal law does not conflict with Islamic law. One way to see whether the criminal law in Indonesia is contrary to Islamic sharia substances. This study uses the theory of interpretation Fazlur Rahman Hermeneutics Double Movement. Method of legal interpretation in the Qur'an by using socio-historical method is expected eventually to be found moral idea contained in the verses of the Qur’an by taking into account the ratio legis which became the core of the subject matter to find an answer in the Qur’an.

In this study, there are two problems that were examined, namely how of the punishment and criminal system in Indonesia from the perspective of hermeneutic theory Fazlur Rahman and the relevance of Article 362 Code of Criminal Law of theft by Fazlur Rahman interpretation through hermeneutics Double Movement. The purpose of this study was to determine the criminal provisions of the perspective of hermeneutic theory Fazlur Rahman and to determine the relevance of article 362 Code of Criminal Law on thefts with Double Movement hermeneutics Fazlur Rahman.

This type of research is research literature. This study uses the theory of hermeneutic approach Double Moevement Fazlur Rahman is the author trying to find and explore the things contained in the substantive criminal provisions in terms of the theory of Fazlur Rahman.

Results of this research is the system of punishment in the Criminal Code, Indonesia adheres 3 pemidaan system that indeterminacy philosophy, philosophy of determination and philosophy incapacitation. The third philosophy that directs the Indonesian Criminal Code criminal system results Dutch heritage in providing punisment the perpetrators. The background of the method of interpretation Hermeneutics Double Movement Fazlur Rahman started from his agitation against mufassirin condition at this time that a lot of what is expected to deviate from the Qur’an. Rahman method of interpretation, there are two forms of synthetic-logical to verses of the Qur’an that describes monotheism, socio-historical to the verse that describes the laws. Relating to the theft, the interpretation of stealing verses using socio-historical method. From the moral idea which is expected by the Qur'an about the theft is cut off the ability to commit theft. Breaking the ability to steal can be done with imprisonment or a fine fit was found in Indonesian Criminal Code. Thus there is a relevance between the crime of theft with Double Movement Hermeneutics theory of Fazlur Rahman.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Supervisor: Sumbulah, Umi
Contributors:
ContributionNameEmail
UNSPECIFIEDSumbulah, UmiUNSPECIFIED
Keywords: Hukum Pidana; Pencurian; Hermeneutika Double Movement; Idea Moral; Ratio Legis; Criminal Law; Burglary; Double Movement Hermeneutics; Moral Idea
Departement: Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah
Depositing User: Zulaikha Zulaikha
Date Deposited: 24 Jul 2017 15:34
Last Modified: 24 Jul 2017 15:34
URI: http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/7171

Downloads

Downloads per month over past year

Actions (login required)

View Item View Item