Budiman, Arif (2011) Perluasan Mas`â (tempat sa’i) dalam hukum Islam: Studi komparatif pendapat ulama yang mendukung dan yang menolak perluasan mas`â. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
04210089.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Haji merupakan rukun islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu satu kali seumur hidup. Perluasan tempat sa‟i yang dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi (Raja Abdullah bin Abdul Aziz) merupakan upaya untuk memberikan pelayanan kepada jama‟ah haji. Sebelum melakukan perluasan, Raja Abdullah meminta pendapat kepada ulama perihal perluasan tempat sa‟i. Dalam hal perluasan, ulama berbeda pendapat antara yang mendukung maupun yang menolak. Hal ini menimbulkan keresahan bagi jama‟ah haji yang akan melaksanakan sa‟i. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengetahui dasar dan pertimbangan hukum para ulama yang mendukung dan yang menolak, baik persamaan maupun perbedaannya serta alasan pemerintah Arab Saudi (Khodimul Haramain Raja Abdullah bin Abdul Aziz) lebih mendukung perluasan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan dibagi menjadi tiga : bahan primer, bahan sekunder, bahan tertier. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data-data kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif komparatif yang bertujuan mendeskripsikan dan mengkomparasikan pendapat ulama yang mendukung maupun yang menolak perluasan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan ulama yang mendukung maupun yang menolak memiliki dasar masing-masing dalam masalah perluasan. Ulama yang mendukung perluasan yang akan dilakukan oleh Raja Abdullah dikarenakan Pertama, masih dalam batas-batas bukit Shafa dan Marwa. tidak ada nash yang sharih yang menjelaskan lebar bukit Shafa maupun Marwah dan tidak ada pula nash yang melarang perluasan. Kedua, kaidah-kaidah fikih seperti li al-ziyâdah hukmu al- mazîd, idzâ dhâqa al-amru ittasa`a dan al-dhararu yuzâl, Hukmu al-Hâkim Yarfa`u al-Khilâf.. Sedangkan ulama yang menolak perluasan, dikarenakan perluasan tersebut telah keluar dari batas-batas bukit Shafa dan Marwah, sebagaimana hadits Ibnu Umar ra dan seharusnya perluasan tersebut dengan menambah satu tingkat lagi keatas.
Adapun pada akhirnya perluasan itu tetap dilaksanakan oleh Raja Abdullah walaupun ditengah-tengah perdebatan para ulama, disebabkan karena mashlahah yang diutamakan dari perluasan tersebut. Selain itu, perluasan sesuai dengan prinsip islam dan tidak bertentangan dengan syara‟. Mengingat perluasan tersebut didasarkan atas data-data geologi dan saksi-saksi.
ENGLISH:
Haji is the fifth pillar of Islam which must be implemented by every Muslim who is able only once a lifetime. Expansion sa'i place by the government of Saudi Arabia (King Abdullah bin Abdul Aziz) is an attempt to provide services to jama'ah pilgrimage. Prior to expansion, King Abdullah sought the opinion of the scholars concerning the expansion of the sa'i. In terms of expansion, different opinions among the scholars who support or reject. This raises anxiety for jama'ah pilgrims who will perform sa'i. The problems discussed in this essay is to know the basis and legal reasoning of the scholars who support and who refuses, both similarities and differences and the reasons the government of Saudi Arabia (Khodimul Haramain King Abdullah bin Abdul Aziz) further supports the expansion.
This type of research is library research with a qualitative approach. The data used are divided into three: primary materials, secondary materials, tertiary material. Data collection techniques in this study is documentation techniques. The data analysis was used to collect data and then processed and analyzed using descriptive comparative method that aims to describe and mengkomparasikan opinion of scholars who support or reject the extension.
The results of this study indicate that the scholars who support and reject each have a basis in the problem of expansion. Scholars who support the expansion to be undertaken by King Abdullah because first, still within the limits of Safa and Marwa hills. there are no texts that describe a wide sharih Safa and Marwah hills and no texts that prohibit the expansion. Second, the rules of fiqh such as li al-ziyâdah hukmu al-mazîd, idzâ dhâqa ittasa Amr al-`a and al-dhararu yuzâl, Hukmu al-Hakim Yarfa` u al-err. Meanwhile, scholars who reject the expansion, because expansion has been out of the limits of Safa and Marwah hills, as the hadith of Ibn `Umar and should be expanded by adding one more level and above.
The expansion was eventually carried out by King Abdullah remains even in the midst of the debates of the scholars, because the preferred mashlahah from such expansion. In addition, the expansion in accordance with Islamic principles and not contrary to Islamic rules." Given the expansion was based on geological data and witnesses.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Yasin, Noer | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Pendapat Ulama; Perluasan Tempat Sa‟I; Opinion Ulama; Extended Sa'i Place | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Imam Rohmanu | ||||||
Date Deposited: | 17 Jul 2017 21:19 | ||||||
Last Modified: | 17 Jul 2017 21:19 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/7122 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |