Asyrofi, Muhammad (2010) Konsep nasakh dalam ijtihad menurut pemikiran Abdullah Ahmad An-Na’im. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
06210016.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (713kB) |
Abstract
INDONESIA:
Ijtihad adalah sebuah media yang ditempuh oleh seorang ilmuan untuk “menengok” kehendak Allah Swt. yang termaktub dalam kitab suci dan dalam tradisi (sunnah) Nabi Saw. Tidak ada seorang pun yang diberi kewenangan oleh Tuhan dan memiliki “hak prerogratif” sebagai pelaksana tugas itu secara khusus. Semua menjadi tugas bersama untuk melakukan, Hasil ijtihad selamanya bersifat relatif dan tentatif serta memiliki kebenaran yang relatif pula sehingga berpeluang untuk dirubah, dikurangi, atau ditambah untuk waktu, tempat, dan kondisi yang berbeda. Sakralisasi ijtihad beserta hasil-hasilnya akan mengakibatkan pengkultusan yang merusak nilai tauhid dan nilai kemanusiaan. Meskipun hasil ijtihad para mujtahid merupakan sikap ilmiah yang memiliki dasar yang kuat dari sumber-sumber kitab suci yang sakral, tetapi tetap saja ia bersifat profan yang berdimensi kemanusian, terikat oleh waktu, tempat, dan kondisi sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang selalu bergerak dinamis.
Dalam mengistimbathi sebuah hukum yang diambil dari suatu teks Al-Qur’an para ulama banyak berbeda pendapat karena menggunakan metodenya masing-masing,dengan menempuh berbagai cara, di antaranya dengan konsep naskh. Selama ini konsep naskh terfokus pada makna menghapus, baik itu teksnya saja, tanpa bacaannya, atau keduanya (teks dan bacaan) atau hukumnya saja yang dihapus tanpa teksnya dengan menempatkan teks yang terakhir datangnya sebagai yang mengahapus (menaskh). Abdullah Ahmad al-Na’im berpendapat bahwa tidak ada penghapusan yang terjadi terhadap teks al-Qur’an, yang terjadi hanyalah penghapusan teks-teks pra Islam dan penundaan berlakunya suatu hukum dengan menerapkan hukum yang dekat kepada pemahaman masyarakat dan sesuai dengan situasi mereka, dan ketika situasi mereka sudah siap dengan ayat-ayat yang ditunda pelaksanannya, maka hukumnya (yang ditunda) diberlakukan kembali.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana latar belakang tokoh sehingga bisa mencetuskan pemikiran barunya, di samping itu kita juga dapat melihat bahwa ada beberapa hasil atau implikasi dari pemikiran tersebut yang dalam hal ini oleh penulis dispesifikasikan terhadap masalah nasakh menurut An-Na’im.
Dalam penelitian ini, bila dilihat dari pendekatannya, maka penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Bila dilihat dari jenisnya, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian normatif atau Library research. Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah karya asli yang berupa buku, yaitu: Toward an Islamic Reformation ; Civil Liberties, Human Right and International Law, New York: Syracuse University Press, 1990 yang ditulis oleh Abdullah Ahmad An-Naim.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Badruddin, Badruddin | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Ijtihad; Nasakh; Pemikiran Abdullah Ahmad An-Na’im | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Imam Rohmanu | ||||||
Date Deposited: | 07 Jul 2017 12:38 | ||||||
Last Modified: | 07 Jul 2017 12:38 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/7105 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |