Juz 'Amma publications for kids in Indonesia: A study of authorship, presentation, and interpretation approaches

ABSTRACT

This article examines the widespread publication of Juz 'Amma for children, highlighting the lack of extensive research on this topic. It focuses on three main areas: authorship, presentation, and approach. Using a historical-analytical approach, the study analyses 11 Juz 'Amma publications for children in Indonesia from 2020–2024, revealing that writers or illustrators with limited authority often collaborated to create these publications. In terms of presentation and writing, most use detailed explanations and popular, non-scientific language, with only two offering more general explanations. Methodologically, nine of the publications use visuals to explain words (kata), verses (ayat), or chapters (surah), while the rest use scientific methods. The interpretations mainly feature social, educational, and scientific nuances. Although they often employ a contextual approach, they sometimes revert to textual reasoning. These findings highlight the impact of information technology on the latest interpretations of Juz 'Amma and provide a more comprehensive perspective compared to previous, more fragmented studies.

ABSTRAK

Artikel ini dilatarbelakangi merebaknya publikasi Juz ‘Amma untuk anak di tengah kosongnya kajian tentang objek ini. Terdapat tiga hal yang menjadi fokus kajian, yakni kepengarangan, penyajian, dan pendekatan. Terdapat 11 publikasi Juz ‘Amma untuk anak di Indonesia dalam kurun waktu 2020-2024 sebagai sumber data primer yang akan dianalisis menggunakan pendekatan historis-analitis. Sebagai temuan, kajian ini menunjukkan bahwa dari aspek kepengarangan, publikasi Juz ‘Amma tersebut ditulis melalui proses kolaborasi antar sesama penulis atau ilustrator tanpa kejelasan otoritas yang memadai. Dari aspek penyajian dan penulisan, ia secara umum menggunakan penjelasan yang rinci–hanya ditemukan dua literatur yang menggunakan penjelasan yang global; menggunakan bahasa populer dan non-ilmiah. Sedangkan dari aspek metodologi, tren yang muncul adalah penggunaan visual untuk menjelaskan kata, ayat, atau surat; hal ini ditemukan dalam sembilan literatur sedangkan sisanya menggunakan metode sains-ilmiah; nuansa tafsir yang dominan adalah sosial, edukasi, dan sains-ilmiah. Karakteristik lain yang juga identik dengan Juz ‘Amma adalah penggunaan pendekatan kontekstual meskipun terkadang masih terjebak dalam nalar tekstual. Temuan ini memberikan gambaran tentang bagaimana perkembangan teknologi-informasi berdialektika dengan kelahiran tafsir-tafsir terkini sekaligus memberikan gambaran lebih komprehensif tentang tafsir Juz ‘Amma dibandingkan dengan kajian yang pernah dilakukan sebelumnya.