Manajemen pengelolaan zakat di BAZDA Kota Denpasar

ABSTRAK

Zakat termasuk ibadah maaliyah ijtimai’iyah (ibadah yang berkaitan dengan ekonomi dan kemasyarakatan) yang mempunyai status dan peran penting dalam syari’at Islam. Di samping berdimensi transendental, zakat juga berdimensi horizontal. Dengan demikian, maka pengelolaan zakat mutlak diperlukan. Berbicara tentang zakat, tentu tidak lepas dari pembicaraan lembaga pengelolanya, lembaga pengelola zakat yang pada umumnya dipersepsikan sebagai lembaga keagamaan, diusahakan untuk ditranformasikan menjadi lembaga sosial ekonomi. Ada dua kelembagaan pengelola zakat yang diakui pemerintah, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Kedua-duanya telah mendapat payung perlindungan dari pemerintah.

Dari paparan di atas, penelitian di fokuskan pada “Bagaimana manajemen pengelola zakat di Kantor BAZDA Kota Denpasar ?” sehingga peneliti mengetahui bagaimana penerapan manajemen pengelola zakat di Kantor BAZDA Kota Denpasar.

Peneliti menggunakan beberapa metode yang dianggap relevan untuk menggali data, menganalisis dan menarik sebuah kesimpulan dari perso’alan tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), dan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun sumber data yang dipakai peneliti adalah data primer yaitu pengurus BAZDA Kota Denpasar; data sekunder yaitu berupa buku-buku, catatan hasil wawancara di lapangan, dan perundang- undangan; serta data tersier yang berupa kamus populer ilmiah dan kamus hukum. Dari sumber data tersebut peneliti berusaha mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dengan cara wawancara seperti berwawancara dengan Yuanita Kaloen, Syamsul Hadi, Anita, Yanto, Andi dan Djihad; serta dengan menggunakan dokumentasi seperti bukti monitoring dan profil BAZDA Kota Denpasar.

Hasil penelitian ini menunjukan manajemen pengelola zakat di Kantor BAZDA Kota Denpasar, dalam pelaksanaannya sudah sesuai dengan intruksi pemerintah yang terdiri dari unsur-unsur pengelolaan dan berdasarkan Undang-undang Nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan. Walaupun demikian ada kendala-kendala yang dihadapinya, diantaranya kurangnya kerjasama internal kepengurusan di lembaga pengelola zakat yakni di Kantor BAZDA Kota Denpasar dan sulitnya lembaga tersebut dalam menentukan muzakki (hal ini dikarenakan para muzakki berpindah-pindah dalam penyaluran zakatnya).