Choiroh, Evita Ummul (2024) Persuasive analysis of President Joe Biden’s speech at the APEC CEO Summit 2023. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
200302110194.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 3 July 2026. Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
ENGLISH:
Language is the cornerstone of diplomacy and a pivotal tool in global economic cooperation. In this context, world leaders often use diplomacy to encourage cooperation through reciprocity. By analyzing Biden's speech, this study aims to understand how linguistic strategies can enhance the persuasiveness of political messages, making the complex concepts of economic policies and diplomacy accessible to a wider audience. The study employs a post-positivism paradigm with a quasi-qualitative research design, specifically using text or discourse analysis. The data analysis involved both contextual and linguistic processing. Linguistically, the data was classified using Halliday and Matthiessen's (2014) cohesive device classification. Cohesive devices were recorded in tables, with columns for reference items, substitution, ellipsis, conjunctions, and reiteration. Their frequencies were computed, and text coherence was assessed. Contextually, the analysis used Petty and Cacioppo's (1986) Elaboration Likelihood Model (ELM). This model differentiates between the central route, which involves careful and thoughtful consideration of the arguments, and the peripheral route, which relies on superficial cues, in processing persuasive messages. The findings show that Biden’s use of references, conjunctions, and lexical cohesion in his speech significantly strengthens his arguments and persuasiveness. By employing references, Biden builds trust and provides rich context by linking different parts of the speech, especially in discussions about the American economy and San Francisco. Conjunctions are essential in clarifying relationships between complex ideas and ensuring logical flow and coherence, particularly in topics such as economic policy and international cooperation. Lexical cohesion reinforces key messages through consistent vocabulary, enhancing the audience’s confidence in his proposed policies. These cohesive devices collectively contribute to Biden's speech's clarity, coherence, and persuasiveness, aligning with the Elaboration Likelihood Model (ELM).
INDONESIA:
Bahasa adalah landasan diplomasi dan alat penting dalam kerja sama ekonomi global. Dalam konteks ini, para pemimpin dunia sering menggunakan diplomasi untuk mendorong kerja sama melalui timbal balik. Dengan menganalisis pidato Biden, penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana strategi linguistik dapat meningkatkan pesan politik yang persuasif, membuat konsep kebijakan ekonomi dan diplomasi yang kompleks dapat diakses oleh khalayak yang lebih luas. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivisme dengan desain penelitian kuasi kualitatif, khususnya menggunakan analisis teks atau wacana. Analisis data melibatkan pemrosesan kontekstual dan linguistik. Secara linguistik, data diklasifikasikan menggunakan klasifikasi perangkat kohesif Halliday dan Matthiessen (2014). Perangkat kohesif dicatat dalam tabel, dengan kolom untuk item referensi, substitusi, elipsis, konjungsi, dan pengulangan. Frekuensinya dihitung, dan koherensi teks dinilai. Secara kontekstual, analisisnya menggunakan Elaboration Likelihood Model (ELM) milik Petty dan Cacioppo (1986). Model ini membedakan antara jalur sentral, yang melibatkan pertimbangan argumen yang cermat dan bijaksana, dan jalur periferal, yang mengandalkan isyarat dangkal, dalam memproses pesan persuasif. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan referensi, konjungsi, dan kohesi leksikal oleh Biden dalam pidatonya secara signifikan memperkuat argumen dan daya persuasifnya. Dengan menggunakan referensi, Biden membangun kepercayaan dan memberikan konteks yang kaya dengan menghubungkan berbagai bagian pidato, terutama dalam diskusi mengenai perekonomian Amerika dan San Francisco. Konjungsi sangat penting dalam memperjelas hubungan antara ide-ide yang kompleks dan memastikan alur yang logis dan koherensi, khususnya dalam topik-topik seperti kebijakan ekonomi dan kerja sama internasional. Kohesi leksikal memperkuat pesan-pesan utama melalui kosa kata yang konsisten, sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan yang diusulkannya. Perangkat kohesif ini secara kolektif berkontribusi pada kejelasan, koherensi, dan persuasif pidato Biden, selaras dengan Elaboration Likelihood Model (ELM).Referensi dalam segmen tautan pidato Biden, terutama mengenai perekonomian Amerika dan San Francisco, mendorong konteks dan kepercayaan. Konjungsi memperjelas hubungan rumit dalam topik seperti kebijakan ekonomi dan kerja sama global. Kohesi leksikal, melalui penggunaan kosakata yang konsisten, memperkuat pesan Biden dan meningkatkan kepercayaan terhadap kebijakannya. Penelitian di masa depan dapat diperluas ke bidang psikologi dan ilmu politik untuk memahami bias kognitif yang mempengaruhi persepsi publik. Analisis wacana lebih lanjut dapat memvalidasi temuan-temuan di berbagai pidato dan konteks, sehingga dapat memberikan pelatihan bagi para pemimpin mengenai strategi komunikasi yang efektif.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Umami, Habiba Al |
Keywords: | Coherence; cohesive; discourse; ELM; persuasive strategy; kohesi; strategi persuasi; wacana politik |
Subjects: | 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2004 Linguistics > 200408 Linguistic Structures (incl. Grammar, Phonology, Lexicon, Semantics) > 20040899 Linguistic Structures not elsewhere classified |
Departement: | Fakultas Humaniora > Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | Evita Ummul Choiroh |
Date Deposited: | 05 Aug 2024 10:52 |
Last Modified: | 05 Aug 2024 10:52 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/64920 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |