Annisa, Cahya Fitri (2024) Analisis putusan hakim dalam menjatuhkan hak asuh anak dibawah umur kepada ayah pasca perceraian perspektif Maṣlaḥah Al-Thufi: Studi Putusan Nomor 2018/Pdt.G/2023/PA.Kab.Mlg. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
200201110135.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (7MB) |
Abstract
ABSTRAK
Hak asuh anak atau dalam Islam disebut juga dengan ḥaḍānah merupakan upaya merawat, memelihara, mendidik, dan mencukupi kebutuhan anak dari segala aspek. Pada pasal 105 Kompilasi Hukum Islam (KHI) dijelaskan bahwa hak asuh anak yang masih dibawah umur 12 tahun merupakan hak ibunya, akan tetapi jika ia sudah berusia 12 tahun lebih maka sang anak dapat memilih untuk ikut bersama ibu atau ayahnya. Akan tetapi pada Putusan Nomor 2018/Pdt.G/2023/PA.Kab.Mlg Majelis Hakim memberikan hak asuh anak yang masih dibawah umur kepada ayahnya.
Berdasarkan masalah tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dasar hukum yang digunakan oleh hakim dalam menyelesaikan kasus hak asuh anak pada Putusan Nomor 2018/Pdt.G/2023/PA.Kab.Mlg dan melakukan analisis pertimbangan Majelis Hakim tersebut menggunakan teori Maṣlaḥah Al-Thufi.
Penelitian ini merupakan penelitian normatif dengan menggunakan pendekatan kasus. Bahan hukum yang digunakan ialah bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan ialah dengan pendekatan kasus pada Putusan Nomor 2018/Pdt.G/2023/PA.Kab.Mlg. adapun teknik analisis data menggunakan beberapa tahapan yakni editing, classifying, verifying, analyzing, dan concluding.
Dari hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa Pada Putsan Nomor 2018/Pdt.G/2023/PA.Kab.Mlg Majelis Hakim menggunakan pertimbangan the best interest of the child yakni mengutamakan kepentingan anak, dan juga Majelis Hakim tidak hanya berpatokan pada Hukum normatif akan tetapi juga memperhatikan aspek lainnya seperti orang yang akan mengasuh anak tersebut. Kemudian jika dibandingkan terkait maslahah yang akan didapatkan oleh sang anak jika ia diasuh oleh ayah atau ibunya, maka sang anak medapatkan maslahat yang lebih banyak jika diberikan kepada ayahnya, yang mana sesuai dengan maslahah Al-Thufi yang ke empat yakni kemaslahatan merupakan dalil syara’ yang paling kuat. Sedangkan jika dilihat dari perspektif Maṣlaḥah Al-Thufi yang memprioritaskan akal dalam maṣlaḥah nya, Putusan Nomor 2018/Pdt.G/2023/PA.Kab.Mlg mendatangkan sebuah maṣlaḥah atau manfaat karena jika hak asuh anak diberikan kepada ibunya yang memiliki moral kurang baik, maka dikhawatirkan akan memberikan dampak yang kurang baik juga kepada anaknya.
ABSTRACT
Custody rights or in Islam also called ḥaḍānah is an effort to care for, maintain, educate, and fulfill the child’s needs from all aspects. Article 105 of the Compilation of The Islamic Law (KHI) explains that the right to custody of a child under the age of 12 is the mother’s right, but if the child is over 12 years old, the child can choose to stay with the mother or father. But in decision Number 2018/Pdt.G/2023/PA.Kab.Mlg the panel of judges give custody of the minor child to the father.
Based on this problem, researchers conducted research intending to find out the legal basis used by judges in resolving child custody cases in decision Number 2018/Pdt.G/2023/PA.Kab.Mlg. and analyzing the considerations of the panel of judges using theory maṣlaḥah Al-Thufi.
This research is normative research using a case approach. The legal materials used in this research are primary legal materials, secondary legal materials, and tertiary legal materials. The legal material collection technique used is the case approach in decision Number 2018/Pdt.G/2023/PA.Kab.Mlg. the data analysis technique uses several stages which are editing, classifying, verifying, analyzing, and concluding.
From the research results, it was concluded that in decision Number 2018/Pdt.G/2023/PA.Kab.Mlg. the panel of judges used the consideration of the best interest of the child, prioritizing the interest of the child, and also the panel of judges did not only rely on normative law but also paid attention to other aspects such as the person who will care for the child. Then, if we compare the maslahah that the child will get if he is raised by his father or mother, then the child will get more benefit if he is given to his father, which is in accordance with Al-Thufi's fourth maslahah, namely that benefit is a syara' argument that most powerful. Meanwhile, if seen from the perspective of maṣlaḥah Al-Thufi who prioritizes reason in his maṣlaḥah, decision Number 2018/Pdt.G/2023/PA.Kab.Mlg brings a maṣlaḥah or a benefit because if custody of a child is given to a mother who has less than good morals, it is feared that it will also have a bad impact on the child.
مستخلص البحث
حضانة الأطفال أو في الايلام تسمي أيضا الحضانة هي جهد لرعاية الطفل و صيانته, و تعليمه و تلبية احتياجاته من جميع الجوانب. توضح المادة ١٠٥ من مجمع الشريعة الإسلامية (KHI) أن حضانة الطفل الذي يقل عمره عن اثني عشر عاما هي من حق الأم، ولكن اذا كان عمر الطفل أكثر من اثني عشر عاما، فيمكن للطفل اختيار السكن مع الأم أو الأب. و لكن، في قرار رقم 2018/Pdt.G/2023/PA.Kab.Mlg منحة هيئة القضاة إعطأ حضانة الطفل القصر للأب.
وبنأ علي هذه المشكلة أجرى الباحث بحثا بهدف معرفة الأساس القانوني الذي يستحدمه القضاة في حل قضايا حضانة الأطفالفي القرار رقم 2018/Pdt.G/2023/PA.Kab.Mlg و تحليل اعتبارات هيئة القضاة بااستحدام نظرية مصلحة الطوفي.
هذا البحث هو بحث معياري بااستحدام نهج الحالة. المواد القانونية المستخدمة هي المواد القانونية الأولية, و المواد القانونية الثانوية، والمواد القانونية الثالثة. إن أسلوب جمع المواد القانونية المستخدم هو نهج الحالة في القرار رقم 2018/Pdt.G/2023/PA.Kab.Mlg تستحدم تقنية تحليل البيانات بحطوات ز هي التحرير و ااتصنيف و التحقق و التحليل والإستنتاج.
و من نتائج البحث خلص إلي أنه في القرار رقم 2018/Pdt.G/2023/PA.Kab.Mlg استخدام فريق القضاة مراعة المصالح الفضلي للطفل، أي إعطأ الأولوية لمصالح الطفل، و كذالك لم تعتمد هيئة القضاة علي القانون المعياري فحسب، بل اهتمت ايضا بجوانب أخري مثل الشخص الذي سيعتني باالطفل. ثم إذا قارنا المصلحة التي يحصل عليها الطفل إذا نشأ عند أبيه أو أمه، فإن الطفل يحصل على فائدة أكبر إذا أعطي لأبيه، وهذا موافق للمصلحة الرابعة للثوفي وهي أن الفائدة هي اقتراح الشريعة الأقوى. و في القت نفسه، إذا نظرنا من وجهة نظر مصلحة الطوفي الذي يقدم العقل في مصلحته، فإن القرار رقم 2018/Pdt.G/2023/PA.Kab.Mlg يجلب مصلحة أو فائدة لأنه إذا تم تسليم حضانة الطفل إلي الأم و من كان أقل من الأخلاق الحميدة، فيخشي أن يكون لذلك أثر شيئ إلي الطفل أيضا.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Jamilah, Jamilah |
Keywords: | Putusan Hakim; Hak Asuh Anak; Maṣlaḥah Al-Thufi; Judges Decision; Custody Rights; Maṣlaḥah Al-Thufi; قرار القاضي; حضانة الطفل; مصلحة الطوفي |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012813 Hadhanah (Child Custody, Guardianship) 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012827 Islamic Court & Civil Procedure |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Cahya Fitri Annisa |
Date Deposited: | 26 Jun 2024 14:16 |
Last Modified: | 26 Jun 2024 14:16 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/64627 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |