Rohmah, Silviatur (2009) Batasan melihat wanita dalam peminangan: Perspektif Ibn Hazm. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
03210029.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (438kB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Dalam kehidupan, manusia menginginkan untuk terus dapat melangsungkan keturunan mereka. Maka untuk mencapai tujuan tersebut seseorang akan melangsungkan suatu ikatan yang bernama “perkawinan”. Dalam mengambil suatu keputusan untuk menikah, seseorang tidak serta-merta untuk melangsungkannya. Akan tetapi, biasanya dalam Islam itu disunatkan terlebih dahulu untuk melakukan suatu proses yang sering disebut dengan “nontoni”. Hal ini dianjurkan supaya kedua belah pihak saling mengenal baik fisik maupun pribadi agar di kemudian hari tidak terjadi penipuan dan penyesalan di hati. Peminangan menurut para ulama itu sama, baik dari segi maksud dan tujuannya. Akan tetapi, yang menjadi perbedaan pendapat diantara mereka adalah tentang batasan yang boleh dilihat dari seorang wanita dalam peminangan.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dan mengetahui lebih lanjut tentang batasan melihat wanita dalam peminangan, akan tetapi penulis lebih memfokuskan pada pendapat yang dikemukakan oleh Ibn Hazm yang mengatakan adanya kebolehan melihat seluruh tubuh wanita yang dipinang. Jenis penelitian di sini adalah penelitian normatif karena penulis menggunakan penelitian kepustakaan atau library reseach. Sedangkan data dan sumber data yang dibutuhkan itu berasal dari kitab Al-Muhalla (kitab fiqh) dan kitab al-Ikhkam fi Ushulil Ahkam (kitab ushul fiqh). Karena penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan maka cara mendapatkan data dengan jalan membaca dari berbagai literatur. Sedangkan untuk analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pendapat yang dikemukakan Ibn Hazm yang mengacu pada hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud, beliau mengatakan adanya kebolehan untuk melihat seluruh tubuh wanita tersebut yang dikehendaki. Dalam menafsirkan kalimat ﻩﻮﻋﺪﻳﺎﻣ itu Ibn Hazm masih mengandung makna secara umum yang mengacu pada tubuh secara keseluruhan. Dan metode pendekatan yang digunakan beliau adalah secara dhahiriyah yaitu memaknai sesuatu berdasarkan teks yang tertulis tanpa adanya penafsiran yang keluar dari teks. Beliau memegang erat metode dhahiriyah dalam menafsirkan Al-Qur'an dan hadist. Ibn Hazm juga ternyata mengatakan bahwa yang boleh dilihat hanyalah muka dan kedua telapak tangan, akan tetapi apabila ingin meneliti secara cermat maka boleh untuk menyuruh seorang wanita yang dipercaya untuk melihatnya secara keseluruhan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Yasin, Noer |
Keywords: | batasan melihat wanita; peminangan |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Nada Auliya Sarasawitri |
Date Deposited: | 14 Jun 2024 12:26 |
Last Modified: | 14 Jun 2024 12:26 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/63999 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |