Pewarisan Transplant organ tubuh dalam perspektif Hukum Islam

ABSTRAK

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan semakin banyaknya riset yang dilakukan para pakar transplantasi, semakin banyak ditemukan bagian tubuh manusia yang dapat ditransplantasikan, antara lain sel misalnya sum-sum tulang belakang, jaringan misalnya kornea dan organ misalnya jantung.

Keadaan tersebut, merubah ginjal, jantung dan lainnya yang dahulu tidak berguna (ketika dilepaskan dari tubuh atau ketika seseorang meninggal), menjadi sesuatu yang berguna.

Keadaan demikian, juga dapat merubah pemahaman masyarakat tentang waris yang selama ini terbatas hanya pada uang, perhiasan, rumah, tanah dan lainnya. Karena, dengan semakin berkembangnya riset menjadikan terjadinya perluasan makna dan pemahaman terhadap sesuatu.

Sebagai upaya untuk mendapat jawabannya, dapat dilakukan dengan ijtihad melalui istinbath hukum, karena yang demikian tidak didapati hukumnya dalam nash. Adapun dalam proses penetapan hukum terhadap permasalahan pewarisan transplant organ tubuh ini digunakan manhaj qiyas. Dalam proses tersebut, setelah dianalisis diperoleh data bahwa transplant organ tubuh yang merupakan bagian tubuh manusia, baik yang hidup maupun yang telah meninggal dapat dikategorikan sebagai harta karena memiliki sifat yang serupa dengan sifat yang melekat pada harta yaitu “bersifat benda”. Setelah dikategorikan sebagai harta, maka transplant organ tubuh pun boleh diwarisi oleh ahli waris.