Maymuna, Nira Faridatul (2024) Perlindungan hukum terhadap nasabah atas pembobolan rekening melalui mobile banking. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
200202110041.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (914kB) |
Abstract
ABSTRAK
Di Indonesia, tahun 2021 terjadi kasus pembobolan rekening mencapai 20,6% dan tahun 2022 mencapai 356.786 pembobolan rekening Mobile Banking dengan modus melalui surat undangan pernikahan yang dikirim lewat via Whatsapp yang disebut dengan kejahatan phising. Sehingga perlu adanya perlindungan hukum untuk nasabah yang mengalami kerugian akibat dari pembobolan rekening Mobile Banking tersebut. Fokus masalah dalam penelitian ini bentuk-bentuk pembobolan rekening Mobile Banking dan bentuk-bentuk perlindungan hukum terhadap atas nasabah terhadap pembobolan rekening Mobile Banking.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk pembobolan rekening Mobile Banking di Indonesia dan bentuk-bentuk perlindungan hukum terhadap nasabah yang dirugikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif dengan pendekatan perundang-undangan. Jenis data yang digunakan adalah data primer, sekunder, dan tersier. Sedangkan metode pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan dianalisis secara deduktif. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perlindungan hukum dan perlindungan konsumen.
Diketahui hasil dari penelitian ini ialah terdapat banyak kejahatan pembobolan rekening Mobile Banking seperti, pharming, spoofing, keylogger, phising, dan sniffing. Kejahatan phising sering terjadi di Indonesia, awalnya pelaku melakukan dengan cara menipu korban dengan mengirim link palsu lewat platfrom Whatsapp yang sudah dimanipulatif tujuannya untuk pengambilan data korban. Adapun bentuk-bentuk perlindungan nasabah yang mengalami kerugian terdiri dari dua macam yaitu perlindungan hukum secara preventif dan perlindungan hukum secara represif. Perlindungan hukum secara preventif yaitu yang dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya sengketa. Perlindungan tersebut dapat berupa tindakan pencegahan atau edukasi yang dilakukan oleh pihak pelaku usaha jasa keuangan, pelayanan pengaduan, dan tindakan pengawasan sebagaimana diatur dalam ketentuan UU OJK, POJK tentang Perlindungan konsumen, dan POJK tentang layanan digital bank umum. Selain itu, perlindungan hukum secara represif yang dilakukan untuk menangani sengketa yang sudah terjadi baik melalui penyelesain sengketa di pengadilan atau luar pengadilan. Perlindungan hukum ini berupa sanksi, denda, penjara, atau bahkan hukuman tambahan. Pihak pelaku usaha jasa keuangan wajib pertanggungjawab dari pelayanan pengaduan hingga pengganti kerugian.
ABSTRACT
In Indonesia, in 2021, the number of cases of account breakage reached 20.6% and in 2022, there were 356,786 break-through mobile banking accounts by mail sent via whatsapp called the phishing crime. He said the transaction would be carried out by the finance ministry. The focus of the problems in this study forms the breaking of mobile banking accounts and legal protection forms against customers against mobile banking accounts.
The aim of this study is to know the forms of the Indonesia Mobile Banking account breach and the legal forms of protection against customer. The methods used in this study use a normative type of research with a constitutional approach. The types of data used are secondary, and tertiary. Whereas data collection methods use literature studies and deductive analysis. As for the theory used in this study is the theory of law protection and consumer protection.
It is known that the results of this study are that there are many crimes of breaking into Mobile Banking accounts such as pharming, spoofing, keylogger, phishing, and sniffing. Phishing crimes often occur in Indonesia, initially the perpetrator deceives the victim by sending a fake link via the Whatsapp platform which has been manipulated for the purpose of retrieving the victim's data. The forms of customer protection that experience losses consist of two types, namely preventive legal protection and repressive legal protection. Preventive legal protection is carried out with the aim of preventing disputes from occurring. This protection can be in the form of preventive or educational measures carried out by financial service business actors, complaint services, and supervisory actions as stipulated in the provisions of the OJK Law, POJK concerning consumer protection, and POJK concerning commercial bank digital services. In addition, repressive legal protection is carried out to deal with disputes that have occurred either through dispute resolution in court or out of court. This legal protection is in the form of sanctions, fines, imprisonment, or even additional penalties. Financial service business actors must be responsible from complaint services to compensation.
مستخلص البحث
في إندونيسيا،في عام ٢٠٢١، بلغ عدد حالات اقتحام الحسابات 20.6٪ و في عام ٢٠٢٢، كان هناك ٣٥٦،٧٨٦ حساب مصرفي عبر الهاتف المحمول عن طريق البريد المرسل عبر ما يسمى بجريمة التصيد الاحتيالي. وقال إن وزارة المالية ستنفذ الصفقة. ويشكل تركيز المشاكل في هذه الدراسة كسر الحسابات المصرفية عبر الهاتف المحمول ونماذج الحماية القانونية ضد العملاء من الحسابات المصرفية عبر الهاتف المحمول.
والهدف من هذه الدراسة هو معرفة أشكال خرق الحساب المصرفي عبر الهاتف المحمول في إندونيسيا والأشكال القانونية للحماية من العملاء. الأساليب المستخدمة في هذه الدراسة تستخدم النمط المعياري للبحث مع نهج دستوري. أنواع البيانات المستخدمة هي الثانوية، والثانوية، والثالثة. بينما تستخدم طرق جمع البيانات الدراسات الأدبية والتحليل الاستنتاجي. أما النظرية المستخدمة في هذه الدراسة فهي نظرية حماية القانون وحماية المستهلك.
ومن المعروف أن نتائج هذا البحث أن هناك العديد من جرائم اختراق الحسابات المصرفية عبر الهاتف المحمول مثل الصيدلة والانتحال وتسجيل لوحة المفاتيح والتصيد الاحتيالي والتلصص والتلصص. وغالبًا ما تحدث جرائم التصيد الاحتيالي في إندونيسيا، حيث يقوم الجاني في البداية بخداع الضحية عن طريق إرسال رابط وهمي عبر منصة واتساب تم التلاعب به بغرض استرجاع بيانات الضحية. وتتكون أشكال حماية العملاء الذين يتعرضون للخسائر من نوعين، هما الحماية القانونية الوقائية والحماية القانونية القمعية. يتم تنفيذ الحماية القانونية الوقائية بهدف منع حدوث نزاعات. يمكن أن تكون هذه الحماية في شكل تدابير وقائية أو تثقيفية تقوم بها الجهات الفاعلة في مجال الخدمات المالية، وخدمات الشكاوى، والإجراءات الإشرافية على النحو المنصوص عليه في أحكام قانون OJK، وقانون POJK المتعلق بحماية المستهلك، وقانون POJK المتعلق بالخدمات الرقمية للبنوك التجارية. بالإضافة إلى ذلك، يتم تنفيذ الحماية القانونية القمعية للتعامل مع المنازعات التي حدثت إما من خلال تسوية المنازعات في المحكمة أو خارج المحكمة. وتكون هذه الحماية القانونية في شكل عقوبات أو غرامات أو حبس أو حتى عقوبات إضافية. يجب أن تكون الجهات الفاعلة في مجال الخدمات المالية مسؤولة من خدمات الشكاوى إلى التعويضات
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Susamto, Burhanuddin |
Keywords: | Perlindungan Hukum; Nasabah; Pembobolan Rekening; Mobile Banking; Legal Proctection; Customer; Account Fraud; Mobile Banking; الحماية القانونية؛ عميل؛ الاحتيال في الحساب؛ المصرفية عبر الهاتف المحمول |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180123 Litigation, Adjudication and Dispute Resolution 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1899 Other Law and Legal Studies > 189999 Law and Legal Studies not elsewhere classified |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Bisnis Syariah |
Depositing User: | Nira Faridatul Maymuna |
Date Deposited: | 22 May 2024 09:54 |
Last Modified: | 22 May 2024 09:54 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/63437 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |