Fadhilah, Ahmad (2024) Implikasi penggunaan tanda tangan digital pada Pondok Pesantren Sabilurrosyad dan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien As’adiyah Perspektif Hukum Positif. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
19220178.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) |
Abstract
ABSTRAK
Dalam konteks transaksi ekonomi digital, tanda tangan digital memainkan peran yang sangat penting. Tanda tangan digital digunakan untuk mengotentikasi dan memvalidasi dokumen dan transaksi yang dilakukan secara elektronik. Hal ini memungkinkan bisnis dan individu untuk melakukan transaksi jarak jauh dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi. Meskipun demikian, dalam penggunaannya, terdapat dua jenis tanda tangan digital yang muncul: yang tersertifikasi dan yang tidak tersertifikasi. Tanda tangan digital menjadi sarana efektif untuk otentikasi dan legalitas suatu dokumen secara elektronik. Dalam era teknologi modern, penggunaan tanda tangan digital menjadi semakin umum, termasuk di lembaga pendidikan seperti Pondok Sabilurrosyad dan Pondok Hidayatul Mubtadi’ien As’adiyah (HMA). Dalam konteks inovasi ini, muncul permasalahan mengenai tinjauan hukum penggunaan tanda tangan digital, baik yang tersertifikasi maupun yang tidak tersertifikasi, di dua lembaga tersebut. Pertanyaan mengenai keabsahan dan kekuatan hukum dari tanda tangan digital menjadi sangat relevan untuk dianalisis. Kemudian, perlu diidentifikasi urgensi dan dianalisis risiko yang mungkin timbul akibat penggunaan tanda tangan digital yang dapat membawa implikasi hukum.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penggunaan tanda tangan digital (tersertifikasi dengan yang tidak tersertifikasi) pada Pondok Pesantren Sabilurrosyad dan Pondok Pesantren HMA, kemudian juga untuk mengetahui urgensi tanda tangan digital tersertifikasi dan risiko penggunaan tanda tangan digital tidak tersertifikasi.
Jenis metode penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian empiris dengan menggunakan pendekatan penelitian yuridis sosiologis. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik analisis bahan hukum pada penelitian ini, dilakukan dengan tiga langkah, yaitu: identifikasi fakta, pengelompokkan data, proses pendeskripsian.
Hasil penelitian ini menjawab penggunaan tanda tangan digital pada kedua pondok tersebut yakni menurut UU ITE dan PP No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik masih menggunakan tanda tangan digital tidak tersertifikasi, padahal tanda tangan tersertifkasi lebih berkekuatan hukum dari pada tanda tangan tidak tersertifikasi walaupun sama-sama memiliki kekuatan hukum. Urgensi dari permasalahan ini ialah tanda tangan digital saat disengketakan di peradilan, jadi penggunanya harus lebih berhati-hati dalam memilih jenis tanda tangan digital karena memiliki risiko keabsahannya diragukan.
ABSTRACT
In the context of digital economic transactions, tanda tangan digitals play a very important role. Tanda tangan digitals are used to authenticate and validate documents and transactions conducted electronically. This allows businesses and individuals to conduct remote transactions with great speed and efficiency. However, in use, two types of tanda tangan digitals have emerged: certified and uncertified. Tanda tangan digitals are becoming an effective means for authentication and legality of a document electronically. In the era of modern technology, the use of tanda tangan digitals is becoming increasingly common, including in educational institutions such as Pondok Sabilurrosyad and Pondok Hidayatul Mubtadi'ien As'adiyah. In the context of this innovation, problems arise regarding the legal review of the use of tanda tangan digitals, both certified and uncertified, in these two institutions. The question of the validity and legal power of tanda tangan digitals becomes very relevant to analyze. Then, it is necessary to identify the urgency and analyze the risks that may arise from the use of tanda tangan digitals that can have legal implications.
The purpose of this study was to determine the use of tanda tangan digitals (certified and non-certified) in Sabilurrosyad and HMA huts. As well as knowing the urgency and risks of using tanda tangan digitals that are certified with those that are not certified.
The type of research method in this research is empirical research using a sociological juridical research approach. The types of data used in this research are primary data and secondary data. The technique of analyzing legal materials in this research is carried out in three steps, namely: identification of facts, data grouping, description process.
The results of this study answer the legal review of the use of tanda tangan digitals in the two lodges, namely according to UU ITE and PP No. 82 of 2012 concerning the Implementation of Electronic Systems and Transactions still using uncertified tanda tangan digitals, even though certified signatures are more legally enforceable than uncertified signatures even though they both have legal force. The urgency of this problem is that tanda tangan digitals when disputed in court, so users must be more careful in choosing the type of tanda tangan digital because it has a risk of doubtful validity.
مستخلص البحث
في سياق المعاملات الاقتصادية الرقمية، تلعب التوقيعات الرقمية دورًا مهمًا للغاية. تُستخدم التوقيعات الرقمية للمصادقة والتحقق من صحة المستندات والمعاملات التي تتم إلكترونيًا. يتيح ذلك للشركات والأفراد إجراء المعاملات عن بعد بسرعة وكفاءة كبيرة. ومع ذلك، عند الاستخدام، يظهر نوعان من التوقيعات الرقمية: المعتمدة وغير المعتمدة. تعد التوقيعات الرقمية وسيلة فعالة لتوثيق الوثيقة وإضفاء الصفة القانونية عليها إلكترونيًا. في عصر التكنولوجيا الحديثة، أصبح استخدام التوقيعات الرقمية شائعًا بشكل متزايد، بما في ذلك في المؤسسات التعليمية مثل سبيل الرشاد و هداية المبتدئين الأسعديّة في سياق هذا الابتكار، ظهرت مشاكل فيما يتعلق بالمراجعة القانونية لاستخدام التوقيعات الرقمية، المعتمدة وغير المعتمدة، في هاتين المؤسستين. تصبح مسألة صحة التوقيعات الرقمية وقوتها القانونية وثيقة الصلة بالتحليل. ومن ثم، من الضروري تحديد مدى إلحاح الأمر وتحليل المخاطر التي قد تنشأ نتيجة لاستخدام التوقيعات الرقمية والتي قد تكون لها آثار قانونية.
الهدف من هذا البحث هو تحديد استخدام التوقيعات الرقمية (المعتمدة وغير المعتمدة) في كوخ سبيل الرشاد و هداية المبتدئين الأسعديّة . وكذلك معرفة مدى إلحاح ومخاطر استخدام التوقيعات الرقمية المعتمدة وغير المعتمدة
ونوع منهج البحث في هذا البحث هو البحث التجريبي باستخدام منهج البحث القانوني الاجتماعي. أنواع البيانات المستخدمة في هذا البحث هي البيانات الأولية والبيانات الثانوية.وقد تم أسلوب تحليل المادة القانونية في هذا البحث في ثلاث خطوات وهي:تحديد الحقائق، تجميع البيانات، عملية الوصف. تجيب نتائج هذا البحث على المراجعة القانونية لاستخدام التوقيعات الرقمية في الكوخين، وتحديدا وفقا لـ PP رقم 11. ولا يزال القانون رقم 82 لسنة 2012 بشأن تنفيذ الأنظمة والمعاملات الإلكترونية يستخدم التوقيعات الرقمية غير المعتمدة، على الرغم من أن التوقيعات المعتمدة لها قوة قانونية أكبر من التوقيعات غير المعتمدة على الرغم من أن لكل منهما قوة قانونية. تكمن خطورة هذه المشكلة في أن التوقيعات الرقمية متنازع عليها في المحكمة، لذا يجب على المستخدمين أن يكونوا أكثر حذراً في اختيار نوع التوقيع الرقمي لأن هناك خطر التشكيك في صحته.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Musataklima, Musataklima |
Keywords: | Tanda Tangan Digital; Tinjauan Hukum; Urgensi; Digital Signature; Legal Review; Urgency;التوقيعات الرقمية; المراجعة القانونية; الاستعجال |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180105 Commercial and Contract Law |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Bisnis Syariah |
Depositing User: | Ahmad Fadhilah |
Date Deposited: | 27 May 2024 10:05 |
Last Modified: | 27 May 2024 10:05 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/63414 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |